RUMAH
SAKIT YANG RESPONSIF
Disusun
untuk memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Administrasi Rumah
Sakit
Dosen
Pengampuh : Hj. Afriyana Amelia Nuryadin, S.KM., M.Kes
Penanggung
Jawab Mata Kuliah : Cherlly Junyta
Marlissa
Disusun
Oleh :
KELOMPOK 3
David Jackson
Hesty Kusnaeda
(202001066)
Iska (202001067)
Musdalifah
(202001075)
Nur Astuti Asis
(202001078)
Nurfahira
(202001080) (KETUA)
Rosdiana
(202001084)
Wina Indriyani
(202001092)
Yuspin
Sambomalilin (202001095)
PROGRAM
STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
INSTITUT
ILMU KESEHATAN PELAMONI
TAHUN
PELAJARAN 2022/2023
LATAR
BELAKANG
Rumah sakit dalam bahasa inggris disebut hospital.
Kata hospital berasal dari kata dalam bahasa latin hospitalis yang
berarti tamu. Secara lebih luas kata itu bermakna menjamu para tamu. Memang
menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah lembaga yang
bersifat kedermawanan, untuk merawat pengungsi atau memberikan pendidikan bagi
orang-orang yang kurang beruntung (miskin) berusia lanjut, cacat, atau para pemuda
(Schulz R. and Johnson A.C ; 1976).
Sedangkan
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit menyebutkan bahwa rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna (meliputi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitais) dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
Rumah
sakit yang berorientasi pemasaran akan menjadi rumah sakit yang responsif.
Yaitu rumah sakit yang melakukan segala daya upaya untuk mengenali, melayani,
dan memuaskan kebutuhan dan keinginan klien / pasien dan publiknya dengan
anggaran yang tersedia.
Rumah
sakit yang responsif tidak dijamin bebas dari masalah. Di dalam masyarakat yang
dinamis, selalu terjadi secara terus-menerus perubahan penduduk, ekonomi,
teknologi, politik, dan sosial. Klien / pasien baru selalu muncul dengan
kebutuhan dan keinginan yang berbeda, pesaing baru bertumbuhan, niali-nilai
sosial berubah, peraturan baru diundangkan, dan secara radikal muncul teknologi
baru. Rumah sakit yang bertahan dalam bisnisnya yang lama cepat atau lambat
akan ditinggalkan oleh para klien/pasiennya. Bertahan hidupnya sebuah rumah
sakit tidak ditentukan hanya oleh efisiensi tetapi juga oleh kemampuannya
beradaptasi.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
Visi dan Misi Rumah Sakit
2. Bagaimana
Proses Tukar Menukar
3. Bagaimana
Publik dan Citra Rumah Sakit
4. Bagaimana
Kepuasan Klien / Pasien
TUJUAN
MASALAH
1. Untuk
Mengetahui Visi dan Misi Rumah Sakit
2. Untuk
Mengetahui Proses Tukar Menukar
3. Untuk
Mengetahui Publik dan Citra Rumah Sakit
4. Untuk
Mengetahui Kepuasan Klien / Pasien
A. Visi
dan Misi Rumah Sakit
Visi sangat berpengaruh pada masa depan
yang bersifat “menghentak”, “berani”, atau ambisius dalam arti berupa lompatan
kuantum, penuh vitalitas dan semangat serta mendorong munculnya komitmen,
tetapi juga realisitis atau dapat dicapai. Yang tidak kalah penting, rumusan
visi harus pula mudah dimengerti dan dipahamu (Bennis & Mische, 1995).
Misi berupa rumusan tentang bisnis yang
digeluti oleh organisasi atau fungsi-fungsi yang akan dijalankan oleh
organisasi tersebut dalam tatanan masyarakat (Lowenthal, 1994). Misi harus mampu menggerakan atau memotivasi,
dalam arti para pemangku kepentingan (karyawan, pemilik rumah sakit, dan
kelompok lain yang menaruh perhatian) harus merasa sebagai anggota-anggota yang
baik dari suatu rumah sakit yang baik. Misalnya rumah sakit yang dalam rumusan
misalnya mencakup “membantu keluarga-keluarga miskin” akan mengundang banyak
dukungan ketimbang sekedar “menyehatkan masyarakat”.
