Kamis, 07 Juli 2022

B20 KELOMPOK 3 (RUMAH SAKIT YANG RESPONSIF)

 

RUMAH SAKIT YANG RESPONSIF

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah                                      : Administrasi Rumah Sakit

Dosen Pengampuh                            : Hj. Afriyana Amelia Nuryadin, S.KM., M.Kes

Penanggung Jawab Mata Kuliah      : Cherlly Junyta Marlissa

 

A picture containing text, room, gambling house

Description automatically generated

 

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

David Jackson

Hesty Kusnaeda (202001066)

Iska (202001067)

Musdalifah (202001075)

Nur Astuti Asis (202001078)

Nurfahira (202001080) (KETUA)

Rosdiana (202001084)

Wina Indriyani (202001092)

Yuspin Sambomalilin (202001095)

 

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONI

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

LATAR BELAKANG

      Rumah sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dari kata dalam bahasa latin hospitalis yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu bermakna menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah lembaga yang bersifat kedermawanan, untuk merawat pengungsi atau memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang beruntung (miskin) berusia lanjut, cacat, atau para pemuda (Schulz R. and Johnson A.C ; 1976).

Sedangkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit menyebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitais) dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit yang berorientasi pemasaran akan menjadi rumah sakit yang responsif. Yaitu rumah sakit yang melakukan segala daya upaya untuk mengenali, melayani, dan memuaskan kebutuhan dan keinginan klien / pasien dan publiknya dengan anggaran yang tersedia.

Rumah sakit yang responsif tidak dijamin bebas dari masalah. Di dalam masyarakat yang dinamis, selalu terjadi secara terus-menerus perubahan penduduk, ekonomi, teknologi, politik, dan sosial. Klien / pasien baru selalu muncul dengan kebutuhan dan keinginan yang berbeda, pesaing baru bertumbuhan, niali-nilai sosial berubah, peraturan baru diundangkan, dan secara radikal muncul teknologi baru. Rumah sakit yang bertahan dalam bisnisnya yang lama cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh para klien/pasiennya. Bertahan hidupnya sebuah rumah sakit tidak ditentukan hanya oleh efisiensi tetapi juga oleh kemampuannya beradaptasi.

RUMUSAN MASALAH

1.      Apa Visi dan Misi Rumah Sakit

2.      Bagaimana Proses Tukar Menukar

3.      Bagaimana Publik dan Citra Rumah Sakit

4.      Bagaimana Kepuasan Klien / Pasien

TUJUAN MASALAH

1.      Untuk Mengetahui Visi dan Misi Rumah Sakit

2.      Untuk Mengetahui Proses Tukar Menukar

3.      Untuk Mengetahui Publik dan Citra Rumah Sakit

4.      Untuk Mengetahui Kepuasan Klien / Pasien

 

A.    Visi dan Misi Rumah Sakit

Visi sangat berpengaruh pada masa depan yang bersifat “menghentak”, “berani”, atau ambisius dalam arti berupa lompatan kuantum, penuh vitalitas dan semangat serta mendorong munculnya komitmen, tetapi juga realisitis atau dapat dicapai. Yang tidak kalah penting, rumusan visi harus pula mudah dimengerti dan dipahamu (Bennis & Mische, 1995).

Misi berupa rumusan tentang bisnis yang digeluti oleh organisasi atau fungsi-fungsi yang akan dijalankan oleh organisasi tersebut dalam tatanan masyarakat (Lowenthal, 1994).  Misi harus mampu menggerakan atau memotivasi, dalam arti para pemangku kepentingan (karyawan, pemilik rumah sakit, dan kelompok lain yang menaruh perhatian) harus merasa sebagai anggota-anggota yang baik dari suatu rumah sakit yang baik. Misalnya rumah sakit yang dalam rumusan misalnya mencakup “membantu keluarga-keluarga miskin” akan mengundang banyak dukungan ketimbang sekedar “menyehatkan masyarakat”.