B. Proses
Tukar Menukar
Proses
tukar menular pada hakikatnya dibentuk oleh empat kondisi :
1. Terdapat
paling sedikit dua pihak, dalam situasi yang
paling sederhana terdapat 2 pihak. Jika pihak pertama lebih aktif dalam
mengupayakan pertukaran, maka pihak itu disebut pemasar dan pihak kedua disebut
sasaran.
2. Masing-masing
dapat menawarkan sesuatu yang dianggap berharga oleh pihak lain, jika
salah satu dari keduanya tidak memiliki sesuatu yang dianggap berharga dari
pihak lain, maka pertukaran tidak akan terjadi. Olrh karena itu, masing-masing
harus mempertimbangkan apa yang sekiranya berharga bagi pihak lain.
3. Masing-masing
mampu melakukan komunikasi dan menyampaikan apa yang hendak dipertukarkan,
masing-masing pihak harus menjamin bahwa pertukaran akan memuaskan kedua belah
pihak. Selain itu, masing-masing juga harus menemukan cara bagaimana menyiapkan
sesuatu yang akan dipertukarkan.
4. Masing-masing
bebas untuk menerima atau menolak apa yang akan ditawarkan, tukar menukar
dilandasi pengertian bahwa kedua belah pihak melakukannya secara sukarela dan
tidak ada paksaan. Oleh karena itu, bila dirasa imbalan yang di dapat tidak
akan memuaskan, mereka bebas untuk menolaknya dan demikian sebaliknya.
C. Publik
dan Citra Rumah Sakit
Publik adalah suatu kelompok tertentu
orang atau organisasi yang memiliki kepentingan nyata atau potensial atau
dampak terhadap rumah sakit. Publik muncul oleh karena kebijakan dan
kegiatan-kegiatan suatu rumah sakit dapat mengundang dukungan atau kritik dari
kelompok-kelompok diluar rumah sakit. Sebuah rumah sakit yang responsif menaruh
perhatian besar terhadap bagaimana publiknya memandang dia dan pelayanannya.
Responsif dari publik inilah yang dinamakan citra (image), yang tidak
selalu harus sama dengan kenyataan. Publik yang menangkap citra negatif dari
rumah sakit tadi akan menghindari, mengabaikan, atau bahkan menghina rumah
sakit tersebut. Sedangkan publik yang menangkap citra positif tentu akan
menyukai rumah sakit tersebut.
Citra
dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari keyakinan, pemikiran, dan kesan yan
ditangkap seseorang dari suatu objek. Citra lebih dari sekedar keyakinan. Citra
adalah kombinasi dari keyakinan dengan pemikiran dan kesan yang ditangkap
seseorang. Oleh karena itu, hasil tangkapan ini bisa berbeda antara satu
orang/kelompok dengan orang/kelompok lain. Banyak beranggapan bahwa citra rumah
sakit sangat memengaruhi perilaku konsumen terhadap rumah sakit. Artinya
hubungan yang erat antara citra rumah sakit perilaku konsumen. Padahan
sesungguhnya hubungan itu tidaklah erat. Citra hanyalah salah satu komponen
yang membentu sikap seseorang. Namun, citra adalah sesuatu yang sangat penting
karena dibentuk dari perbuatan yang dilakukan rumah sakit dan komunikasi
tentang perbuatan.
D. Kepuasan
Klien / Pasien
Terdapat
empat cara yang dapat dilakukan rumah sakit untuk mengukur kepuasan
klien/pasien yaitu :
1. Melihat
indikator hasil pelayanan, banyak rumah sakit
mengukur kepuasan klien/pasien dengan menghitung BOR, LOS, dan TOL. Ukuran ini
merupakan ukuran yang tidak langsung (indirect), dan sebenarnya tidak
cukup. Dalam situasi ini tidak ada pesaing, ukuran ini tidak mencerminkan
keadaan sesungguhnya, karena klien/pasien tidak memiliki pihak lain.
2. Menampung
keluhan dan saran, banyak cara dapat
dilakukan dalam hal ini. Misalnya dengan menyediakan kotak saran, membagikan
formulir tanggapan/komentar kepada klien/pasien tertentu, membentuk unit / tim
pengaduan, membentuk komite pengawas perawat, dll.
3. Menyelenggarakan
panel pasien/klien, membentuk kelompok kecil
klien/pasien untuk membahas hal-hal yang sudah baik dan kekurangan-kekurangan
dari rumah sakit guna disampaikan kepada rumah sakit. Kelompok ini
berganti-ganti dari waktu ke waktu.
4. Menyelenggarakan
survei kepuasan pasien/klien, cara ini merupakan
pelengkap bagi cara-cara lain tersebut. Cara ni dapat dilakukan sendiri oleh
rumah sakit atau diborongkan kepada organisasi lain.
PROGRAM
KESEHATAN
A. Pak
David (202001061) “Program Kesehatan Obesitas”
a. Pengertian
Obesitas, obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu yang
lama. (WHO 2000)
b. Faktor
Risiko Obesitas, faktor genetik atau faktor keturunan, usia, lingkungan, pola
makan yang tidak sehat, jarang bergerak atau berolahraga, penyakit dan
obat-obatan tertentu seperti stres, psikis dan perkembangan.
c. Obesitas
menajdi pencetus berbagai penyakit seperti jantung koroner, diabetes melitus,
stroke, gangguan tidur, kanker tipe tertentu, dll.
d. Jumlah
kasus obesitas di indonesia semakain meningkat berdasarkan data pada tahun 2019
sebanyak 15,4% mengalami obesitas, sementara pada anak 5-12 tahun sebanyak
18,8% kelebihan berat badan dan 10,8% mengalami obesitas. Dan berdasarkan data
tahun 2022 prevelensi obesitas di indonesia pada usia 18 tahun ke atas sekitar
21,8%.
e. Pengobatan
:
1. Mengatur
dier, makin gemuk seseoarang maka makin mudah merasakan lapar, karena
berpengaruh lada zat/hormon yang terdapat dalam sel-sel lemak
2. Pola
hidup sehar, selain mengatur diet biasakan juga untuk selalu menimbang berat
badan untuk mengevaluasi usaha untuk diet, begitupula dengan berolahraga,
kalori memang dibutuhkan oleh tubuh namun dengan porsi yang cukup
3. Terapi
kedokteran, seperti yang diketahui saat ini banyak kalangan orang menawarkan
obat untuk langsing, namun sebaiknya sebelum kita mengkomsumsi obat tersebut
wajib konsultasi dari dokter ataupun apoteker
4. Memberikan
motivasi, sebelum seseorang memulai program dietnya, pertama yang harus di ubah
ialah pola pikir dari seseorang yang gemuk/obesitas.
B. Hesty
Kusnaeda (202001066) “Program Kesehatan K3 Rumah Sakit”
Kesehatan
dan Keselamatan Kerja adalah kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan
tenaga kerja, pekerjaan dan lingkungan kerja, yang meliputi segala upaya untuk
mencegah dan menanggulangi segala sakit dan kecelakaan akibat kerja.