B.    Proses Tukar Menukar

Proses tukar menular pada hakikatnya dibentuk oleh empat kondisi :

1.      Terdapat paling sedikit dua pihak, dalam situasi yang paling sederhana terdapat 2 pihak. Jika pihak pertama lebih aktif dalam mengupayakan pertukaran, maka pihak itu disebut pemasar dan pihak kedua disebut sasaran.

2.      Masing-masing dapat menawarkan sesuatu yang dianggap berharga oleh pihak lain, jika salah satu dari keduanya tidak memiliki sesuatu yang dianggap berharga dari pihak lain, maka pertukaran tidak akan terjadi. Olrh karena itu, masing-masing harus mempertimbangkan apa yang sekiranya berharga bagi pihak lain.

3.      Masing-masing mampu melakukan komunikasi dan menyampaikan apa yang hendak dipertukarkan, masing-masing pihak harus menjamin bahwa pertukaran akan memuaskan kedua belah pihak. Selain itu, masing-masing juga harus menemukan cara bagaimana menyiapkan sesuatu yang akan dipertukarkan.

4.      Masing-masing bebas untuk menerima atau menolak apa yang akan ditawarkan, tukar menukar dilandasi pengertian bahwa kedua belah pihak melakukannya secara sukarela dan tidak ada paksaan. Oleh karena itu, bila dirasa imbalan yang di dapat tidak akan memuaskan, mereka bebas untuk menolaknya dan demikian sebaliknya.

C.    Publik dan Citra Rumah Sakit

Publik adalah suatu kelompok tertentu orang atau organisasi yang memiliki kepentingan nyata atau potensial atau dampak terhadap rumah sakit. Publik muncul oleh karena kebijakan dan kegiatan-kegiatan suatu rumah sakit dapat mengundang dukungan atau kritik dari kelompok-kelompok diluar rumah sakit. Sebuah rumah sakit yang responsif menaruh perhatian besar terhadap bagaimana publiknya memandang dia dan pelayanannya. Responsif dari publik inilah yang dinamakan citra (image), yang tidak selalu harus sama dengan kenyataan. Publik yang menangkap citra negatif dari rumah sakit tadi akan menghindari, mengabaikan, atau bahkan menghina rumah sakit tersebut. Sedangkan publik yang menangkap citra positif tentu akan menyukai rumah sakit tersebut.

Citra dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari keyakinan, pemikiran, dan kesan yan ditangkap seseorang dari suatu objek. Citra lebih dari sekedar keyakinan. Citra adalah kombinasi dari keyakinan dengan pemikiran dan kesan yang ditangkap seseorang. Oleh karena itu, hasil tangkapan ini bisa berbeda antara satu orang/kelompok dengan orang/kelompok lain. Banyak beranggapan bahwa citra rumah sakit sangat memengaruhi perilaku konsumen terhadap rumah sakit. Artinya hubungan yang erat antara citra rumah sakit perilaku konsumen. Padahan sesungguhnya hubungan itu tidaklah erat. Citra hanyalah salah satu komponen yang membentu sikap seseorang. Namun, citra adalah sesuatu yang sangat penting karena dibentuk dari perbuatan yang dilakukan rumah sakit dan komunikasi tentang perbuatan.

D.    Kepuasan Klien / Pasien

Terdapat empat cara yang dapat dilakukan rumah sakit untuk mengukur kepuasan klien/pasien yaitu :

1.      Melihat indikator hasil pelayanan, banyak rumah sakit mengukur kepuasan klien/pasien dengan menghitung BOR, LOS, dan TOL. Ukuran ini merupakan ukuran yang tidak langsung (indirect), dan sebenarnya tidak cukup. Dalam situasi ini tidak ada pesaing, ukuran ini tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya, karena klien/pasien tidak memiliki pihak lain.