Bahaya
Yang Dihadapi Dalam Rumah Sakit Atau Instansi Kesehatan Dalam pekerjaan
sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu,
misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik , peralatan listrik maupun
peralatan kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam rumah sakit
atau instansi kesehatan dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya
kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak
(obat-obatan)
2. Bahan
beracun, korosif dan kaustik
3. Bahaya
radiasi
4. Luka
bakar
5. Syok
akibat aliran listrik
6. Luka
sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7. Bahaya
infeksi dari kuman, virus atau parasit
Keadaan
Darurat di RS
Keadaan
darurat adalah setiap kejadian yang dapat menimbulkan gangguan terhadap
kelancaran operasi/kegiatan di lingkungan RS
Jenisnya
:
Kebakaran
Kecelakaan
, contoh : terpeleset dan tertusuk benda tajam
Gangguan
tenaga, contoh : gangguan listrik, air, dll
Ganggua
keamanan, contoh : huru-hara, demonstrasi, pencurian
Bencana
alam, contoh : gempa bumi, angin topan, banjir, dll
Keadaan
darurat di ruangan, ruang bedah, ICCU< contoh : gagal jantung, gagal napas
Pemantauan
Lingkungan Kerja
Laporan
pemantauan lingkungan kerja dilakukan
1. Penyehatan
lingkungan rumah sakit dilakukan setiap triwulan secara berjenjang
2. Pemantauan
kualitas udara ruang minimal 2 kali dalam setahun
3. Pemantauan
bahan makanan dilakukan minimal 1 kali setiap bulan diambil sampel untuk
konfirmasi laboraturium
4. Tenaga
kerja dipewriksa kesehatannya 1 kali setahun
5. Pemeriksaan
air minum dan air bersih dilakukan 2
kali setahun
6. Perbaikan
tangga ( dilengkapi karet anti terpelesetr), ram, pintu dan tangga darurat
7. Penyempurnaan
pengolahan limbah
8. Pemasangan
detektor asap
9. Pemasangan
alat komunikasi
10. Perbaikan
dan penyempurnaan vertilasi dan pencahayaan
Tahap
Pelaksanaan
Program
K3-RS
Pelaksanaan
kesehatan kerja bagi karyawanb ( prakerja, berkala, khusus )
Upaya
pengamanan pasien, pengunjung dan petugas
Peningkatan
kesehatan lingkungan
Sanitasi
lingkungan RS
Pengelolaan
dan pengolahan limbah padat, cair, gas
Pencegahan
dan penanggulangan bencana (Disaster program)
Pengelolaan
jasa, bahan dan barang berbahaya
Pendidikan
dan pelatihan K3
Sertifikasi
dan kalibrasi sarana, prasarana, dan peralatan RS
Pengumpulan,
pengolahan dan pelaporan K3
Tujuan
SM-K3RS
Menciptakan
suatu sistem kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit dengan melibatkan
unsur manajemen, karyawan, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
C. Iska
(202001067) “Program Kesehatan Vaksinasi dan Imunisasi”
Apa
itu vaksin dan imunisasi ?
Imunisasi
adalah proses memberikan sesuatu zat (Vaksin) untuk menjadi imun bagi tubuh,
sedangkan vaksin adalah produk biologis yang berasal dari virus, bakteri atau
kombinasi keduanya yang di lemahkan.
Imunisasi
di atur pemerintah dalam UU No. 36 Tahun 2009 pasa 130 “pemerintah wajib
memberikan imunisasi lengkap setiap bayi dan anak”. Pasal 123 “setiap anak
berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai ketentuan berlaku, untuk mencegah
infeksi penyakit tertentu dapat di hindari dengan imunisasi.
Manfaat
Vaksin dan Imunisasi
Vaksin
diberikan untuk merangsang munculnya kekebalan tubuh yang dapat mencegah
infeksi penyakit tertentu dari dalam tubuh, sedangkan imunisasi diberikan
perlindungan kekebalan terhadap penyakiy
sexara spesifik sesau dengan vaksin yang diberikan.
D. Musdalifah
(202001075) “Program Kesehatan Covid 19
Apa
itu Covid-19 ?
Covid-19 adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Covid-19 bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru
yang berat, hingga kematian. Virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai
dari lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak dan bayi,
sampai ibu hamil dan ibu menyusui.
Adapun
cara yang perlu diperhatikan dalam mencegah Covid-19 :
1.
Selalu menggunakan masker. Manfaat penggunaan masker yang benar bisa melindungi
diri sendiri dan juga orang lain dari penyebaran virus corona yang bisa terjadi
melalui udara.”
2.Mencuci
tangan setelah Memegang benda.
Cara yang paling efektif untuk
mencegah penularan virus tersebut adalah dengan sering mencuci tangan
menggunakan sabun.
3.
Jangan lupa melakukan vaksinasi.
vaksinasi
Covid-19 dapat mencegah seseorang terkena virus corona juga dapat mencegah
tubuh dari potensi hadirnya komplikasi serius bagi
seseorang
yang tertular Covid-19.
4.
Mengkonsumsi gizi seimbang. Tujuannya agar kesehatan tubuh terjaga, dan
aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari berjalan optimal.
5.
istirahat yang cukup. seseorang setidaknya membutuhkan waktu untuk tidur selama
kurang lebih 7-9 jam dalam sehari sehingga imun tubuh meningkat.
6.
menjaga jarak dengan orang lain. menjaga jarak antar manusia dengan cara
tinggal di rumah, merupakan upaya dalam menghentikan penyebaran virus corona.
7.
segera mandi dan ganti baju setelah sampai rumah.
Hal ini penting untuk menghindari masuknya infeksi COVID-19 ke dalam
rumah.
E. Nur
Astuti Asis (202001078) “Program Kesehatan Pentingnya Penggunaan APD”
Dengan
menggunakan APD lengkap tersebut, risiko penularan infeksi di kalangan nakes
akan sangat berkurang, walaupun tidak sepenuhnya hilang. Pemilihan jenis APD
sebaiknya disesuaikan dengan tipe paparan (aerosol, percikan darah atau cairan
tubuh, bersentuhan dengan pasien atau jaringan tubuh), jenis prosedur atau
aktivitas yang dikerjakan, serta ukuran yang sesuai dengan pengguna.
1. Masker
Inilah
jenis masker medis yang paling disarankan untuk menghalau penularan virus
corona.Kemampuan ini sangat dibutuhkan tim medis yang kerap berhadapan dengan
virus yang mampu bertahan di udara secara singkat akibat cipratan dari pasien
atau aerosol, seperti corona virus.
2. Pelindung
mata
Atribut pelindung
mata berguna untuk melindungi mata dari kontaminasi patogen berupa
droplet, percikan darah, atau cairan tubuh pasien. APD untuk bagian mata bisa
menggunakan goggle atau face.
3. Sarung
tangan
Sarung tangan
mencegah kontak kulit tangan dengan darah, cairan tubuh, droplet, jaringan
tubuh, dan benda-benda yang terkontaminasi patogen.Panjang sarung tangan
sebaiknya melewati pergelangan tangan.
4. Penutup
kepala
berguna
memproteksi bagian kepala para petugas medis agar tidak terpapar virus maupun
bakteri ketika berinteraksi dengan pasien.
5. Gaun
medis
penggunaan jubah
(gown) memberikan perlindungan terhadap kontaminasi lebih baik dibandingkan
apron Prinsip baju pelindung adalah harus sekali pakai/disposable, panjang
hingga pertengahan betis.
6. Sepatu
Untuk bagian kaki,
alat pelindung diri yang digunakan berupa sepatu boot dari bahan karet atau
bahan tahan air lainnya yang bisa ditambah dengan penggunaan boot cover di
bagian luarnya.
F. Nurfahira
(202001080) “Program Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”
PHBS
adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sebuah
upaya untuk menularkan mengenai perilaku hidup sehat melalui individu,
kelompok, ataupun masyarakat luas dengan jalur komunikasi sebagai media
berbagai informasi . PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya
tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah,
mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang
kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan
lingkungan.Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku
kesehatan.
Tujuan
utama dari PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui pengetahuan yang
menjadi awal dari kontribusi dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari
yang bersih dan sehat.
Dalam
tatanan rumah tangga, PHBS juga mencakup pemberian ASI eksklusif, melahirkan
dengan bantuan tenaga kesehatan (bidan atau dokter), menjalani imunisasi sesuai
jadwal, serta memeriksakan tumbuh kembang bayi dan anak di klinik, puskesmas,
atau posyandu secara rutin hingga anak berusia 6 tahun. Menjaga kebersihan
dapur juga termasuk salah satu poin penting dari PHBS.
Adapun
manfaat dari PHBS ini ialah :
1.
Mencegah penyakit infeksi, Dengan membiasakan diri hidup bersih dan sehat, kita
akan terhindar dari berbagai virus, bakteri, jamur, dan parasit penyebab
penyakit infeksi
2.
Mendukung produktivitas, Badan yang sehat dan lingkungan yang bersih akan
mendukung kelancaran proses belajar mengajar, bekerja, dan kegiatan lainnya
3.
Mendukung tumbuh kembang anak, Dengan kebersihan yang terjaga, anak-anak akan
terlindungi dari kuman penyebab penyakit. Hal ini dapat menjadi faktor penting
guna mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak sejak usia dini
4.