2.      Menampung keluhan dan saran, banyak cara dapat dilakukan dalam hal ini. Misalnya dengan menyediakan kotak saran, membagikan formulir tanggapan/komentar kepada klien/pasien tertentu, membentuk unit / tim pengaduan, membentuk komite pengawas perawat, dll.

3.      Menyelenggarakan panel pasien/klien, membentuk kelompok kecil klien/pasien untuk membahas hal-hal yang sudah baik dan kekurangan-kekurangan dari rumah sakit guna disampaikan kepada rumah sakit. Kelompok ini berganti-ganti dari waktu ke waktu.

4.      Menyelenggarakan survei kepuasan pasien/klien, cara ini merupakan pelengkap bagi cara-cara lain tersebut. Cara ni dapat dilakukan sendiri oleh rumah sakit atau diborongkan kepada organisasi lain.

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM KESEHATAN

A.    Pak David (202001061) “Program Kesehatan Obesitas”

a.      Pengertian Obesitas, obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu yang lama. (WHO 2000)

b.      Faktor Risiko Obesitas, faktor genetik atau faktor keturunan, usia, lingkungan, pola makan yang tidak sehat, jarang bergerak atau berolahraga, penyakit dan obat-obatan tertentu seperti stres, psikis dan perkembangan.

c.      Obesitas menajdi pencetus berbagai penyakit seperti jantung koroner, diabetes melitus, stroke, gangguan tidur, kanker tipe tertentu, dll.

d.      Jumlah kasus obesitas di indonesia semakain meningkat berdasarkan data pada tahun 2019 sebanyak 15,4% mengalami obesitas, sementara pada anak 5-12 tahun sebanyak 18,8% kelebihan berat badan dan 10,8% mengalami obesitas. Dan berdasarkan data tahun 2022 prevelensi obesitas di indonesia pada usia 18 tahun ke atas sekitar 21,8%.

e.      Pengobatan :

1.      Mengatur dier, makin gemuk seseoarang maka makin mudah merasakan lapar, karena berpengaruh lada zat/hormon yang terdapat dalam sel-sel lemak

2.      Pola hidup sehar, selain mengatur diet biasakan juga untuk selalu menimbang berat badan untuk mengevaluasi usaha untuk diet, begitupula dengan berolahraga, kalori memang dibutuhkan oleh tubuh namun dengan porsi yang cukup

3.      Terapi kedokteran, seperti yang diketahui saat ini banyak kalangan orang menawarkan obat untuk langsing, namun sebaiknya sebelum kita mengkomsumsi obat tersebut wajib konsultasi dari dokter ataupun apoteker

4.      Memberikan motivasi, sebelum seseorang memulai program dietnya, pertama yang harus di ubah ialah pola pikir dari seseorang yang gemuk/obesitas.

B.    Hesty Kusnaeda (202001066) “Program Kesehatan K3 Rumah Sakit”

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan tenaga kerja, pekerjaan dan lingkungan kerja, yang meliputi segala upaya untuk mencegah dan menanggulangi segala sakit dan kecelakaan akibat kerja.

Bahaya Yang Dihadapi Dalam Rumah Sakit Atau Instansi Kesehatan Dalam pekerjaan sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik , peralatan listrik maupun peralatan kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam rumah sakit atau instansi kesehatan dapat digolongkan dalam :

1.      Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak (obat-obatan)

2.      Bahan beracun, korosif dan kaustik

3.      Bahaya radiasi

4.      Luka bakar

5.      Syok akibat aliran listrik

6.      Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam

7.      Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit

Keadaan Darurat di RS

Keadaan darurat adalah setiap kejadian yang dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran operasi/kegiatan di lingkungan RS

Jenisnya :

Kebakaran

Kecelakaan , contoh : terpeleset dan tertusuk benda tajam

Gangguan tenaga, contoh : gangguan listrik, air, dll

Ganggua keamanan, contoh : huru-hara, demonstrasi, pencurian

Bencana alam, contoh : gempa bumi, angin topan, banjir, dll

Keadaan darurat di ruangan, ruang bedah, ICCU< contoh : gagal jantung, gagal napas

Pemantauan Lingkungan Kerja

Laporan pemantauan lingkungan kerja dilakukan

1.      Penyehatan lingkungan rumah sakit dilakukan setiap triwulan secara berjenjang

2.      Pemantauan kualitas udara ruang minimal 2 kali dalam setahun

3.      Pemantauan bahan makanan dilakukan minimal 1 kali setiap bulan diambil sampel untuk konfirmasi laboraturium

4.      Tenaga kerja dipewriksa kesehatannya 1 kali setahun

5.      Pemeriksaan air minum dan air bersih dilakukan  2 kali setahun

6.      Perbaikan tangga ( dilengkapi karet anti terpelesetr), ram, pintu dan tangga darurat

7.      Penyempurnaan pengolahan limbah

8.      Pemasangan detektor asap

9.      Pemasangan alat komunikasi

10.  Perbaikan dan penyempurnaan vertilasi dan pencahayaan

Tahap Pelaksanaan

Program K3-RS

Pelaksanaan kesehatan kerja bagi karyawanb ( prakerja, berkala, khusus )

Upaya pengamanan pasien, pengunjung dan petugas

Peningkatan kesehatan lingkungan

Sanitasi lingkungan RS

Pengelolaan dan pengolahan limbah padat, cair, gas

Pencegahan dan penanggulangan bencana (Disaster program)

Pengelolaan jasa, bahan dan barang berbahaya

Pendidikan dan pelatihan K3

Sertifikasi dan kalibrasi sarana, prasarana, dan peralatan RS

Pengumpulan, pengolahan dan pelaporan K3

Tujuan SM-K3RS

Menciptakan suatu sistem kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit dengan melibatkan unsur manajemen, karyawan, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

C.    Iska (202001067) “Program Kesehatan Vaksinasi dan Imunisasi”

Apa itu vaksin dan imunisasi ?

Imunisasi adalah proses memberikan sesuatu zat (Vaksin) untuk menjadi imun bagi tubuh, sedangkan vaksin adalah produk biologis yang berasal dari virus, bakteri atau kombinasi keduanya yang di lemahkan.

Imunisasi di atur pemerintah dalam UU No. 36 Tahun 2009 pasa 130 “pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap setiap bayi dan anak”. Pasal 123 “setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai ketentuan berlaku, untuk mencegah infeksi penyakit tertentu dapat di hindari dengan imunisasi.

Manfaat Vaksin dan Imunisasi

Vaksin diberikan untuk merangsang munculnya kekebalan tubuh yang dapat mencegah infeksi penyakit tertentu dari dalam tubuh, sedangkan imunisasi diberikan perlindungan  kekebalan terhadap penyakiy sexara spesifik sesau dengan vaksin yang diberikan.

D.    Musdalifah (202001075) “Program Kesehatan Covid 19

 

Apa itu Covid-19 ?

Covid-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Covid-19 bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai dari lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak dan bayi, sampai ibu hamil dan ibu menyusui.

Adapun cara yang perlu diperhatikan dalam mencegah Covid-19 :

1. Selalu menggunakan masker. Manfaat penggunaan masker yang benar bisa melindungi diri sendiri dan juga orang lain dari penyebaran virus corona yang bisa terjadi melalui udara.”

2.Mencuci tangan setelah Memegang benda.                                                                       Cara yang paling efektif untuk mencegah penularan virus tersebut adalah dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun.

3. Jangan lupa melakukan vaksinasi. 

vaksinasi Covid-19 dapat mencegah seseorang terkena virus corona juga dapat mencegah tubuh dari potensi hadirnya komplikasi serius bagi

seseorang yang tertular Covid-19.

 

4. Mengkonsumsi gizi seimbang. Tujuannya agar kesehatan tubuh terjaga, dan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari berjalan optimal. 

5. istirahat yang cukup. seseorang setidaknya membutuhkan waktu untuk tidur selama kurang lebih 7-9 jam dalam sehari sehingga imun tubuh meningkat.

6. menjaga jarak dengan orang lain. menjaga jarak antar manusia dengan cara tinggal di rumah, merupakan upaya dalam menghentikan penyebaran virus corona.

7. segera mandi dan ganti baju setelah sampai rumah.                                                                  Hal ini penting untuk menghindari masuknya infeksi COVID-19 ke dalam rumah.

E.    Nur Astuti Asis (202001078) “Program Kesehatan Pentingnya Penggunaan APD”

Dengan menggunakan APD lengkap tersebut, risiko penularan infeksi di kalangan nakes akan sangat berkurang, walaupun tidak sepenuhnya hilang. Pemilihan jenis APD sebaiknya disesuaikan dengan tipe paparan (aerosol, percikan darah atau cairan tubuh, bersentuhan dengan pasien atau jaringan tubuh), jenis prosedur atau aktivitas yang dikerjakan, serta ukuran yang sesuai dengan pengguna.

1.      Masker

Inilah jenis masker medis yang paling disarankan untuk menghalau penularan virus corona.Kemampuan ini sangat dibutuhkan tim medis yang kerap berhadapan dengan virus yang mampu bertahan di udara secara singkat akibat cipratan dari pasien atau aerosol, seperti corona virus.

2.      Pelindung mata

Atribut pelindung mata berguna untuk melindungi mata dari  kontaminasi patogen berupa droplet, percikan darah, atau cairan tubuh pasien. APD untuk bagian mata bisa menggunakan goggle atau face.

3.      Sarung tangan

Sarung tangan mencegah kontak kulit tangan dengan darah, cairan tubuh, droplet, jaringan tubuh, dan benda-benda yang terkontaminasi patogen.Panjang sarung tangan sebaiknya melewati pergelangan tangan.

4.      Penutup kepala

berguna memproteksi bagian kepala para petugas medis agar tidak terpapar virus maupun bakteri ketika berinteraksi dengan pasien.

5.      Gaun medis

penggunaan jubah (gown) memberikan perlindungan terhadap kontaminasi lebih baik dibandingkan apron Prinsip baju pelindung adalah harus sekali pakai/disposable, panjang hingga pertengahan betis.

6.      Sepatu

Untuk bagian kaki, alat pelindung diri yang digunakan berupa sepatu boot dari bahan karet atau bahan tahan air lainnya yang bisa ditambah dengan penggunaan boot cover di bagian luarnya.

F.     Nurfahira (202001080) “Program Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sebuah upaya untuk menularkan mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok, ataupun masyarakat luas dengan jalur komunikasi sebagai media berbagai informasi . PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

 

Tujuan utama dari PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui pengetahuan yang menjadi awal dari kontribusi dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat.

 

Dalam tatanan rumah tangga, PHBS juga mencakup pemberian ASI eksklusif, melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan (bidan atau dokter), menjalani imunisasi sesuai jadwal, serta memeriksakan tumbuh kembang bayi dan anak di klinik, puskesmas, atau posyandu secara rutin hingga anak berusia 6 tahun. Menjaga kebersihan dapur juga termasuk salah satu poin penting dari PHBS.

 

Adapun manfaat dari PHBS ini ialah :

1. Mencegah penyakit infeksi, Dengan membiasakan diri hidup bersih dan sehat, kita akan terhindar dari berbagai virus, bakteri, jamur, dan parasit penyebab penyakit infeksi

2. Mendukung produktivitas, Badan yang sehat dan lingkungan yang bersih akan mendukung kelancaran proses belajar mengajar, bekerja, dan kegiatan lainnya

3. Mendukung tumbuh kembang anak, Dengan kebersihan yang terjaga, anak-anak akan terlindungi dari kuman penyebab penyakit. Hal ini dapat menjadi faktor penting guna mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak sejak usia dini

4. Melestarikan kebersihan dan keindahan lingkungan, Lingkungan yang bersih, asri, dan hijau pastinya akan lebih nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat perlu menerapkan kebiasaan PHBS untuk menjaga kebersihan lingkungannya.

 

Nah terdapat lima indikator PHBS tingkatan rumah tangga :

1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis

2. Menimbang bayi dan balita secara berkala

3. Cuci tangan dengan air dan sabun bersih

4. Memberantas jentik nyamuk

5. Melakukan aktivitas fisik

6. Memberi bayi ASI eksklusif

7. Menggunakan air bersih

8. Menggunakan jamban sehat

9. Konsumsi makanan sehat

10. Tidak merokok di dalam rumah

G.   Rosdiana (202001084) “Program Kesehatan Vaksinisasi Covid-19”

Apa si vaksin itu??

 vaksin merupakan produk biologi yang berisi Antigen(mikroorganisme)yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh (Herd immunity). sedangkan Vaksinasi  merupakan pemberian vaksin untuk membentuk atau meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap suatu penyakit. Vaksinasi covid-19 merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menangani covid-19.

Manfaat Vaksinasi:

1.      Menciptakan Kekebalan tubuh(Herd Imminity)

2.      Untuk melindungi kesehatan Masyarakat.

3.      menurunkan angka penularan dan Kematian akibat covid-19

4.      Memberikan Perlindungan agar tidak tertular atau sakit berat akibat kau fit 19 dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh dengan pemberian vaksin

Yuk kenali cara kerja vaksin !!

1.      yang pertama vaksin produk biologis diberikan ke seseorang untuk melindungi diri dari penyakit covid-19

2.      tingkat sistem kekebalan Tubuh Melawan Infeksi secara Efisien .mengaktifkan respon tubuh terhadap penyakit covid-19

3.      pengingat tubuh Melindungi diri jika kemudian hari terserang virus

H.   wina Indriyani (202001092) “ Program Kesehatan Stunting”

Defenisi Stunting?

masyarakat perlu memahami faktor apa saja yang menyebabkan stunting. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

 

Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.

 

Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.

 

Untuk mencegahnya, perbanyak makan makanan bergizi yang berasal dari buah dan sayur lokal sejak dalam kandungan. Kemudian diperlukan pula kecukupan gizi remaja perempuan agar ketika dia mengandung ketika dewasa tidak kekurangan gizi. Selain itu butuh perhatian pada lingkungan untuk menciptakan akses sanitasi dan air bersih.

I.       Yuspin Sambomalilin “Program Kesehatan Mari Mengenal Dan Mencegah ISPA “

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Adalah infeksi yang dapat mengganggu pernapasan normal. Penyakit ini dapat memengaruhi hanya sistem pernapasan bagian atas atau hanya sistem pernapasan bagian bawah.

Beberapa Cara Mencegah ISPA:

- Jaga Rumah Tetap Bersih

- Hindari Area Kontruksi Bangunan

- Jauhkan Anggota Keluarga Dari Polusi Udara

- Jauhkan Dari Beberapa Asap Menggangu.Termasuk Asap Rokok

- Pastikan Mereka Tidur dan Istrahat Cukup

- Perbanyak Konsumsi Makanan Bervitamin termasuk Vit.C

- Pastikan Tidak Kekurangan Cairan Untuk Menjaga Metabolisme Tubuh

Adapun Gelaja dari ISPA :

- Sulit bernapas

- Batuk

- Lemah

- Sakit tenggorokan

- Demam

- Pusing

Apabila Ada Anggota Keluarga Yang Mengalami Salah Satu Gejala Diatas Segera Lakukan Pertolongan Pertama.

 

 

 

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

D20 KELOMPOK 5 (KONSEP DASAR OUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS)

  PAPER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT “KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS” DOSEN PENGAMPUH : HJ. AFRIYANA AMELIA NURYADIN, S.KM....