Melestarikan kebersihan dan keindahan lingkungan, Lingkungan yang bersih, asri,
dan hijau pastinya akan lebih nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Oleh
karena itu, setiap anggota masyarakat perlu menerapkan kebiasaan PHBS untuk
menjaga kebersihan lingkungannya.
Nah
terdapat lima indikator PHBS tingkatan rumah tangga :
1.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis
2.
Menimbang bayi dan balita secara berkala
3.
Cuci tangan dengan air dan sabun bersih
4.
Memberantas jentik nyamuk
5.
Melakukan aktivitas fisik
6.
Memberi bayi ASI eksklusif
7.
Menggunakan air bersih
8.
Menggunakan jamban sehat
9.
Konsumsi makanan sehat
10.
Tidak merokok di dalam rumah
G. Rosdiana
(202001084) “Program Kesehatan Vaksinisasi Covid-19”
Apa
si vaksin itu??
vaksin merupakan produk biologi yang berisi
Antigen(mikroorganisme)yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh (Herd
immunity). sedangkan Vaksinasi merupakan
pemberian vaksin untuk membentuk atau meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif
terhadap suatu penyakit. Vaksinasi covid-19 merupakan salah satu upaya
pemerintah dalam menangani covid-19.
Manfaat
Vaksinasi:
1. Menciptakan
Kekebalan tubuh(Herd Imminity)
2. Untuk
melindungi kesehatan Masyarakat.
3. menurunkan
angka penularan dan Kematian akibat covid-19
4. Memberikan
Perlindungan agar tidak tertular atau sakit berat akibat kau fit 19 dengan cara
menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh dengan pemberian
vaksin
Yuk
kenali cara kerja vaksin !!
1. yang
pertama vaksin produk biologis diberikan ke seseorang untuk melindungi diri
dari penyakit covid-19
2. tingkat
sistem kekebalan Tubuh Melawan Infeksi secara Efisien .mengaktifkan respon
tubuh terhadap penyakit covid-19
3. pengingat
tubuh Melindungi diri jika kemudian hari terserang virus
H. wina
Indriyani (202001092) “ Program Kesehatan Stunting”
Defenisi
Stunting?
masyarakat
perlu memahami faktor apa saja yang menyebabkan stunting. Stunting merupakan
kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan
gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal
seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Kekurangan
gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal
kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena rendahnya
akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan
buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.
Faktor
ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian
makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak
memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya kurang
nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada
pertumbuhan tubuh dan otak anak.
Untuk
mencegahnya, perbanyak makan makanan bergizi yang berasal dari buah dan sayur
lokal sejak dalam kandungan. Kemudian diperlukan pula kecukupan gizi remaja
perempuan agar ketika dia mengandung ketika dewasa tidak kekurangan gizi.
Selain itu butuh perhatian pada lingkungan untuk menciptakan akses sanitasi dan
air bersih.
I. Yuspin
Sambomalilin “Program Kesehatan Mari Mengenal Dan Mencegah ISPA “
ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Adalah infeksi yang dapat mengganggu
pernapasan normal. Penyakit ini dapat memengaruhi hanya sistem pernapasan
bagian atas atau hanya sistem pernapasan bagian bawah.
Beberapa
Cara Mencegah ISPA:
-
Jaga Rumah Tetap Bersih
-
Hindari Area Kontruksi Bangunan
-
Jauhkan Anggota Keluarga Dari Polusi Udara
-
Jauhkan Dari Beberapa Asap Menggangu.Termasuk Asap Rokok
-
Pastikan Mereka Tidur dan Istrahat Cukup
-
Perbanyak Konsumsi Makanan Bervitamin termasuk Vit.C
-
Pastikan Tidak Kekurangan Cairan Untuk Menjaga Metabolisme Tubuh
Adapun
Gelaja dari ISPA :
-
Sulit bernapas
-
Batuk
-
Lemah
-
Sakit tenggorokan
-
Demam
-
Pusing
Apabila
Ada Anggota Keluarga Yang Mengalami Salah Satu Gejala Diatas Segera Lakukan
Pertolongan Pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar