RUMAH SAKIT ADAPTIF
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Administrasi Rumah Sakit
Dosen
Pengampuh : Hj. Afriyana Amelia
Nuryadin, S.KM., M.Kes
O
L
E
H
KELOMPOK 4 B20
NAMA ANGGOTA:
1.
A. Nurratu Febriana (202001050)
2.
A. Shiti Nurhalizah (202001051)
3.
Cherlly Junita Marlissa (202001059)
4.
Fatimah Hasan (202001064)
5.
Firdayanti (202001065)
6.
Junaedah (202001069)
7.
Mildawati (202001073)
8.
Nunung Rahmadhani (202001076)
9.
Yuni Safutri (202001096)
PROGRAM STUDI S1 ADMINITRASI RUMAH SAKIT
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA KESDAM XIV/HSN
TAHUN AJARAN 2021/2022
LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan suatu instansi
yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit meliputi
pelayanan kesehatan preventif, kuratif, dan Kesehatan rehabilitative yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan yang saat ini berkembang di rumah sakit tidak hanya mengenai
bangunan rumah sakit ( seperti ukuran, kompleksitas, jumlah unit), jumlah
kualifikasi staff medis dan non medis, keuangan dan informasi, tetapi mengenai
kualitas kualitas pelayanan pekerja kesehatan dalam memberikan pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tujuan tersebut
berbagai jenis dengan perangkat keilmuan yang beragam harus berintegrasi satu
sama lain, salah satu terpenting dalam lingkaran pemberi pelayanan tersebut
adalah perawat (Moustaka dan Constantinidis, 2010).
Rumah
sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang memantau, mengartikan, dan
memahamiperubahan-perubahan lingkungan danmenunjukkan kesiagaannya (radines)
untukmengisi visi,misi,tujuan,strategi,organisasi dansistem-sistem yang di
perlukan, gunamenangkap peluang-peluang secara maksimal.
Dalam
upaya meningkatkan pelayanan mutu di rumah sakit sangat diperlukan dukungan sumber daya manusia, khususnya
perawat sebagai tenaga medis. Para perawat adalah ujung tombak dari sebuah rumah
sakit, terutama dalam hal pelayanan secara langsung kepada pasien, namun mereka sering menghadapi keadaan darurat yang tidak biasa dan sangat beresiko
terinfeksi oleh pasien yang mempunyai penyakit menular. Mereka juga berupaya keras memberikan pelayanan yang optimal untuk memenuhi harapan
publik.
Dalam
sebuah organisasi akan ada kebijakan baru, tujuan, prosedur dan penambahan
karyawan dalam rangka bersaing dengan perubahan lingkungan, semua perubahan ini
dapat menyebabkan rasa tidak aman dalam pekerjaan, yang kemudian akan
menciptakan stres diantara karyawan jika tidak ditangani dengan benar.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif)
dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang
Perijinan Rumah Sakit adalah : Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Menurut Assosiation of Hospital Care
(1947) Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan
serta penelitian kedokteran diselenggarakan.
Menurut American Hospital
Assosiation (1974) rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri tenaga
medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien.
Menurut Wolper dan Pena (1997) rumah
sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan
kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran,
perawat dan tenaga profesi kesehatan lainya diselenggarakan.
(Supartiningsih, 2017) juga mendefinisikan rumah sakit adalah suatu
organisasi yang dilakukan oleh tenaga medis professional yang terorganisir baik
dari sarana prasarana kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
(Bramantoro,
2017) juga menjelaskan bahwa rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan
kesehatan yang melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil
guna pada upaya penyembuhan dan pemulihan yang terpadu dengan upaya peningkatan
dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
v Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit, fungsi rumah sakit adalah:
1. Penyelenggaraan pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna
tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaaan pendidikan
dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatn.
4. Penyelenggaraan penelitian
dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan
bidang kesehatan
Dalam upaya menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit
umum menyelenggarakan kegiatan :
1. Pelayanan medis
2. Pelayanan dan asuhan
keperawatan
3. Pelayanan penunjang medis
dan nonmedis
4. Pelayanan kesehatan
kemasyarakatan dan rujukan
5. Pendidikan, penelitian dan
pengembangan
6. Administrasi umum dan
keuangan
v Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 56 tahun 2014 ada dua macam
rumah sakit :
1. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
2.
Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur,organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
Rumah Sakit Umum mempunyai misi
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum
adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya
rujukan (Listiyono, 2015).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia 2019 berdasarkan kelasnya rumah sakit umum dikategorikan ke
dalam 4 kelas mulai dari A,B,C,D. Dimana untuk yang membedakan keempat kelas
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bangunan dan prasarana
b. Kemampuan pelaayanan
c. Sumber daya manusia
d. peralatan
Keempat kelas rumah sakit umum
tersebut mempunyai spesifikasi dan kemampuan yang berbeda dalam kemampuan
memberikan pelayanan kesehatan, keempat rumah sakit tersebut diklasifikasikan
menjadi:
A. Rumah Sakit Umum Tipe A
Rumah sakit tipe A merupakan rumah
sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
secara luas. Rumah sakit umum tipe A sekurangkurangnya terdapat 4 pelayanan
medik spesialis dasar yang terdiri dari: pelayanan penyakit dalam, esehatan
anak , bedah dan esehatan dan ginekologi. 5 spesialis penunjang medik yaitu:
pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik, patologi klinik dan
patologi anatomi. 12 spesialis lain yaitu: mata, telinga hidung tenggorokan,
syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru,
orthopedic, urologi, bedah syaraf, bedah plastic dan kedokteran esehata dan 13
subspesialis yaitu: bedah, penyakit dalam, esehatan anak, obstetric dn
ginekologi, mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh
darah, kulit dan kelamin, jiwa, paru, onthopedi dan giggi mulut.
B.
Rumah Sakit tipe B
Rumah sakit tipe B adalah rumah sakit yang
mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas.
Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
spesialis dasar yaitu: pelayanan penyakit dalam, esehatan anak, bedah,
obstetric dan ginekologi. 4 spesialis penunjang medik: pelayanan anastesiologi,
radiologi, rehabilitasi medik dan patologi klinik. Dan sekurang-kurangnya 8
dari 13 pelayanan spesialin lain yaitu: mata, telinga hidung tenggorokan,
syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru,
orthopedic, urologi, bedah syaraf, bedah esehat dan kedokteran esehata: mata,
syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru,
urologi dan kedokteran forensic. Pelayanan medik subspesialis 2 dari 4
subspesialis dasar yang meliputi: bedah, penyakit dalam, esehatan anak, obstetric
dan ginekologi.
C.
Rumah Sakit Tipe C
Rumah sakit tipe C adalah rumah
sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas, mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 spesialis dasar:
pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri, dan ginekologi dan 4
spesialis penunjang medik: pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi
medik dan patologi klinik.
D.
Rumah Sakit tipe D
Rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 dari 4 spesialis dasar
yaitu: pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetric dan
ginekologi.
B. Rumah
Sakit Adaptif
Rumah
sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang memantau, mengartikan, dan memahami
perubahan-perubahan lingkungan dan menunjukkan kesiagaannya (radines) untuk
mengisi visi, misi, tujuan, strategi, organisasi, dan sistem-sistem yang
diperlukan,guna menangkap peluang peluang secara maksimal. Tidak semua rumah
sakit mampu beradaptasi terhadap perubahan karena terdapat sejumlah faktor
penting yang mempengaruhi kemampuan beradaptasi, yaitu:
1.
Ukuran organisasi
Rumah sakit yang organisasinya gemuk
cenderung kurang adaptif dibanding yang organisasinya ramping. Mengubah arah
suatu kapal induk tentu jauh lebih sulit ketimbang mengubah arah sebuah sampan
atau kapal boat. Organisasi yang gemuk biasanya memiliki prosedur- prosedur yang rumit
untuk mengelola orang, dana, peralatan, dan lain- lain dalam jumlah yang besar.
Oleh karena itu banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengubah
arah organisasi
2.
Besarnya anggaran
Rumah
sakit yang memiliki dana terbatas umumnya lebih lama menyesuaikan diri
ketimbang rumah sakit yang memiliki dana besar. Mengubah organisasi rumah sakit
memerlukan biaya yaitu untuk menyelenggarakan riset tentang perubahan yang
dihadapi, melatih kembali para manejer dan karyawan,mempekerjakan ahli-ahli
yang dibutuhkan membangun sistem-sistem internal perencanaan dan pengendalian,
dan mengimformasikan kepada publik tentang perubahan-perubahan dalam organisasi
rumah sakit.
3.
Kepemimpinan
Rumah sakit yang masih dipegang oleh
pendiri- pendirinya atau oleh mereka yang masih merangkap tugas- tugas medis
cenderung kurang adaptif dibanding yang sudah dipegang oleh manejer- manejer
profesional. Manejer profesional yang dimaksud tenaga medis yang memiliki
kecakapan manejerial dan bekerja penuh sebagai manejer. Pendiri atau mereka
yang masih merangkap tugas medis cenderung mempertahankan status quo. Mungkin
menganggap keadaan saat ini sudah cukup baik atau memiliki kepentingan- kepentingan
pribadi (rested interests).
4.
Hambatan-hambatan
Rumah sakit yang terbelenggu oleh banyak aturan,
kepentingan politis, dan hambatan-hambatan lain cenderung lebih sukar
menyesuikan diri dengan perubahan lingkungan. Banyak rumah sakit milik
pemerintah yang harus mematuhi aturan-aturan tertentu yang kerap kali sudah
kadaluarsa.
C. Respon Rumah Sakit Adaptif terhadap Perubahan Lingkungan
Walaupun
saat ini sebuah rumah sakit telah sesuai dengan lingkungan kemungkinan berubahnya
lingkungan merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup rumah sakit tersebut.
Keadaan lingkungan sebuah rumah sakit berperan sama, bahkan mungkin lebih,
dibanding kepemimpinan, dalam menentukan keberlangsungan hidup rumah sakit
tersebut (pfeffer & salancik, 1978). Pada hal lingkungan itu, Menurut
beruba-ubah berkisar antara stabil dan bergejolak. Menurut EE Emery dan EL
trist, sebagaimana dikutip oleh kotler (1985), dapat dibedakan adanya empat
jenis lingkungan sebagai berikut:
1. Stabil dan tidak berubah-ubah
Sebuah
rumah sakit sungguh beruntung jika berada dalam lingkungan yang stabil dan
tidak berubah-ubah. Dalam hal ini, rumah sakit tersebut dapat memusatkan
perhatiannya untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan dalam lingkungan
ini, perencanaan-perencanaan taktis lebih tepat dibanding perencanaan
strategis.
2. Stabil dengan fluktuasi kecil
Sejumlah
rumah sakit berada dalam lingkungan stabil tetapi secara musiman atau dalam
siklus tertentu terjadi fliktuasi. Dalam hal ini rumah sakit masih dapat
menggunakan sistem - sistem yang ada dengan hanya melakukan perubahan-perubahan
kecil mengikuti perubahan lingkungan.
3. Pelan pelan berubah dan masih dapat diramal
Beberapa
rumah sakit lain berada dalam lingkungan yang secara perlahan lahan berubah
menjadi lingkungan baru. Namun perubahan-perubahan tadi dapat diramal jika
rumah sakit tersebut dapat menyimak perubahan yang terjadi maka mereka dapat
secara dini merintis penyesuaian tujuan, strategi organisasi, dan sistem-sistem
yang sesuai dengan lingkungan baru.
4. Cepat berubah dan sulit diramal
Banyak
rumah sakit berada dalam lingkungan yang penuh gejolak dan sukar diramal.
Mengejutkan dan membingunkan kebijakan-kebijakan rumah sakit tanpa dinding
(hospital withbout walls) rumah sakit swadana, rumah sakit perjan, askeskin,
jamkesmas, persaingan yang semakin ketat, harga bensin naik harga barang barang
lain membumbung, krisis moneter dan sebagainya. Dalam kondisi seperti ini rumah
sakit-rumah sakit itu membuat rencana strategis dan berpaham lebih baik
melakukan sesuatu secara cepat, (efektif) ketimbang melakukan sesuatu secara
cepat (efisien). Sebab sesuatu yang
dilakukan secara cepat belum tentu merupakan sesuatu yang tepat untuk kondisi
lingkungan yang ada
Maka rumah sakit yang keras kapala atau buta
sehingga mempertahankan bentuknya,sementara lingkungan disekitarnya berubah,
cepat atau lambat akan mengalami musibah, jadi seperti dinosaurus yang tidak
dapat beradptasi dengan lingkungan yang berubah sehingga punah.
Sesungguhnya tidak banyak rumah sakit yang pasif,
sebagian besar rumah sakit mencoba merespon perubahan lingkungan. Hanya saja,
respon mereka tidak selalu sesuai dan tepat waktu. Rumah sakit yang demikian
merespon perubahan atau tantangan lingkungannya dalam empat kemungkinan yaitu:
1.
Menolak
Rumah
sakit ini mengabaikan atau menolak bahwa perubahan sedang terjadi banyak rumah
sakit menolak untuk mengakui bahwa klien pasiennya tidak pernah (BOR-nya tetap
)dan bahwa keaadan itu merupakan masalah. Mereka yakin bahwa mereka akan tetap
hidup dengan keadaan seperti itu sehingga tidak perlu melakukan antisipasi
kedepan.
2.
Melawan
Rumah
sakit ini mencoba melawan, menghambat atau menghentikan perkembanangan yang
tidak disukainya. Misalnya, dengan melakukan lobi-lobi untuk mengubah peraturan
perundang-undangan yang baru diberlakukan
3.
Mengubah
Rumah
sakit ini mencoba memodifikasi ciri-cirinya, sehingga tampak lebih menarik atau
lebih efisien bagi lingkungan baru misalnya, saja dengan melakukan kampanye
tentang pentingnya menjaga kesehatan dihari tua. Tetapi rumah sakit itu tidak
mengantisipasi populasi orang lanjut usia yang semakin besar menyediakan
pelayanan geriatri.
4.
Merelokasi
Rumah
sakit ini mencoba bertahan dengan bentuknya saat ini, tetapi ini mengalihkan
perhatiannya pada pelayanan yang dituntut oleh lingkungan sementara itu,
pelayanan yang sudah berjalan menjadi terabaikan. Misalnya rumah sakit
memusatkan pelayanannya kepada orang miskin (karena ada askeskin) dan
mengabaikan pelayanan kepada mereka yang mampu.
Dalam menghadapi lingkungan yang bergejolak, banyak
rumah sakit juga mencoba melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap sumber
daya. Hal ini dilakukan dalam upaya mereka bertahan menghadapi lingkungan yang
bergejolak tersebut Pfeffer dan salancik (1978) menyebut adanya tiga cara
organisasi mempertahankan hidupnya. Yaitu (1) berupaya mengendalikan sumber
daya yang penting (2) mengembangkan kerja sama antar sesama dan (3) mengubah
peraturan dan lingkungan sosial. Berikut
penerapannya terhadap rumah sakit
1.
Mengendalikan sumber daya penting
Salah satu sumber daya penting bagi
rumah sakit adalah perawat. Dalam suasana persaingan antar rumah sakit yang
semakin ketat, bajak membajak perawat bisa saja terjadi. Oleh karena itu, untuk
menjamin ketersediaan tenaga perawat yang bagus, beberapa rumah sakit
mendirikan dan mengolah sendiri pendidikan keperawatan. Perawat-perawat yang dihasilkan sendiri dari
pendidikan itu diutamakan untuk digunakan oleh rumah sakit itu sendiri.
2.
Mengembangkan kerja sama
Sebuah
rumah sakit dapat mengadakan kerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit lain
yang memiliki kepentingan serupa kerja sama ini misalnya dalam rangka
mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan dan keperawatan, membeli obat
oabatan, rujukan pasien, dan lain-lain. Dengan kerja sama ini mereka akan dapat
menjamin.
3.
Mengubah peraturan dan lingkungan sosial
Walaupun
secara umum lingkungan merupakan sesuatu diluar kendali rumah sakit, tetapi
rumah sakit dapat berupaya memengaruhinya. Jadi sambil berupaya beradaptasi
dengan lingkungan baru, rumah sakit juga berupa mengubah lingkungan tersebut,
mengubah peraturan yang hendak diberlakukan, peraturan prosedur yang sudah
berlaku, dan sanksi- sanksi sosial agar mendekati kehendak rumah sakit. Hal ini
dilakukan dengan lobi dan advokasi kepada pihak- pihak yang berkaitan, seperti
pemuka masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, dan lain-lain.
A.
Perencanaan Strategi Rumah Sakit Adaptif
Perencanaan strategis adalah ideal jika
sebuah rumah sakit hidup dalam suatu lungkungan yang ramah. Rumah sakit itu
dapat menetapkan tujuan-tujuan yang tepat dan merumuskan stategi untuk mencapai
tujuan- tujuan tersebut. Rumah sakit itu juga dapat menyusun organisasi yang
memungkinkan secara efektif dilaksanakannya strategi yang telah dirumuskan.
Sistem- sistem seperti sistem informasi, perencanaan, dan pengendalian berfungsi
dengan baik, sehingga Rumah Sakit tersebut selalu berada dalam koridor yang
benar keadaan ideal ini itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Lingkungan
Peluang-peluang
(Tahun 2010)
Rumah Sakit Tujuan-tujuan
(Tahun 2010) Strategi
(Tahun 2010) Struktur
(Tahun 2010) Sistem-sistem
(Tahun 2010)
Tetapi keadaan ini boleh dikatakan hampir tidak pernah
dijumpai masalah utamanya adalah berbagai komponen yang diperlukan tersebut
umumnya berbeda dalam kecepatan berubah. Komponen yang paling cepat berubah
lingkungan. Faktor-faktor pengubahnya inflasi, perkembangan penduduk,
meningkatnya persaingan, berubahnya peraturan peraturan pemerintah, berubahnya
nilai nilai dan perilaku masyarakat, dan kemajuan tekhnologi. Alvin Toffler(1981)
menyebut lungkungan yang berubah cepat ini dengan istilah masa depan yang
mengejutkan" (future shock) memang, dalam kenyataan laju perubahan
lingkungan lebih cepat ketimbang kemampuan organisasi (termasuk rumah sakit)
untuk mengikutinya. Akibatnya, sebagian besar rumah sakit tidakbisa optimal
dalam penyesuaiannya terhadap lingkungan. Maka tidak heran jika kita jumpai
keadaan sebagai berikut :
Lingkungan Peluang-peluang
(Tahun 2010) Rumah Sakit Tujuan-tujuan
(Tahun 2001) Strategi
(Tahun 2002) Struktur
(Tahun 2000) Sistem-sistem
(Tahun 2003)
Rumah
sakit yang beroperasi didalam lingkungan dan peluang - peluang tahun 2010 ingin
mencapai tujuan yang dirumuskan pada tahun 2011 jelas, tujuan tujuan tersebut
tidak lagi sesuai strateginya tidak pernah diubah sejak dari ditetapkan pada
tahun 2002 Sementara itu, organisasi juga belum pernah disesuaikan semenjak
tahun 2000 sedangkan sistem sistem yang digunakan adalah yang dirumuskan tahun
2003 jadi, tampaknya rumah sakit itu, hanya menangkap peluang peluang yang
sesuai dengan tujuan-tujuannya bukan menyimak seluruh peluang yang ada dan
menyesuaikan tujuan- tujuan, organisasi, stategi dan sistemsistem terhadap
lingkungan terkini
Cara
yang paling tepat untuk menghindarkan rumah sakit dari "ketinggalan
zaman" adalah dengan cara rumah sakit tersebut memprediksi perkembangan
lingkungan lima atau sepuluh tahun kedepan. Setelah itu ditetapkan
tujuan-tujuan yang dapat mengantisipasi peluang peluang yang diperhitungkan
akan datang, strategi yang tepat, stuktur organisasi yang sesuai, dan yang
diperlukan. Kemudian, segerahlah dilaksanakan langkah langkah perubahan. Inilah
urutan urutan proses dalam apa yang dikenal sebagai stategis (stategi planning)
Rumah
sakit yang ingin mampu beradaptasi dengan lingkungan, banyak yang sudah
tertarik terhadap perencanaan strategis, perencanaan strategi memang merupakan
teori sistematik yang utama dalam persoalan adaptasi terhadap lingkungan (abell
& Hammond 1979). Perencanaan stategis adalah proses manajerial dalam rangka
mengupayakan dan menjamin adanya kesesuaian stategi strategis (stategic fit)
antara tujuan akhir (gools) dan peluang-peluang yang ada dipasar yang sedang
berubah.
Manejemen
rumah sakit hendaknya menaruh perhatian terhadap adanya evolusi pasar (market
evolusion) dan kesesuaian stategis (stategic fit) semua pasar mengalami
perkembangan evolusioner yang ditandai dengan berubahnya kebutuhan kebutuhan
konsumen, teknologi, pesaing, media -media, dan peraturan perundang undangan
Rumah sakit hendaknya dapat mengamati perubahan-perubahan ini dan mengenali
persyaratan apa saja yang diperlukan guna menjamin berlanjutnya keberhasilan
dimasa mendatang.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan agar rumah sakit dapat bertahan dalam menghadapi
lingkungan yang terus berubah adalah (1) analisis lingkungan (2) analisis
sumber daya (3) menetapkan tujuan (4) merumuskan stategi, (5) menyusun
organisasi, (5) mengembangkan sistem- sistem yang dibutuhkan.
1.
Analisis lingkungan
Analisis
lingkungan dilakukan dalam rangkah mengenali kecenderungan kecenderungan besar
yang terjadi dan pengaryhnya terhadap rumah sakit Jika rumah sakit ingin
beradafsi, maka ia harus tahu keadaan seperti apa yang akan diikutinya. Sebuah
tim internal dan atau konsultan eksternal harus ditugasi untuk meneliti
lingkungan yang berubah. Untuk dapat melakukan analisis lingkungan, perlu
dipahami tentang (1) komponen komponen lingkungan, (2) cara menganalisis
komponen- komponen lingkungan tersebut.
Lingkungan
rumah sakit terdiri atas banyak komponen. Menurut Tarpey, Donelly, dan Peter
(1979) terdapat enam komponen lingkungan, yaitu:
a. Lingkungan kooperatif, yaitu organisasi organisasi dan
individu – individu yang menaruh minat terhadappencapaian visi dan misi rumah
sakit bersangkutan. Termasuk disini adalah klien pasien rekanan/pemasok,
perantara,( perusahaan asuransi) dan para pendukung (misalnya donor atau
penyandang dana)
b. Lingkungan kompetitif, rumah sakit- rumah sakit lain
dan pelayanan - pelayanan kesehatan lain yang berada dalam wilayah pelayanan
rumah sakit yang bersangkutan Mereka akan selalu berupaya untuk menarik pasar
sasaran, termasuk yang telah menjadi klien/ pasien rumah sakit bersangkutan
c. Lingkungan ekonomi, yaitu keadaan ekonomi makro dan perubahan
perubahannya yang dapat memunculkan baik peluang-peluang maupun hambatan-
hambatan. Termasuk disini adalah inflasi, tingkat pengangguran, pertumbuhan
ekonomi, dan lain-lain.
d. Lingkungan sosial, yaiti kondisi sosial dan budaya,
termasuk nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat, norma- norma, tradisi dan sikap
sikap perubahan kondisi ini memang berjalan lambat, namun kerap kali berdampak
cukup besar terhadap pelayanan rumah sakit. Dampak itu dapat bersikap politik,
yaitu memberikan peluang, dapat juga bersikap negatif, yaitu menimbulkan
hambatan:
e. Lingkungan politik, yaitu iklim politik secara umum,
termasuk sikap sikap dan reaksi politis masyarakat, kelompok- kelompok, serta
para wakil rakyat, iklim politik inipun dapat berdampak positif (peluang) atau
negatif (hambatan)
f. Lingkungan hukum, yaitu peraturan perundang-undangan,
baik yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, seperti
halnya lingkungan yang lain, lingkungan inipun dapat menciftakan peluang atau
ancaman/ hambatan.
Sedangkan menurut kotler (1985), komponen- komponen utama
dari lingkungan adalah
1. Lingkungan internal, terdiri atas publik internal dari
rumah sakit, yaitu dewan pengawas/ dewan penyantun, direktur utama, para
direktur, para pimpinan lain, para karyawan, dan para suk relawan kebutuhan,
keinginan dan kepentingan mereka harus diperhatikan. Misalnya, ada tidaknya
serikat karyawan atau kelompok-kelompok informal lainnya.
2. Lingkungan pasar, Terdiri atas kelompok-kelompok dan
organisasilain yang berhubungan langsung dengan rumah sakit dalam rangkah
mencapai misi rumah sakit. Yang utama adalah klien pasien, rekanan pemasok,
perantara (misalnya perusahaan asuransi ) dan para pendukung (misalnya donor
atau penyandang dana). Rumah sakit harus memantau kebutuhan, persepsi, pilihan,
dan kepuasan mereka.
3. Lingkungan publik, terdiri atas kelompok-kelompok dan
organisasi organisasi lain yang memiliki minat dan perhatian terhadap kegiatan
kegiatan rumah sakit Termasuk disini adalah masyarakat sekitar rumah sakit,
masyarakat umum, lembaga swadaya masyarakat media massa,dan lembaga-lembaga
pembuat kebijakan peraturan yang dapat memengaruhi kehidupan rumah sakit
4. Lingkungan kompetitif, terdiri atas segala sesuatu
yang bersaing untuk menarik perhatian dan loyalitas konsumen rumah sakit Kotler
mengingatkan bahwa pada hakikatnya pesaing itu bukan hanya organisasi serupa
(dalam hal ini rumah sakit lain ), tetapi juga pesaing dalam bentuk lain. Oleh
karena itu ia menyatakan adanya empat tahap pesaing, keempat tahap pesaing itu
adalah:
(1) Pesaing yang berupa
kehendak, yaitu kehendak-kehendak dari konsumen yang ingin dipuaskan oleh
konsumen tersebut. misalnya kehendak memeriksakan kehamilan kerumah sakit akan
bersaing dengan kehendak- kehendak membayar uang sekolah anak, membeli keperluan
sehari-hari,bertamasya dan lain-lain.
(2) Pesaing yang berupa
turunan dari kehendak, yaitu upaya upaya yang dilakukan konsumen untuk
memuasakan kehendak tertentu Jika ia memilih untuk memeriksakan kehamilannya,
maka pergi ke. rumah sakit akan bersaing dengan upaya-upaya lain. Seperti pergi
ke klinik bersaling, pergi ke bidan didekat rumah, dan lain-lain.
(3) Pesaing dalam bentuk
pelayanan lain, yaitu pelayanan pelayanan lain yang dapat memuasakan kehendak
konsumen Jika ia memilih untuk pergi ke rumah sakit, maka ia akan menghadapi
pilihan pilihan rumah sakit pemerintah atau rumah sakit swasta.
(4) Pesaing dalam bentuk
organisasi, yaitu organisasi- organisasi lain yang bergerak dalam pelayanan
serupa. Jika ia memilih rumah sakit swasta, maka kemungkInan ia masih
menghadapi banyak pilihan: RS Cikini, rumah sakit islam, rumah sakit husada,
rumah sakit husni tamrin, dan lain-lain.
5. Lingkungan makro, terdiri atas kekuatan- kekuatan
fundamental skala besar yang dapat menciptakan peluang dan juga ancaman bagi
rumah sakit Yang utama harus dipantau adalah kependudukan, ekonomi, teknologi,
politik dan sosial Lingkungan ini merupakan lingkungan yang berada di luar
kendali rumah sakit, sehingga rumah sakitlah yang harus beradaptasi dengan
mereka.
Manejemen rumah sakit harus meneliti setiap
komponen utama lingkungan dengan mengikuti prosedur empat langkah. Prosedur itu
adalah (1) mendaftar faktor-faktor utama dan subfaktor yang membentuk suatu
komponen lingkungan (2) merinci kecenderungan kecenderungan utama dari setiap
faktor, (3) merinci pengaruh pengaruh kecenderungan tersebut terhadap rumah
sakit, dan (4) mengidentifikasi peluang dan ancaman dari pengaruh -pengaruh
Kita ambil salah satu komponen, yaitu misalnya kependudukan Komponen ini dapat
dipecah kedalam lima faktor, yaiti, angkah kelahiran, angkah harapan hidup
waktu lahir, status perkawinan, usia rata- rata sewaktu nikah pertama, dan
kepadatan penduduk
Kecenderungan dari masing-masing faktor dapat
dikenali untuk kemudian dijelaskan pengaruhnya terhadap rumah sakit
Pengaruh-pengaruh itu akhirnya di identifikasi peluang peluang dan ancaman-
ancamanya Misalnya, angkah harapan hidup cenderung meningkat dari tahun
ketahun. Pengaruhnya terhadap rumah sakit adalah meningkatnya kunjungan klien
pasien berusia lanjut, pengaruh ini berarti peluang, dimana rumah sakit dapat
menyiapakan pelayanan untuk usia lanjut (geriatri ) tetapi sekaligus juga
ancaman, karena tenaga perawat yang ada akan tidak mampu (jumlah atau
keterampilan) untuk melayani mereka jadi, berarti rumah sakit harus dapat
melakukan analisis ancaman dan analisis. peluang
a.
Analisis ancaman
Setiap rumah sakit harus dapat
melakukan analisis terhadap ancaman-ancaman yang dihadapi. Adapun definisi ancaman dari lingkungan adalah
tantangan yang muncul dari kecenderungan tidak menguntungkan atau gangguan tertentu
dari lingkungan yang jika tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan
stagnasi, penurunan atau matinya rumah sakit, atau salah satu pelayanannya.
Namun
perlu disadari bahwa tidak semua ancaman perlu mendapat perhatian serius. Para
manejer rumah sakit harus meneliti ancaman yang ada atas dasar dua dimensi,
yaitu (1) probabilitas atau kemungkinannya terjadi dan (2) potensi
keparahannya. Potensi keparahan diukur dengan seberapa banyak rumah sakit akan
kehilangan uang jika ancaman itu menjadi kenyataan. Ancaman-ancaman yang
kemungkinan terjadinya besar dan potensi keparahannya besar sajalah yang perlu
mendapat perhatian serius. Untuk itu dapat digunakan matriks berikut guna
meletakkan ancaman-ancaman yang sudah diidentifikasi.
b.
Analisis peluang
Analisis
terhadap peluang sama pentingnya, bahkan mungkin lebih penting, dibanding
analisis terhadap ancaman. Dengan hanya menangani ancaman-ancama secara
berhasil, rumah sakit akan dapat bertahan hidup, tetapi tidak berkembang.
Tetapi dengan menangani peluang-peluang secara berhasil rumah sakit dapat
melakukan lompatan besar ke depan. Peluang pasar didefinisikan sebagai suatu
arena yang menarik yang berkaitan dengan suatu tindakan pemasaran dimana suatu
rumah sakit kemungkinan dapat memperoleh nilai tambah yang besar. Tidak semua
peluang perlu diperhatikan dan ditangkap. Para manajer rumah sakit harus
meneliti peluang-peluang yang ada atas dasar dua dimensi, yaitu (1) potensi
keuntungannya (diukur dengan seberapa banyak rumah sakit akan memeperoleh
pendapatan atau keuntungan lain), dan (2) probabilitas atau kemungkinanya
berhasil (diukur dengan kemampuan rumah sakit mengelola peluang tersebut).
Untuk itu dapat digunakan maktriks berikut guna meletakkan peluang-peluang yang
di identifikasi.
Semua
tingkat manajemen di rumah sakit harus diminta untuk setiap tahun membuat
sendiri daftar peluang-peluang dan ancaman - ancaman besar yang di hadapi oleh
unit yang bersangkutan. Dengan cara seperti ini, mereka akan terbiasa untuk
berfikir dalam kerangka masa depan dan peluang-peluang . Selain itu, mereka
juga dapat membahas daftar tersebut sehingga waspada terhadap masalah yang
mungkin timbul.
Kegiatan
mengenali peluang dan ancaman dapat menghasilkan empat alternatif temuan yang
berbeda, yaitu (1) terdapat banyak peluang bagus dan sedikit ancaman (situasi
ideal), (2) terdapat banyak peluang bagus dan ancaman berat (situasi
spekulatif). (3) terdapat hanya ancaman - ancaman berat saja (situasi
berbahaya), atau (4) tidak terdapat peluang dan ancaman yang berarti (situasi
matang).
2. Analisis Sumber Daya
Setelah
selesai dilakukan analisis terhadap lingkungan, rumah sakit harus melakukan
analisis terhadap sumber daya dan kemampuannya. Tujuannya adalah untuk mengenali
sumber daya yang dimiliki rumah sakit (kekuatan) dan yang tidak memiliki
(kelemahan). Premisnya adalah bahwa rumah sakit harus berupaya untuk mencapai
tujuan, menangkap peluang, dan melaksanakan strategi yang sebanding dengan
kekuatannya, dan menghindari tujuan, peluamg dan strategi dimana ia lemah.
Jelasnya, dalam menimbang peluang peluang, rumah sakit harus mengabaikan
peluang-peluang dimana sumber daya yang diperlukan untuk mengelolanya tidak
dimiliki. Sebaliknya, peluang-peluang di mana rumah sakit akan sangat-sangat
mampu mengelolanya harus ditangkap.
Upaya
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan ini sebainkya tidak dilandasi oleh persepsi
sendiri, tetapi mengundang persepsi dari publik-publik umum (key publics).
3. Menetapkan Tujuan
Analisis
lingkungan dan analisis sumber daya dilakukan guna memberikan latar belakang
dan rangsangan bagi manajemen untuk memikirkan tentang apa yang ingin di capai.
Pada saat didirikannya, tentu sudah ditetapkan tujuan rumah sakit. Tetapi
dengan adanya pertumbuhan rumah sakit dan telah dicapainya hal serta perubahan
lingkungan dan adanya tantangan-tantangan baru, manajemen harus melakukan
tujuan itu harus dirumuskan kembali secara jelas. Maksud dari dirumuskannya
tujuan secara jelas adalah agar rumah sakit tidak terjerumus ke dalam situasi
ketidak pastian dimasa mendatang. Selain itu juga agar rumah sakit dapat
menetapkan apa yang seharusnya dilakukan, menyusun rencana yang efektif,
menetapkan sasaran untuk setiap kegiatan, dan mengevaluasi hal-hal yang telah
dicapai dalam merumuskan tujuan baru, terlebih dahulu harus dilakukan tinjauan
terhadap tujuan saat ini. Akan lebih baik lagi jika dilibatkan pula publik dari
rumah sakit, khususnya para karyawan dan perwakilan klien/ pasien, dalam
penetapan tujuan.
Dalam
upaya perumusan tercakup (a) perumusan kembali misi, (b) perumusan tujuan, dan
(c) perumusan sasaran. Misi yang saat ini ada boleh jadi tidak sesuai lagi
dengan perkembangan lingkungan dan pertumbuhan rumah sakit. Sering kali bahkan
sudah dilupakan akibat telah dilakukan pergantian direksi atau karena banyaknya
karyawan baru. Misi yang dirumuskan hendaknya layak (feasible), memiliki daya
motivasi (motivating), dan khas untuk rumah sakit itu (distingtive).
Misi
lebih menggambarkan tentang kemana rumah sakit diarahkan, bukan apa saja hendak
di capai. Maka selanjutnya harus ditetapkan tujuan-tujuan rumah sakit untuk
menjelaskan apa yang ingin dicapai selama periode mendatang. Sebuah rumah sakit
tidak mungkin mencapai semua tujuannya sekaligus secara paripurna oleh sebab
keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, sebaiknya di lakukan bertahapan
pencapaian untuk setiap tujuan. Setiap tahun ditetapkan satu tujuan menjadi
prioritas atau fokus, sedangkan untuk tujuan-tujuan lain dilakukan persiapan
(bagi yang belum dicapai) dan pemeliharaan (bagi yang sudah tercapai). Untuk
mengoperasionalkan tujuan, perlu dirumuskan sasaran. Setiap tujuan harus
dioperasionalkan dalam bentuk sasaran. Misalnya tujuan "meningkatkan
pemanfaatan rawat inap dalam tahun 2010" harus di operasionalkan kedalam
sasaran "meningkatkan BOR dari 56% menjadi 60%”.
Penetapan
sasaran akan menjadi titik tolak bagi rumah sakit untuk memikirkan aspek-aspek
perencanaan, penetapan program, dan pengedalian upaya-upaya pencapaian tujuan.
Oleh karena itu harus diajukan pertanyaan-pertanyaan: apakah menaikkan BOR dari
56% menjadi 60% mampu di capai dalam 1 tahun? Strategi apa yang harus
digunakan? Sumber daya apa saja yang harus disediakan? Kegiatan-kegiatan apa
saja yang harus dilakukan? Siapa yang harus bertanggung jawab? Ini semua harus
dapat di penuhi untuk menetapkan rumusan sebuah sasaran. Jika ternyata tidak
dapat dipenuhi, maka rumusan sasaran harus diubah.
4. Merumuskan Strategi
Strategi
perlu di rumuskan dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Jika
suatu sasaran tidak ditemukan strategi untuk mencapainya, maka sasaran itu
harus diubah atau dihapus. Sasaran dan strategi berinteraksi secara erat,
sehingga perencanaan harus bergerak maju mundur (dari sasaran ke strategi dan
sebaliknya) untuk mendapatkan pasangan sasaran dan strategi yang tepat.
5. Menyusun organisasi
Organisasi
rumah sakit harus dapat disusun sehingga memungkinkan rumah sakit mencapai
tujuan-tujuannya dalam lingkungan yang baru strukturnya. Orang-orangnya, dan
budaya kerjanya harus mendukung keberhasilan pelaksanaan strategi. Jadi, bukan
hanya struktur organisasinya yang diubah tetapi juga mungkin perlu dilakukan
penggantian orang- orang yang memegang posisi-posisi kunci. Selain dari itu
harus pula dilaksanakan langkah-langkah untuk mengubah budaya kerja. Misalnya
melalui pelatihan-pelatihan, pengembangan nilai-nilai dan norma-norma baru, dan
lain-lain.
Mengubah
budaya kerja memang suatu pekerjaan besar dan tidak mudah namun betapapun hal
itu harus dilakukan, jika rumah sakit ingin dapat bertahan hidup dalam
lingkungan yang baru.
6. Mengembangkan sistem- sistem
Langkah
terakhir dalam perencanaan stategis adalah mengembangkan sistem- sistem yang
dibutuhkan rumah sakit dalam rangka melaksanakan strategi dan mencapai tujuan-
tujuan. Tiga sistem yang penting adalah (a) sistem imformasi pemasaran, (b)
sistem perencanaan pemasaran, (c) sistem pengendalian pemasaran.
Agar
penyelenggaraan pelayanan-pelayanan rumah sakit berjalan secara efektif,
diperlukan informasi secara terus menerus tentang klien pasien,
rekanan/pemasok, organisasi antara, pesaing, publik dan faktor-faktor
lingkungan lain seperti kependudukan, ekonomi, melalui analosis pemamfaatan
rumah sakit, marketing inteligence, dan riset pemasaran Informasi tersebut harus
akurat, tepat waktu dan lengkap.
Agar
informasi digunakan secara efektif, maka harus dihubungkan dengan sistem
perencanaan yang moderen. Artinya bukan sistem perencanaan tradisional yang
hanya berdasarkan perkiraan, kemauan politik. Atau hal-hal lain yang tidak
rasional. Tetapi perencanaan yang berdasarkan fakta (evidence based planning).
Rencana-rencana
akan bermamfaat jika kemudian dilaksanakan dan dikendalikan. Tujuan dari
pengedalian adalah untuk mengukur hal-hal yang telah dicapai dibandingkan dengan
tujuan. Juga untuk melaksanakan perbaikan sebelum terlambat. Perbaikan itu
dapat berupa perubahan tujuan, perubahan rencana, atau perubahan kegiatan guna
menyesuaikan dengan lingkungan.
B.
Tahap Mendapatkan Rumah Sakit Adaptif Strategi yang Layak
Dalam rangka mendapatkan strategi
yang layak, rumah sakit harus melakukan dua tahap kegiatan, yaitu (a)
merumuskan strategi untuk pelayanan yang sudah ada saat ini, dan (b) merumuskan
strategi pengembangan pelayanan baru. Merumuskan strategi untuk pelayanan yang
sudah ada adalah mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap
pelayanan - pelayanan yang saat ini sudah ada. Sedangkan merumuskan strategi
pengembangan pelayanan baru adalah mengambil keputusan tentang pelayanan baru
dan pasar-pasar baru yang layak dikembangkan.
a. Strategi untuk pelayanan yang sudah ada
Rumah sakit adalah organisasi yang
menghasilkan banyak pelayanan. Dengan perjalanannya waktu, pelayanan - pelayanan itu akan menjadi
berbeda-beda dalam hal kontribusinya terhadap pencapaian misi rumah sakit.
Karena itu, maka rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap pelayanan
-pelayanan yang ada secara berkala. Dari hasil evaluasi ini lalu dapat diambil
keputusan mana yang sebaiknya dikembangkan, mana yang harus diciutkan, dan mana
yang harus dihapuskan.
Langkah pertama yang harus dilakukan
dalam evaluasi itu adalah mendaftar seluruh pelayanan yang ada. Setelah itu
dilakukan analisis terhadap masing-masing pelayanan atas dasar (1) daya
tariknya terhadap pasar dan (2) kemampuan rumah sakit menyelenggarakannya.
Barulah kemudian diambil keputusan-keputusan. Untuk itu dapat digunakan alat bantu yang disebut "kisi
kisi perencanaan bisnis Strategis" strategi business plainning grid
berikut:
Kisi-kisi
itu terbagi kedalam tiga wilayah, yaitu wilayah hijau, wilayah kuning, dan
wilayah merah. Wilayah hijau terdiri atas tiga sel dipojok kiri atas. Pelayanan
yang diletakkan di wilayah ini adalah yang besar daya tariknya dan kemampuan
rumah sakit untuk menyelenggarakannya juga besar. Terhadap pelayanan yang
terletak disini, rumah sakit sebaiknya berinvestasi lebih besar untuk
mengembangkannya. Wilayah kuning terdiri atas tiga sel yang berada secara
diagonal dari pojok kiri bawah kepojok kanan atas. Diwilayah ini terletak
pelayanan yang mampu dilaksanakan oleh rumah sakit, tetapi daya tariknya
sedang-sedang saja. Pelayanan yang terletak disini cukup dipelihara saja supaya
tidak mati. Dan tidak perlu dikembangkan. Sedangkan wilayah merah, yang juga
terdiri atas tiga sel, terletak dipojok kanan bawah. Pelayanan yang terletak
disini adalah daya tariknya rendah, walaupun mungkin rumah sakit dapat
menyelenggarakannya. Terhadap pelayanan semacam ini perlu dipertimbangkan untuk
menghapuskannya.
b.
Stategi pengembangan pelayanan baru
Sebagai
akibat dari dilaksanakannya strategi untuk pelayanan yang sudah ada, boleh jadi
rumah sakit lalu kehilangan banyak pelayanan karena dihapus, sehingga perlu
menggatinya dengan yang baru. Atau kondisi lingkungan menuntut perlunya
pelayanan- pelayanan baru. Untuk itu, diperlukan pendekatan yang sistematik
guna mengenali peluang. Dalam hal ini dapat digunakan alat bantu yang disebut
" matriks peluang produk/ pasar" atau product / market opportunity
matrikx.
Matriks
terdiri atas sembilan sel, yaitu tiga lanjut, dan tiga kolom. Variabel-variabel
pasar ada disebelah kiri matriks, sedangkan variabel - variabel pelayanan
disebelah atas matriks. Setiap sel dari matriks memiliki nama, yaitu:
1). Sel ke-1 penetrasi pasar berisi pertanyaan"
apakah rumah sakit dapat mengembangkan pelayanan yang ada misalnya pendidikan
seks bagi remaja dengan cara menebus lebih dalam pasar yang ada ?"
misalnya, yang semula hanya untuk remaja setingkat SMA, ditawarkan juga kepada
remaja setingkat SMP (masuk lebih lama dipasar remaja). Jika hal itu tidak
mungkin dilakukan, maka rumah sakit dapat menjaga sel berikutnya .yaitu, sel
ke-2
2). Sel ke-2 perluasan geografis berisi pertanyaan "
apakah rumah sakit dapat melebarkan pasar dari pelayanan yang ada secara
georafis? misalnya, dengan membuka klinik-klinik satelit untuk
product/pelayanan tersebut. Bila ini juga tidak mungkin, maka rumah sakit dapat
menjelajahi sel ke-3
3). Sel ke-3 masuk pasar baru berisi pertanyaan"
apakah rumah sakit dapat menawarkan pelayanan yang ada kepada pasar-pasar yang
baru?" misalnya, apakah pelayanan yang selam ini terbatas hanya untuk
remaja dapat ditawarkan juga kepada orang-orang dewasa? Jika hal ini juga tidak
mungkin, maka rumah sakit dapat menjelajahi sel ke-4
4). Sel ke-4 modifikasi produk berisi pertanyaan apakah
rumah sakit dapat memodifikasi pelayanan yang ada agar lebih menarik bagi pasar
yang telah ada ?" misalnya, dengan diselingi acara diskusi dengan para
pakar. Bila tidak mungkin juga, maka rumah sakit yang dapat menjelajahi sel
ke-5
5). Sel ke-5 modifikasi untuk pasar yang berbeda berisi
pertanyaan apakah pelayanan yang ada (misalnya pendidikan seks untuk remaja)
dapat dimodifikasi sehingga dapat ditawarkan juga kepada pasar yang berbeda (
misalnya untuk para prajurit)? jika tidak mungkin, rumah sakit dapat
menjelajahi sel ke-6.
6). Sel ke-6 modifikasi untuk pasar baru berisi
pertanyaan " apakah pelayanan yang ada, (misalnya pendidikan seks untuk
remaja) dapat dimodifikasi sehingga dapat ditawarkan juga kepada pasar yang
baru (misalnya mereka yang hendak
menikah)?" jika tidak mungkin, penjelajahan dilanjutkan ke sel 7
7). Sel ke-7 Inovasi produk berisi pertanyaan apakah
untuk pasar yang ada dapat dikembangkan pelayanan baru?" misalnya, guna
menggantikan - pendidikan seks untuk remaja "dikembangkan pelayanan
konsultasi remaja untuk hidup sehat" jika tidak mungkin, rumah sakit dapat
menjelajahi sel ke-8
8). Sel ke-8: Inovasi geografis berisi pertanyaan apakah
pelayanan baru (misalnya pelayanan konsultasi remaja untuk hidup sehat) dapat
dilebarkan sehingga dapat menjangkau wilayah yang lebih luas bila hal ini tidak
dapat dilakukan, maka sampailah ke sel terakhir yaitu sel ke-9
9). Sel ke-9. inovasi total berisi pertanyaan"
apakah dapat diciptakan pelayanan baru untuk pasar yang baru?"
Strategi pemasaran
Untuk
setiap pelayanan dan segmen pasarnya harus dikembangkan strategi pemasaran agar
pelayanan itu berhasil. Strategi pemasaran merupakan strategi adaftip bagi
pelayanan yang bersangkutan. Adapun komponen-komponen dari strategi pemasaran
adalah (1) pemilihan pasar atau pasar-pasar sasaran (2) penetapan posisi yang
kompetitif, dan (3) pengembangan bauran pemasaran yang afektif guna menjangkau
dan melayani konsumen yang sudah dipilih
1. Pemilihan pasar sasaran
Langkah
awal dalam menyiapkan strategi pemasaran adalah memahami pasar secara
keseluruhan. Pasar adalah semua orang yang memiliki perhatian, baik secara
nyata atau potensial, terhadap suatu pelayanan dan memiliki kemampuan membayar.
Jadi, pasar pertolongan persalinan adalah semua ibu hamil yang secara nyata
atau potensial memiliki minat terhadap pertolongan persalinan dirumah sakit dan
mampu membayar pelayanan tersebut. Dalam suatu wilayah (misalnya jakarta) tentu
banyak sekali ibu-ibu yang demikian. Sebuah rumah sakit (misalnya yang ada dicipinang)
hanya membutuhkan sebagian saja dari ibu-ibu itu yaitu yang berdomisili di
wilayah cipinang dan sekitarnya untuk memanfaatkan pelayanannya (sebagai
pasar).
Tetapi
manejemen rumah sakit itu juga harus bahwa tidak semua ibu itu tahu akan adanya
rumah sakit, tertarik kepada rumah sakit, dapat berkunjung kerumah sakit, mampu
membayar pertolongan persalinan dirumah sakit. Jadi, setiap pasar sesungguhnya
adalah heterogen, terdiri dari berbagai macam konsumen atau segmen pasar. Oleh
karena itu, rumah sakit sebaiknya melakukan segmentasi terhadap pasarnya untuk
kemudian menetapkan apakah akan melayani seluruh pasar (mass marketing) atau
akan memusatkan atau mengarahkan perhatian kepada beberapa segmen pasar yang
menjanjikan (target marketing).
Banyak
cara untuk menyegegmentasi pasar. Suatu pasar dapat disegmentasi berdasarkan
usia, jenis kelamin, wilayah, gaya hidup, dan lain-lain variabel. Misalnya,
jika disegmentasi berdasar pendapatan keluarga bisa diperoleh (1) segmen ibu
dari keluarga perpendapatan tinggi (2) segmen ibu dari keluarga berpendapatan
sedang (3) dan segmen ibu dari keluarga berpendapatan rendah. Selanjutnya rumah
sakit dapat memilih apakah pelayanan pertolongan persalinan yang
diselenggarakannya akan ditujukan kepada semua ibu (mass marketing) atau satu
atau dua segmen ibu saja yaitu, misalnya segmen 1 ( target marketing).
2.
Memosisikan secara kompetitif
Setelah
selesai dengan pemilihan pasar sasaran, rumah sakit harus memosisikan secara
kompetitif pelayanan yang ditawarkannya untuk menghadapi rumah sakit lain di
wilayah yang sama misalnya cipinang dan sekitarnya. Memosisikan secara
kompetitif adalah mengembangkan dan mengomunisasikan perbedaan-perbedaan
bermakna dari suatu pelayanan dengan pesaing yang melayani pasar sasaran yang
sama.
Kunci
keberhasilan dalam upaya memosisikan suatu pelayanan adalah kemampuan mengenali
atribut- atribut utama yang digunakan oleh pasar sasaran dalam menilai pasar
sasaran yang bersangkutan. Misalnya, dalam memandang pelayanan pertolongan
persalinan, ibu-ibu menggunakan atribut utama kwalitas dan keramah tamahan.
Maka untuk mendapat posisi yang baik dihati pasar sasaran, rumah sakit harus
dapat menyediakan pertolongan persalinan yang menurut persepsi ibu- ibu,
berkwalitas tinggi dengan penuh keramah tamahan (lihat gambar berikut).
3.
Mengembangkan Bauran Pemasaran
Tahap
berikutnya dalam strategi pemasaran adalah mengembangkan bauran pemasaran dan
menghitung besarnya biaya pemasaran yang dapat mendukung rumah sakit untuk
bersaing di pasar sasaranya. Bauran pemasaran adalah kombinasi atau ramuan
tertentu dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh
rumah sakit untuk mencapai tujuannya di pasar sasaranya. Banyak variabel yang
harus dibubarkan, akan tetapi semuanya itu dapat dikelompokkan ke dalam empat
kelompok, yaitu pelayanan sebagai produk rumah sakit, tarif pelayanan, tempat
penyelenggaraan pelayanan, dan promosi pelayanan. Dalam bahasa inggris dikenal
dengan istilah 4P, yaitu Product, Price, Place, Promotion.
Sedangkan
yang dimaksud dengan besarnya biaya pemasaran yang harus dikeluarkan adalah
perkiraan seberapa besar uang harus dikeluarkan oleh rumah sakit guna
mendatangkan seorang ibu hamil untuk melahirkan anaknya di rumah sakit yang
bersangkutan. Biaya ini dapat dihitung dengan melihat pengeluaran tahun lalu
(untuk merawat ruangan, melatih petugas, memberi jasa medis, memberi intensif
karyawan, pengiklanan/ promosi, dan lain lain), dibagi dengan jumlah kunjungan
pertolongan persalinan tahun lalu. Misalnya didapat angka Rp 400 ribu orang.
Maka jika tahun ini diharapkan adanya peningkatan kunjungan menjadi 100 orang,
diperlukan biaya pemasaran sebesar Rp 40 juta apabila diperhitungkan tahun ini
persaingan akan semakin ketat, biaya pemasaran harus di tingkatkan, misalnya
menjadi Rp 500 ribu orang atau Rp 50 juta setahun. Perkiraan biaya tersebut
akan semakin mendekati kebenaran jika penghitungan terhadap pengeluaran tahun
lalu dilakukan secara lengkap serta hati-hati dan cermat menggunakan dokumen
(arsip) yang ada. Di sinilah letak pentingnya pemeliharaan dokumen (arsip)
dengan baik, agar tidak hilang dan mudah di temukan kembali.
KESIMPULAN
Rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Rumah
sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang memantau, mengartikan, dan
memahamiperubahan-perubahan lingkungan danmenunjukkan kesiagaannya (radines)
untukmengisi visi,misi,tujuan,strategi,organisasi dansistem-sistem yang di
perlukan, gunamenangkap peluang-peluang secara maksimal.
TUGAS POSTER
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Hai teman-teman,
perkenalkan saya Mahasiswi dari Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.
1.
NAMA :
A. NURRATU FEBRIANA
NIM : 202001050
KELAS : B20
Di
sini saya akan menyampaikan Informasi penting untuk kita semua yang ada pada
Poster di bawah ini. Poster tentang Program Kesehatan Yang bertema, "Peningkatan Status Gizi”.
Gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tak
satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu,
setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan
yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI
adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang
dirinya secara wajar dan sehat.
Makan
makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang
beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah
satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi
serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Maka
dari itu, ayo jaga gizi kita agar tetap seimbang dan jangan makan-makanan yang
akan membuat kesehatan kita terganggu.
ISI POSTER
-
Judul : “Peningkatan Status Gizi”
-
Program kesehatan : Cara Perbaikan Status Gizi”
Gizi adalah suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
-
Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan tubuh
makhluk hidup, yaitu:
1. Memelihara proses
tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak
2. Memperoleh energi
guna melakukan kegiatan sehari-hari
3. Mengatur
metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh
yang lain
4. Berperan dalam
mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi seseorang :
a.
Faktor Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air minum yang
tidak bersih, tidak adanya saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan
kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan
penyebaran kuman patogen.
Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu
berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan
produksi tanaman.
b.
Faktor Ekonomi
Di banyak negara yang secara ekonomis kurang
berkembang, sebagian besar penduduknya berukuran lebih pendek karena gizi yang
tidak mencukupi dan pada umunya masyarakat yang berpenghasilan rendah mempunyai
ukuran badan yang lebih kecil.
Masalah gizi di negara-negara miskin yang
berhubungan dengan pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas. Kuantitas
menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi bagi tubuh.
Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus yang
diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh dengan
segala fungsinya.
c.
Faktor Sosial-Budaya
Indikator masalah gizi dari sudut pandang
sosial-budaya antara lain stabilitas keluarga dengan ukuran frekuensi
nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak
stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi kurang. Juga indikator demografi
yang meliputi susunan dan pola kegiatan penduduk, seperti peningkatan jumlah
penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah anggota keluarga, serta jarak kelahiran.
Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor
ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan
meningkatnya pendidikan seseorang, kemungkinan akan meningkatkan pendapatan
sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan.
d.
Faktor Biologis/Keturunan
Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi
ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar
menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan
sifat tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada
tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.
e.
Faktor Religi
Religi atau kepercayaan juga berperan dalam
status gizi masyarakat, contohnya seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu
oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan
dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi
ikan.
Berikut adalah cara
perbaikan status gizi:
• Kebutuhan energi
dan zat gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis kelamin, dan
aktivitas;
• Susunan menu
seimbang yang berasal dari beraneka ragam bahan makanan, vitamin, dan mineral
sesuai dengan kebutuhan
• Menu disesuaikan
dengan pola makan;
• Peningkatan kadar
Hb dilakukan dengan pemberian makanan sumber zat besi yang berasal dari bahan
makanan hewani karena lebih banyak diserap oleh tubuh daripada sumber makanan
nabati;
• Selain meningkatkan
konsumsi makanan kaya zat besi, juga perlu menambah makanan yang banyak
mengandung vitamin C, seperti pepaya, jeruk, nanas, pisang hijau, sawo kecik,
sukun, dll.
Solusi Permasalahn
Gizi :
1. Upaya perbaikan
gizi akan lebih efektif
2. Dibutuhkan adanya
kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan status gizi.
3. Pelaksanaan
program gizi hendaknya berdasarkan kajian ‘best practice’ (efektif dan efisien)
dan lokal spesifik.
4. Pengambil
keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat dan evidence base
dalam menentukan kebijakannya.
5. Mengembangkan
kemampuan (capacity building) dalam upaya penanggulangan masalah gizi, baik
kemampuan teknis maupun kemampuan manajemen.
2.
NAMA :
A. SHITI NURHALIZAH
NIM : 202001051
KELAS :
B20
MATA KULIAH :
ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
DOSEN PENGAMPUH : HJ. AFRIYANA AMELIA NURYADIN, S.KM.,
M.KES
“RUMAH SAKIT YANG ADAPTIF”
PROGRAM KESEHATAN : CEGAH PENYAKIT TIDAK MENULAR
DENGAN PERILAKU CERDIK
Rumah
sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang dapat memantau serta memahami
perubahan dilingkungan kesehatan masyarakat dan melakukan atau memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat agar masyarakat dapat melakukan pencegahan
dan peningkatan kesehatan kepada dirinya sendiri maupun orang disekitarnya
terutama dalam hal penyakit tidak menular yang sudah tidak asing lagi ditelinga
kita. Pencegahan dan peningkatan kesehatan ini dapat kita lakukan dengan
menerapkan program kesehatan cegah penyakit menular dengan perilaku CERDIK (Cek
kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin berolahraga, Diet sehat dan
seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress).
“Penjelasan mengenai Poster Program Kesehatan Cegah
Penyakit Tidak Menular dengan Perilaku CERDIK”
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak
menular dan bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus atau bakteri, namun
lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup. Contoh penyakit tidak
menular seperti hipertensi, jantung, stroke, diabetes mellitus, kanker. Perubahan perilaku dan gaya
hidup ( Life style ) masyarakat telah mengakibatkan
terjadinya transisi epidemiologi dimana masalah kesehatan utama mulai bergeser
dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Kondisi ini terjadi
karena perilaku masyarakat yang cenderung tidak sehat seperti merokok, kurang
konsumsi sayur dan buah, pola makan yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik
dan konsumsi minuman beralkohol.
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan besar yakni
masalah kesehatan triple burden, karena masih adanya penyakit infeksi,
meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit-penyakit yang seharusnya
sudah teratasi muncul kembali. Pada era 1990, penyakit menular seperti ISPA,
Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan.
Namun, perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya
pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi). Tahun 2015, PTM seperti
Stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes justru menduduki
peringkat tertinggi.
Sebuah pembelajaran berharga di era jaminan
kesehatan nasional (JKN), anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit
katastropik, yaitu: PJK, Gagal Ginjal Kronik, Kanker, dan Stroke.
Selain itu, pelayanan kesehatan peserta JKN juga didominasi
pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dibandingkan di tingkat dasar.
Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi menjadi beban yang luar biasa
terhadap keuangan negara. Masalah kesehatan tidak akan dapat
diselesaikan oleh sektor pemerintah saja, untuk mengatasinya diperlukan kerja
sama yang baik antara :
a.
Individu, masyarakat dan keluarga (Mempraktekkan pola hidup sehat
sehari-hari)
b.
Akademisi, dunia usaha, dan organisasi masyarakat (Menggerakkan
institusi dan organisasi masingmasing)
c.
Pemerintah pusat dan daerah (Menyediakan : kurikulum pendidikan,
fasilitas olahraga, sayur dan buah, fasilitas kesehatan, transportasi, Kawasan
Tanpa Rokok, taman untuk beraktivitas, Iklan Layanan Masyarakat,)
Meningkatnya PTM dapat menurunkan produktivitas sumber daya
manusia, bahkan kualitas generasi bangsa. Hal ini berdampak pula pada besarnya
beban pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang besar. Pada
akhirnya, kesehatan akan sangat mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi. Penduduk usia produktif
dengan jumlah besar yang seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan,
justru akan terancam apabila kesehatannya terganggu oleh PTM dan perilaku yang
tidak sehat, tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, dalam sambutannya
dalam rangka Hari Kesehatan nasional (HKN) ke-52 tahun 2016 di Jakarta. Oleh karena itu, Kementerian
Kesehatan RI secara khusus mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan
melalui program cegah penyakit menular dengan
perilaku cerdik guna mewujudkan Indonesia sehat.
Penerapan
“CERDIK” dapat mengurangi faktor risiko dan deteksi dini PTM. Program CERDIK
dilaksanakan untuk mencegah kematian akibat penyakit tidak menular dengan cara
menekankan pada aspek promotive (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan). Cerdik yang dimaksud bukan
cerdas. Tapi cerdik disini yaitu singkatan dari Cek kesehatan, Enyahkan asap
rokok, Rajin Olahraga, Diseimbang asupan makanan, Istirahat yang cukup, dan
Kelola stress dengan baik .
“CERDIK”
Cek = Cek
kesehatan secara rutin
Cek kesehatan secara rutin bermanfaat untuk
mengingatkan tentang kesehatan kita. Beberapa penyakit tidak menular seperti
Diabetes Melitus, Hipertensi, Stroke, dan beberapa kanker bisa diturunkan
resikonya jika diketahui secara dini. Semakin tepat informasi yang kita
dapatkan tentang kesehatan diri kita, semakin bijaksana pula keputusan yang
dapat kita lakukan. Cek Kesehatan dapat dilakukan rutin minimal 1 tahun sekali.
Beberapa cek kesehatan yang paling umum dilakukan antara lain : Cek tekanan
darah, Cek gula darah, cek lingkar perut, cek kolesterol total, cek arus puncak
espirasi (uji fungsi paru), tes pap smear, sadari periksa payudara sendiri dan
lain-lain.
E = Enyahkan Asap Rokok
Rokok adalah racun. Dalam
rokok mengandung 4000 zat, dan 200 diantaranya dinayatakn berbahaya bagi
kesehatan. Racun utama rokos yaitu TAR, Nikoton, dan Karbonmonoksida. Berbagai
racun lainnya anatar lain : asem asetik, sodium hidroksida, naptalin, formalin, asentanisol, hidrogen
SIANIDA, geramol, aseton, tuluene, kadium, metanol,hidrasin, urea dan lain-lain. Merokok
merngut hak orang lain, anak, istri, kelaurga, teman, untuk mendapatkan udara
segar dan untuk hidup sehat tanpa rokok. Masyarkat berhak menegur jika ada yang
merokok di kawasan tanpa rokok. Kebiasaan merokok dapat dihentikan. Tips berhenti
merokok antara lain : kuatkan niat dan bulatkan tegad, minta bantuan kerabat
dan keluarga, atur target waktu kapan berhenti merokok, cari kesibukan lain,
banyak minum air putih, jauhi lingkungan para perokok.
R = Rajin Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat
dilakukan dalam kegiatan sehari-hari, seperti berjalan kali, berkebun, mencuci,
mengepel, olahraga dan lain-lain. Aktivitas fisik dialkukan teratur minimal 30
menit tiap hari.
D = Diet Seimbang
Diet sehat seimbang adalah
pola konsumsi makanan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah sesuai
dengan kebutuhan diantaranya:
·
Kalori Seimbang Konsumsi gula dengan cara tidak melebihi empat sendok
teh perhari Konsumsi garam (natrium klorida) dengan cara membatasi sampai <
5 gram (1 sendok teh) perhari, kurangi garam saat memasak dan membatasi makanan
olahan dan cepat saji.
·
Total konsumsi lemak 5 sendok makan perhari. Batasi daging berlemak,
lemak susu, dan minyak goreng, ganti minyak sawit dan minyak kelapa dengan
zaitun, kedelai, jagung, minyak bunga matahari. Konsumsi buah dan sayuran yaitu
5 prosi (400-500 gram) perhari (satu porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel, mangga,
pisang atau 1 mangkok sayuran dimasak) Konsumsi ikan sedikitnya 3 kali
perminggu, utamakan ikan berminyak seperti tuna, makarel,salmon.
·
Tidak konsumsi minuman beralkohol.
I = Istirahat Cukup
Istirahat sangat dibutuhkan
agar tubuh dan pikiran kembali segar. Hal hal yang harus dilakukan adalah :
hindari konsumsi kpi, rokok dan alkohol; tetapkan waktu tidur yang teratur,
sempatkan untuk berolahraga setiap hari serta tenangkan pikiran dan mental.
Waktu tidur yang baik adalah 6-8 jam dan pastikan tidurnya berkualitas. Akibat
dari kurang tidur akan hilangnya konsentrasi saat belajar, hilangnya fokus saat
berkendara, munculnya obesitas, memperburuk kondisi kesehatan tubuh, stres
meningkat, kulit terlihat lebih tua dan sering lupa.
K = Kelola Stres
Penyebab stres setiap hari
berasal dari kelaurga atau di kantor. Beberapa cara untuk mengatasi stress dan
mencapai jiwa yang sehat yaitu : bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat
dipercaya, melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, jagalah kesehatan
dengan olahraga/aktivitas fisik secara teratur, tidur cukup, makan bergizi
seimbang, terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, kembangkan hobi yang
bermanfaat, meningkatkan ibadah, berfikir positif, tenangkan pikiran dan
relaksasi, berpikir positif, tidur yang
cukup, tertawa, berolahraga, meditasi, dengarkan musik, libatkan indera tubuh,
lakukan pemijatan, milliki sikap mental pemenang, bangun hubungan positif,
seleksi yang kita baca, dengar dan lihat, mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha
Esa.
Tujuan dari kegiatan program kesehatan Cegah Penyakit
Tidak Menular dengan Perilaku CERDIK yaitu:
1. Terwujudnya pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat di lingkungan sekolah yang terkait tentang factor
risiko PTM
2. Terwujudnya lingkungan
bersih dan sehat serta bebas asap rokok
3. Terselenggaranya penerapan
diet sehat dengan gizi cukup dan seimbang pada warga sekolah
4. Terselenggaranya
peningkatan aktivitas fisik pada warga sekolah
5. Terselenggaranya deteksi
dini, monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM
Perilaku CERDIK dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Perilaku CERDIK dapat dilakukan mulai dari diri sendiri
dan mulai dari sekarang. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang
baik seperti menerapkan perilaku CERDIK. Ketika sudah dapat menerapkan perilaku
CERDIK untuk diri sendiri maka perlahan sampaikanlah kepada orang lain agar
orang lain juga dapat merasakan manfaat menerapkan perilaku CERDIK. Pemerintah
akan terus mensosialisasikan perilaku CERDIK kepada masyarakat. Maka dari itu peran
serta dan dukungan masyarakat sangat membantu kesuksesan penerapan perilaku
CERDIK.
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatu,Salam Sejahtera untuk Kita Semua, Om Swastyastu,Namo
Buddhaya.
Hai teman-teman
online, perkenalkan saya Mahasiswa dari Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
Makassar.
3.
NAMA : CHERLLY JUNYTA
MARLISSA
NIM :
202001059
KELAS : B20
Di
sini saya mau menyampaikan Informasi penting untuk kita semua yang ada pada
Poster di atas. Poster Program Kesehatan
Yang bertemakan "Penerapan Protokol Kesehatan Di Rumah Sakit".
Secara
definisi protokol kesehatan adalah panduan atau tata cara kegiatan yang
dilakukan dalam rangka menjamin individu dan masyarakat tetap sehat terlindung
dari penyakit tertentu. Tujuan penerapan protokol kesehatan adalah untuk
meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 bagi masyarakat di
tempat yang bisa saja terjadi penularan penyakit atau fasilitas umum yang di
mana terdapat sekumpulan orang. Prinisp utama protokol kesehatan adalah
perlindungan kesehatan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat.
Hal
ini penting disadari, karena sebagian besar masyarakat masih berasumsi bahwa
protokol kesehatan itu hanyalah perlindungan kesehatan individu. Sehingga jika
seseorang telah mealakukan perlindungan individu seolah-olah telah melakukan
seluruh protokol kesehatan. Padahal aktivitas
dalam rangka perlindungan kesehatan masyarakat belum dilakukan dengan baik di
ruangan tertutup atau tempat sekumpulan orang berada yang di mana.
Namun
ada juga sebagian orang yang masih takut untuk berobat ke Rumah Sakit karena
takut terkena penularan penyakit. Tak perlu lagi takut ataupun Bimbang jika
kita semua, baik pasien maupun petugas Kesehatan dengan kedisplinannya dalam
melaksanakan protokol kesehatan maka kita dapat memutus rantai penularan
CCOVID-19. Tidak hanya untuk hari ini tetapi harus dilaksanakan secara
berkelanjutan dengan saling mengingatkan pentingya menjalankan protokol
kesehatan.
Ayo
periksakan kondisi diri Anda bila Anda merasakan gejala yang tak normal dari
biasanya.
Salam Sehat Untuk
kita semua
ISI POSTER
Judul : “Adaptasi di
rumah sakit”
Program kesehatan :
penerapan protokol kesehatan di rumah sakit
Masih
ada beberapa orang yang takut untuk berobat ke rumah sakit karena penularan
covid-19. Tidak perlu lagi takut karena kta bisa mencegah penularan penyakit
dengan mematuhi protokol kesehatan saat di rumah sakit.
Dengan
kedisiplinan semua pihak baik pasien pendamping pasien dan petugas dalam
melaksanakan protokol kesehatan maka kita dapat memutus rantai penularan
COVID-19. Tidak hanya untuk hari ini tetapi harus dilaksanakan secara
berkelanjutan dengan saling mengingatkan pentingnya menjalankan protokol
kesehatan.
Melakukan protokol
kesehatan di rumah sakit :
Ø
Selalu menggunakan masker
Ø
Siapkan sanitizer sendiri
Ø
Mendatangi bagian pelayanan rumah sakit yang di tujuh
Ø
Jangan menyentuh muka terutama bagian mulut, hidung dan mata
Ø
Wajib cuci tangan dengan saun dan air mengalir & Gunakan sanitizer
sendiri
Ø
Tidak keluar masuk ruangan agar tak tertular/menularkan penyakit kepada
pasien lain
Ø
Laporkan kondisi/gejala sakit yang diderita dengan sejujurnya kepada
petugas
Ø
Jaga jarak dengan pasien lain >1m
Tujuan : Pada program
ini saya mengajak teman teman dan rekan rekan untuk melakukan adaptasi baru di
rumah sakit yang di mana semenjak pandemi di rumah sakit kita perlu menerapkan protokol
kesehatan guna memutus rantai penyebaran penyakit.
Isi
Poster
Judul
: BUDAYA HIDUP SEHAT
4.
NAMA : FATIMAH HASAN
NIM : 202001064
KELAS : B20
Budaya hidup sehat adalah
kebiasaan menjalankan pola hidup yang bermanfaat bagi tubuh. Beberapa pola
hidup yang menjadi bagian budaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan
bergizi, berolahraga secara teratur, beristirahat yang cukup, dan tentunya senantiasa
menjaga kebersihan budaya hidup sehat
sebuah gaya hidup yang berfokus untuk membuat tubuh menjadi lebih fit
dan bugar. Itu artinya, seluruh aspek dalam keseharian perlu diperhatikan, termasuk soal makanan dan
aktivitas fisik. Dengan menerapkan pola hidup seperti ini, harapannya risiko
berbagai penyakit dapat diminimalisir secara maksimal.
Beberapa contoh budaya sehat adalah sebagai berikut:
1.Olahraga
secara teratur
Nah,
menjaga asupan makanan saja tidak cukup! Anda pun perlu melakukan aktivitas
fisik secara aktif untuk membuat tubuh lebih bugar. Cukup luangkan waktu 15
sampai 30 menit setiap harinya, mulailah olahraga dengan teratur mulai hari
ini.
2.Konsumsi
makanan sehat dan sayuran
Bagian
terpenting dari menjalani pola hidup sehat adalah dengan menjaga seluruh asupan
yang masuk ke dalam tubuh kita. Jadi, pastikan makanan yang Anda konsumsi telah
memenuhi kebutuhan gizi harian.
3.tidak
merokok
Berhenti
merokok memang tidak mudah, terutama bagi
yang sudah bertahun-tahun memiliki kebiasaan tersebut. Namun, jika Anda
memiliki tekad kuat, tidak ada kata mustahil. merupakan rahasia umum jika
kebiasaan merokok bisa memicu radikal bebas dan menyebabkan kerusakan pada sel
tubuh. Walau sulit, usahakan untuk berhenti merokok sedini mungkin.
4.tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol.
Bahaya
minuman beralkohol bagi kesehatan sudah sangat sering diberitakan. Bila
dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang, minuman beralkohol bisa
merusak organ tubuh dan menyebabkan kecanduan. Bahkan, tidak jarang juga
terjadi keracunan alkohol yang bisa berakibat fatal.
5.Jaga
kebersihan lingkungan
Menjaga
kebersihan lingkungan sama artinya menciptakan lingkungan yang sehat, bebas
dari kotoran, seperti debu, sampah dan bau yang tidak sedap. Dengan lingkungan
yang sehat, kita tidak akan mudah terserang berbagai penyakit seperti demam
berdarah, malaria, muntaber dan lainnya. perhatikan kondisi lingkungan sekitar
Sebab kawasan yang kotor bisa menjadi sarang kuman sehingga tak baik untuk
kesehatan .
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Hai teman-teman,
perkenalkan saya Mahasiswi dari Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.
5. NAMA : FIRDAYANTI
NIM : 202001065
KELAS :
B20
Di sini saya akan
menyampaikan Informasi penting untuk kita semua yang ada pada Poster di bawah
ini. Poster tentang Program Kesehatan Yang bertema, "Tips Mencegah Stroke”.
Stroke adalah kondisi ketika pasokan darah ke otak
terganggu karena penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah
(stroke hemoragik). Penyakit stroke adalah masalah kesehatan yang terjadi saat
asupan darah menuju ke otak terganggu atau
sama sekali terhenti, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi.
Akibatnya, dalam hitungan menit saja, sel-sel otak mulai mati.
Kondisi
ini tergolong sebagai penyakit yang serius dan dapat membahayakan nyawa.
Problem yang dihadapi penderita stroke bukan hanya kematian, stroke juga dapat
mengakibatkan kecacatan fisik dan mental yang berdampak pada sosio-ekonomi.
Oleh sebab itu membutuhkan pertolongan medis segera. Pertolongan yang cepat dan
tepat dapat mengurangi risiko kerusakan otak dan berbagai komplikasi lainnya.
Faktor penyebab Penyakit Stroke
Berikut ini beberapa
faktor penyebab terkena stroke, antara lain :
1. Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi
Anda disebut memiliki tekanan darah tinggi bila
tekanan darah Anda rata-rata di atas 140/90. Hipertensi merupakan penyebab
utama terjadinya stroke, terutama hemoragik. Hipertensi dapat
terjadi akibat ginjal bermasalah, gaya hidup tidak sehat, atau konsumsi
obat-obatan tertentu.
2. Kebiasaan Merokok
Kandungan nikotin pada rokok dapat mendorong tekanan
darah Anda naik. Selain itu, asap rokok dapat memicu penumpukan lemak di arteri
leher utama dan mengentalkan darah sehingga Anda berisiko terhadap penggumpalan
darah.
3. Penyakit Jantung
Orang yang memiliki penyakit jantung berisiko tinggi
terhadap stroke. Kondisi jantung bermasalah yang meningkatkan
risiko terjadinya stroke termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi
jantung, serta detak jantung yang tidak normal.
4. Diabetes
Penderita diabetes umumnya juga memiliki tekanan darah
tinggi yang membuatnya berisiko terkena stroke. Diabetes merusak
pembuluh darah sehingga risiko terjadinya stroke lebih besar.
Jika seseorang mengalami stroke saat kadar gula darah di tubuhnya sedang
tinggi, kerusakan pada otaknya pun akan lebih berat.
5. Kegemukan atau Obesitas
Berat badan berlebih merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya stroke. Orang yang kegemukan atau obesitas juga
cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Untuk menurunkan risiko stroke,
Anda harus menjaga berat badan tetap normal.
Nah,
bisa kita ketahui bukan bahwa stoke itu penyakit yang berbahaya dan mematikan.
Terdapat juga beberapa faktor yang menyebabkan penyakit stroke. Meski stroke
sangat berbahaya, untungnya penyakit ini masih bisa dicegah lewat beragam cara.
Contohnya, tidak merokok atau mengisap tembakau, melakukan diet sehat dengan
gizi seimbang, menjaga berat badan tepat ideal (mencegah obesitas), tidak
mengonsumsi alkohol, dan rutin berolahraga. Bagaimana, tertarik untuk
mencobanya?
ISI POSTER
-
Judul : “Hindari Terkena Penyakit Stroke”
-
Program kesehatan : “Tips Mencegah Stroke”
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2016, penyakit
Stroke menempati peringkat ke-3 penyebab kematian di Indonesia. Stroke juga
menjadi peringkat ke-3 penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.
Agar terhindar dari risiko stroke, baiknya Kita mengetahui cara mencegah
penyakit ini. Lebih baik mencegah lebih dini daripada Anda terserang stroke. Berikut
ini 5 cara mudah terhindar dari serangan stroke :
1.
Pola makan sehat
Cara mudah terhindar dari serangan stroke
yang pertama adalah pola makan yang sehat. Konsumsi lebih banyak buah, sayur,
ikan, biji-bijian utuh, produk susu rendah lemak, serta hindari makanan yang
terlalu manis, berlemak, daging olahan, atau lainnya.
2.
Olahraga
Tidak ada yang meragukan manfaat olahraga
untuk kesehatan. Cukup berolahraga ringan selama 40 menit atau lebih setiap
hari ditambah dengan olahraga yang sedikit berat di akhir minggu akan membuat
Anda terhindar dari serangan stroke.
3.
Berhenti merokok
Kebiasaan merokok memberi dampak yang besar
pada risiko serangan stroke. Jika ingin terhindar dari serangan stroke,
sebaiknya segeralah berhenti merokok.
4.
Hindari minuman beralkohol
Minum minuman beralkohol hingga sembilan
gelas alkohol per minggu bisa meningkatkan risiko stroke. Karena itu agar
terhindar dari serangan stroke segera hentikan kebiasaan minum alkohol.
5.
Hindari NAPZA
Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain dan methamphetamine,
dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah sehingga
menyebabkan stroke. Oleh sebab itu, untuk menurunkan risiko terkena stroke,
hindari penyalahgunaan obat-obatan tersebut.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hai teman-teman,
perkenalkan saya Mahasiswi dari Institut ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.
6. NAMA : JUNAEDAH
NIM :
202001069
KELAS :
B20 ARS
Di
sini saya akan menyampaikan informasi penting untuk kita semua yang ada pada
Poster di bawah ini. Poster tentang Program Kesehatan yang bertema, “MENTAL HEALTH DAN MENTAL ILLNESS”.
1.
MENTAL HEALTH
Mental Health artinya adalah kesehatan mental. Perlu diketahui bahwa
kesehatan mental ini dapat dipengaruhi oleh peristiwa dala kehidupan seseorang
hingga pada akhirnya akan memiliki dampak besar untuk perilaku serta
kepribadiannya. Peristiwa yang biasanya dapat memengaruhi adalah stres
berkepanjangan, pelecehan anak, hingga adanya kekerasan yang terjadi dalam
suatu rumah tangga. Itu semua dapat menyebabkan kesehatan mental seseorang
dapat terganggu. Adanya gangguan mental pada nantinya akan dapat mengubah cara
pandang seseorang dalam menangani stresnya. Mulai dari pembuatan suatu pilihan,
berhubungan dengan orang lain, hingga memicu hasrat untuk menyakiti dirinya
sendiri.
·
Gejala Mental Health
Gangguan mental atau penyakit mental biasanya akan diawali dengan
beberapa gejala, sama halnya dengan penyakit-penyakit yang lain. Dikutip dari
Halodoc, berikut adalah gejala awal yang akan dialami seseorang dengan penyakit
mental atau gangguan mental:
1. Perubahan drastis dalam kebiasaan makan,
seperti makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
2. Delusi, paranoia, atau halusinasi.
3. Berteriak atau berkelahi dengan keluarga
dan teman-teman.
4. Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan
bersalah yang selalu menghantui.
5. Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
6. Marah berlebihan dan rentan melakukan
kekerasan.
7. Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau
masalah sehari-hari.
8. Memiliki pikiran untuk menyakiti diri
sendiri atau orang lain.
9. Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan
sehari-hari.
10. Memiliki pengalaman dan kenangan buruk
yang tidak dapat dilupakan.
11. Mengalami nyeri yang tidak dapat
dijelaskan.
12. Mengalami perubahan suasana hati drastis
yang menyebabkan masalah dalam hubungan dengan orang lain.
13. Merasa bingung, pelupa, marah,
tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang tidak biasa.
14. Merasa sedih, tidak berarti, tidak
berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.
15. Merokok, minum alkohol lebih dari
biasanya, atau bahkan menggunakan narkoba.
16. Mendengar suara atau mempercayai sesuatu
yang tidak benar.
17. Tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari seperti merawat anak atau pergi ke sekolah atau tempat kerja.
18. Rasa lelah yang signifikan, energi
menurun, atau mengalami masalah tidur.
19. Perubahan gairah seks.
20. Tidak mampu memahami situasi dan
orang-orang.
·
Penyebab Mental Health
Setelah memahami beberapa gejala awalnya, Anda juga harus mengetahui
penyebab dari gangguan kesehatan mental atau mental health. Berikut adalah
penyebab umum dari gangguan mental yaitu :
1. Kekerasan dalam rumah tangga atau
pelecehan lainnya.
2. Cedera kepala.
3. Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan
pada masa kanak-kanak.
4. Faktor genetik atau terdapat riwayat
pengidap gangguan mental dalam keluarga.
5. Mengalami kehilangan atau kematian
seseorang yang sangat dekat.
6. Mengalami kerugian sosial, seperti masalah
kemiskinan atau utang.
7. Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau
gangguan pada otak.
8. Mengalami diskriminasi dan stigma.
9. Pengaruh zat racun, alkohol, atau
obat-obatan yang dapat merusak otak.
10. Terisolasi secara sosial atau merasa
kesepian.
11. Merawat anggota keluarga atau teman yang
sakit kronis.
12. Stres berat yang dialami dalam waktu yang
lama.
13. Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau
tunawisma.
14. Tinggal di lingkungan perumahan yang
buruk.
15. Trauma signifikan, seperti pertempuran
militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan yang pernah dialami.
·
Faktor Risiko
Selain gejala dan juga penyebab secara umumnya, gangguan mental ini juga
memiliki beberapa faktor risiko yang perlu dipahami dan diperhatikan pula.
Berikut adalah beberapa faktor risiko gangguan mental health:
1. Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan
terlarang.
2. Perempuan memiliki risiko tinggi mengidap
depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki memiliki risiko mengidap
ketergantungan zat dan antisosial.
3. Memiliki masalah di masa kanak-kanak atau
masalah gaya hidup.
4. Perempuan setelah melahirkan.
5. Memiliki riwayat anggota keluarga atau
keluarga dengan penyakit mental.
6. Memiliki profesi yang memicu stres,
seperti dokter dan pengusaha.
7. Memiliki riwayat penyakit mental
sebelumnya.
8. Memiliki riwayat kelahiran dengan kelainan
pada otak.
9. Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti
sekolah atau kehidupan kerja.
·
Pencegahan Gangguan Mental Health
Ada juga beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah agar Anda
terhindar dari gangguan mental atau mental health. Berikut adalah cara atau
upaya yang bisa dilakukan:
1. Memelihara pikiran yang positif.
2. Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
3. Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif
secara fisik.
4. Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
5. Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.
6. Membantu orang lain dengan tulus.
7. Mencari bantuan profesional jika
diperlukan.
2.
MENTAL ILLNESS
Mental
illness atau gangguan kejiwaan adalah gangguan mental, perilaku dan
emosional, yang menyulitkan Anda bekerja, bersosialisasi, dan beraktivitas
lain.
·
Tanda dan Gejala Mental Illness
Ada berbagai macam gejala mental illnes, berdasarkan jenis
gangguan mental tersebut. Tanda-tanda yang terjadi dapat menyerang fisik maupun
kondisi psikologis, serta berpengaruh pada emosi dan pikiran. Contoh-contohnya
antara lain:
1.
Perasaan sedih dan sulit merasa bahagia
2.
Kebingungan saat berpikir serta menurunnya kemampuan untuk
berkonsentrasi
3.
Perasaan cemas yang berlebihan
4.
Sering merasa takut Perasaan bersalah yang terus-menerus
5.
Suasana hati yang sering berubah-ubah
6.
Cenderung menghindar dari teman dan aktivitas yang disukai
7.
Sering merasa lelah dan tidak berenergi, tapi sulit tertidur
8.
Terpisah dari kenyataan, delusional atau berhalusinasi
9.
Tidak mampu menanggulangi masalah atau stres Sulit memahami situasi dan
orang di sekitar
10. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan
penyalahgunaan obat terlarang
11. Perubahan signifikan pada pola makan
(gangguan makan)
12. Perubahan pada hasrat atau dorongan seksual
13. Kemarahan yang berlebihan dan mengarah pada
kekerasan
14. Pikiran untuk mengakhiri hidup
Terkadang gejala mental illness juga muncul secara fisik,
misalnya nyeri punggung, sakit perut, sekit kepala atau nyeri dan rasa sakit
yang tidak dapat diketahui penyebabnya.
·
Penyebab dan Risiko Mental Illness
Secara umum, gangguan mental disebabkan oleh faktor yang bervariasi,
dari genetik atau faktor keturunan, maupun lingkungan. Berikut ini
penjelasannya:
Faktor genetik: Penyakit mental bisa
diwariskan dari garis keturunan. Gen tertentu bisa membawa risiko terjadinya
penyakit mental.
Paparan saat dalam kandungan: Konsumsi
alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, paparan zat kimia berbahaya dan beracun
pada ibu hamil, berisiko menyebabkan gangguan pada janin, termasuk risiko
gangguan mental terhadap perkembangannya.
Senyawa kimia di otak: Neurotransmitter adalah
zat kimia pada otak kita yang berfungsi membawa sinyal saraf ke seluruh bagian
tubuh. Ketika jaringan saraf dan zat kimia ini terganggu, fungsi penerima saraf
berubah, dan bisa mengarah memicu depresi maupun gangguan emosi lain.
"Yuk
tetap sehat. BEBAS ANEMIA"
7.
NAMA : MILDAWATI
NIM : 202001073
Anemia
merupakan penyakit yang berkaitan dengan sel darah dan umum terjadinya. Anemia
dapat menyerang wanita, anak-anak, orang tua dan orang yang memiliki penyakit
jangka panjang. Anemia dapat diturunkan melalui gen, wanita yang sedang haid,
penderita ginjal atau kondisi kronis lainnya.
Adapun
Langkah-Lanhgkah untuk menghindari terjadinya penyakit anemia diantaranya :
1. CUCI TANGAN PAKAI
SABUN
Sebelum dan sesudah
makan, setelah buang air kecil dan besar, setelah memegang hewan, uang dll.
2. MINUM TABLET
TAMBAH DARAH
1 tablet setiap hari
ketika menstruasi selama 10 hari dan 1
tablet setiap minggu selama 3 minggu setelah menstruasi.
3. MAKAN KAYA ZAT
BESI SETIAP HARI
Kacang-kacangan,
daging, ikan, biji labu dan sayuran berdaun hijau.
4. TINGKATKAN MAKANAN
YANG MEMBANTU PENYERAPAN ZAT BESI
Yang berasal dari
protein nabati dan hewani, sayur berwarna hijau dan buah-buahan berwarna.
5. HINDARI MINUMAN YANG
MENGHAMBAT PENYERAPAN ZAT BESI
Kopi, teh, dan anggur
merah saat makan.
Ayo kita lawan
Anemia. Yuk tetap sehat. Bebas Anemia
8.
NAMA : NUNUNG RAHMADANI
NIM : 202001077
KELAS : B20
A.
Pengertian Rumah sakit Adaptif
Rumah sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang memantau, mengartikan,
dan memahamiperubahan-perubahan lingkungan danmenunjukkan kesiagaannya
(radines) untuk mengisi visi,misi,tujuan,strategi,organisasi dansistem-sistem
yang di perlukan, gunamenangkap peluang-peluang secara maksimal
B. Respon Rumah Sakit Adaptif terhadap Perubahan
Lingkungan
Walaupun saat ini
sebuah rumah sakit telah sesuai dengan lingkungan kemungkinan berubahnya
lingkungan merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup rumah sakit tersebut.
Keadaan lingkungan sebuah rumah sakit berperan sama, bahkan mungkin lebih,
dibanding kepemimpinan, dalam menentukan keberlangsungan hidup rumah sakit
tersebut (pfeffer & salancik, 1978). Pada hal lingkungan itu, Menurut
beruba-ubah berkisar antara stabil dan bergejolak. Menurut EE Emery dan EL
trist, sebagaimana dikutip oleh kotler (1985), dapat dibedakan adanya empat
jenis lingkungan sebagai berikut:
1.
Stabil dan tidak berubah-ubah
2.
Stabil dengan fluktuasi kecil
3.
Pelan pelan berubah dan masih dapat diramal
4.
Cepat berubah dan sulit diramal
C. Perencanaan Strategi Rumah Sakit Adaptif
Perencanaan strategis
adalah ideal jika sebuah rumah sakit hidup dalam suatu lungkungan yang ramah.
Rumah sakit itu dapat menetapkan tujuan-tujuan yang tepat dan merumuskan
stategi untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Rumah sakit itu juga dapat
menyusun organisasi yang memungkinkan secara efektif dilaksanakannya strategi
yang telah dirumuskan.
Langkah-langkah yang
harus dilakukan agar rumah sakit dapat bertahan dalam menghadapi lingkungan
yang terus berubah adalah (1) analisis lingkungan (2) analisis sumber daya (3)
menetapkan tujuan (4) merumuskan stategi, (5) menyusun organisasi, (5)
mengembangkan sistem- sistem yang dibutuhkan.
PENJELASAN
POSTER CARA MENCEGAH TEKANAN DARAH TINGGI
a.
Pengertian darah tinggi
Hipertensi
atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi terjadinya peningkatan
tekanan darah yang cukup tinggi di dalam arteri. Tekanan darah tinggi ditulis
menjadi dua angka, tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik. Tekanan
sistolik adalah angka yang diperoleh saat jantung berkontraksi, sedangkan
tekanan diastolik adalah angka yang diperoleh pada saat jantung berelaksasi.
Sebagai
contoh, angka 120/80 mmHg (seratus dua puluh per delapan puluh) terdiri dari
120 mmHg tekanan sistolik dan 80 mmHg adalah tekanan diastolik. Seseorang
dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika pada posisi duduk tekanan
sistoliknya mencapai 140 mmHg atau lebih, juga jika tekanan diastoliknya
mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
b.
Faktor yang menyebabkan Tekanan
darah tinggi yaitu
1. Kegemukan
Obesitas dan kelebihan berat badan erat
kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai
penyebab hipertensi yang paling sering terjadi.
Semakin berat massa tubuh Anda, semakin
banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh
jaringan tubuh. Hal ini tentu menjadi penyebab kerja jantung lebih keras dari
biasanya, sehingga tekanan darah lama-lama akan naik dan hipertensi pun tidak
dapat dihindari.
2. Merokok
Merokok juga merupakan salah satu penyebab
hipertensi atau tekanan darah tinggi yang paling umum. Rokok sudah terbukti
dapat membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama. Khususnya
tekanan darah sistolik meningkat jadi sebanyak 4 mmHg.Hal ini karena kandungan
zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin, dapat merusak lapisan dinding
pembuluh arteri. Bila ini terjadi, pembuluh arteri akan menyempit dan tekanan
darah menjadi naik.
3. stress
Stres bisa menaikkan tensi darah Anda. Saat
stres, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan
peningkatan denyut jantung. Hormon-hormon ini juga dapat mempersempit pembuluh
darah, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
c. Gejala Tekanan darah tinggi yaitu
1. Sakit kepala
2. Mimisan
3. Mual dan Muntah
d. cara mencegah tekanan darah tinggi yaitu
-Cek kesehatan secara berkala
Hal penting lainnya yang perlu Anda lakukan
untuk mencegah tekanan darah tinggi, yaitu cek tekanan darah secara rutin dan
berkala. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui apakah tekanan darah Anda
normal atau tidak.
Pasalnya, tekanan darah tinggi atau
hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Cek tekanan darah merupakan
satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi atau tidak.
- Berhenti merokok
Rokok tidak hanya buruk bagi kesehatan
paru-paru, tetapi juga dapat meningkatkan risiko Anda terserang hipertensi dan
penyakit jantung.Oleh karena itu, Anda perlu menghindari rokok sebagai bentuk
pencegahan terhadap hipertensi. Bila Anda sudah merokok, sebaiknya Anda segera
berhenti merokok mulai dari sekarang. Anda dapat meminta bantuan orang-orang
terdekat atau dokter untuk menghentikan kebiasaan ini.
-Rajin aktivitas fisik
Olahraga merupakan kebutuhan semua orang
karena dapat menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh, termasuk untuk
pencegahan hipertensi. Bahkan, bagi penderita hipertensi, olahraga dapat
mengurangi kebutuhan minum obat darah tinggi. Faktor apa saja yang menyebabkan
Tekanan darah tinggi yaitu
1. Kegemukan
Obesitas dan kelebihan berat badan erat
kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai
penyebab hipertensi yang paling sering terjadi.
Semakin berat massa tubuh Anda, semakin
banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh
jaringan tubuh. Hal ini tentu menjadi penyebab kerja jantung lebih keras dari
biasanya, sehingga tekanan darah lama-lama akan naik dan hipertensi pun tidak
dapat dihindari.
2. Merokok
Merokok juga merupakan salah satu penyebab
hipertensi atau tekanan darah tinggi yang paling umum. Rokok sudah terbukti
dapat membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama.
Khususnya tekanan darah sistolik meningkat jadi sebanyak 4 mmHg.Hal ini karena
kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin, dapat merusak lapisan
dinding pembuluh arteri. Bila ini terjadi, pembuluh arteri akan menyempit dan
tekanan darah menjadi naik.
3. stress
Stres bisa menaikkan tensi darah Anda. Saat
stres, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan
peningkatan denyut jantung. Hormon-hormon ini juga dapat mempersempit pembuluh
darah, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
Gejala Tekanan darah tinggi yaitu
1. Sakit kepala
2. Mimisan
3. Mual dan Muntah
Nah, cara mencegah tekanan darah tinggi yaitu
-Cek kesehatan secara berkala
Hal penting lainnya yang perlu Anda lakukan
untuk mencegah tekanan darah tinggi, yaitu cek tekanan darah secara rutin dan
berkala. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui apakah tekanan darah Anda
normal atau tidak.
Pasalnya, tekanan darah tinggi atau
hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Cek tekanan darah merupakan
satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi atau tidak.
- Berhenti merokok
Rokok tidak hanya buruk bagi kesehatan
paru-paru, tetapi juga dapat meningkatkan risiko Anda terserang hipertensi dan
penyakit jantung.Oleh karena itu, Anda perlu menghindari rokok sebagai bentuk
pencegahan terhadap hipertensi. Bila Anda sudah merokok, sebaiknya Anda segera
berhenti merokok mulai dari sekarang. Anda dapat meminta bantuan orang-orang
terdekat atau dokter untuk menghentikan kebiasaan ini.
-Rajin aktivitas fisik
Olahraga merupakan kebutuhan semua orang
karena dapat menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh, termasuk untuk
pencegahan hipertensi. Bahkan, bagi penderita hipertensi, olahraga dapat
mengurangi kebutuhan minum obat darah tinggi. Faktanya, orang yang berolahraga
rutin memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah ketimbang yang tidak
melakukan olahraga sama sekali. Pasalnya, aktivitas fisik atau olahraga yang
rutin dapat memperkuat jantung Anda, sehingga dapat memompa darah dengan lebih
mudah.
- Diet Seimbang
Orang yang memiliki berat badan berlebih atau
obesitas berisiko mengalami hipertensi lebih besar, hingga dua sampai enam kali
lipat dibandingkan orang yang tidak obesitas. Oleh karena itu, menjaga berat
badan ideal adalah salah satu upaya pencegahan hipertensi yang penting.
-Kelolah Stress
Stres merupakan kondisi yang sangat wajar
terjadi pada siapapun. Pada saat stres, tubuh Anda memproduksi hormon-hormon
tertentu yang dapat mempercepat detak jantung dan mempersempit pembuluh darah,
sehingga tekanan darah pun akan naik. Namun, saat penyebab stres menghilang,
tekanan darah Anda akan kembali normal.
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Om Swastyastu, Namo
Buddhaya Dan Salam Kebajikan.
Hai teman-teman,
perkenalkan saya Mahasiswi dari Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.
9. NAMA : YUNI SAFUTRI R
NIM :
202001096
KELAS :
B20
Di
sini saya akan menyampaikan Informasi penting untuk kita semua yang ada pada
Poster di bawah ini. Poster tentang Program Kesehatan Yang bertema, "Meningkatkan Sistem Imunitas Dalam
Tubuh”.
Sebelumya,
saya disini menjelaskan terkait materi kelompok saya rumah sakit yang adaptif
dengan membuat poster meningkatkan sistem imunitas tubuh pada Rumah sakit
yang adaptif yaitu bagaimana rumah sakit tersebut dapat memberikan pelayanan
atau perawatan kesehatan yang baik sehingga dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan berkualitas, dengan membuat program kesehatan di
rumah sakit adaptif dalam meningkatkan
sistem imun dalam tubuh agar tubuh tetap kuat dan sehat.
Seperti yang kita tahu
bahwa di dalam tubuh manusia pasti memiliki imun untuk mencegah masuknya virus
atau penyakit ke dalam tubuh. Setiap manusia memiliki kondisi imun yang
berbeda-beda. Sistem imun tubuh ini dikenal dengan istilah imunitas yang
artinya perlindungan agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Sistem imun
inilah yang perlu dijaga oleh setiap manusia, jika sistem imun tubuh lemah,
maka seseorang tersebut akan rentan terkena penyakit.
Sistem imun tubuh ini
terdiri dari berbagai macam sel dan zat-zat yang dihasilkan di dalam tubuh
berasal dari hasil kerja sama dengan kolektif dan terorganisir untuk melawan
segala macam kuman yang masuk ke dalam tubuh.
Yuk....Buat Teman-teman
mulai Dari sekarang Terapkan Hidup Sehat, karena "Dasar dari semua
Kebahagiaan adalah kesehatan yang baik".
Salam Sehat Untuk Kita Semua...
ISI POSTER
-
Judul : “Tingkatkan Sistem Imun Dalam Tubuh”
-
Program kesehatan : Cara Meningkatkan Sistem Imunitas Dalam Tubuh”
Imunitas
atau sering disebut daya tahan tubuh. Imun Merupakan sistem kekebalan tubuh
yang dirancang untuk mendeteksi ataupun menghancurkan benda asing yang masuk ke
tubuh seperti bakteri atau virus. Kekebalan tubuh penting dijaga agar tubuh
tetap sehat.
Ø Berikut Tips Menjaga Sistem Imunitas Dalam
Tubuh Sebagai Berikut :
1.
Pola Makan Teratur yaitu dengan makan pagi atau sarapan pagi
membantu mengisi kembali gula darah dan memberi vitamin serta nutrisi yang
dibutuhkan tubuh Anda pada hari itu. Melewati sarapan pagi, tubuh tidak
memiliki energi dan otak akan kesulitan untuk fokus sepanjang hari.
2.
Rutin Minum Air Putih bisa membantu menjaga kesehatan sistem
pencernaan. Saat asupan cairan tidak cukup, risiko terjadinya gangguan
pencernaan seperti sembelit akan menjadi lebih tinggi. Agar aktivitas
sehari-hari bisa berjalan lancar, tubuh membutuhkan energi dan stamina yang
terjaga.
Adapun
manfaat minum air putih yaitu :
a.
Membangkitkan otot
b.
Menjaga kulit tetap bercahaya
c.
Memelihara fungsi ginjal
d.
Mempertahankan fungsi asus yang normal
e.
Meningkatkan energi
f.
Membantu menurunkan berat badan
3.
Komsumsi Sayuran Dan Buah-Buahan yaitu mengandung vitamin dan mineral, yang
mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan mengandung serat yang tinggi
sehingga dapat memperkuat sistem imun tubuh.
4.
Olahraga Teratur Atau Secara Rutin
adalah aktifitas atau kegiatan yang membutuhkan tenaga secara fisik
ataupun mental yang secara teratur dilakukan dengan tujuan untuk membuat tubuh
menjadi sehat.
Manfaat
olahraga secara teratur bagi kesehatan
tubuh dan mental yaitu :
a.
Membentuk massa otot
b.
Meningkatkan kapasitas paru-paru
c.
Mempercepat regenerasi tulang
d.
Mengendalikan kadar gula darah
e.
Menjaga berat badan
f.
Menyehatkan jantung
5.
Menjaga Waktu Istirahat Yang Baik adalah tidur malam karena saat tubuh tidur
di malam hari, tubuh mengalami perbaikan diri, pertumbuhan, dan lain lain.
Waktu yang dibutuhkan untuk tidur berbeda pada usia tertentu. Pada remaja
dengan kisaran usia 12-18 tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 8,5 jam
perhari. Untuk orang dewasa dengan kisaran usia 18 -40 tahun membutuhkan waktu
tidur sebanyak 7-8 jam perhari, dan untuk lanjut usia dengan kisaran dengan
umur 60 tahun keatas membutuhkan waktu tidur sebanyak 6 jam perhari.
6.
Mengkonsumsi Vitamin C merupakan nutrisi yang larut dalam air, yang
paling baik diserap ketika perut kosong. Cara yang ideal adalah dengan
mengonsumsi suplemen terlebih dahulu di pagi hari, 30-45 menit sebelum makan.
7. Menjaga Diri Agar Tidak Stress Berlebihan
a.
Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya
b.
Melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan
c.
Kembangkan hobi yang bermanfaat
d.
Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan
e.
Berpikir positif
f.
Tenangkan pikiran dengan relaksasi
g.
Jagalah kesehatan dengan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur,
tidur cukup, makan makanan bergizi seimbang, serta terapkan perilaku bersih dan
sehat.
Ø Beberapa Faktor Yang Dapat Mempengaruhi
Imunitas Seseorang Yaitu :
1. Lingkungan
Faktor
lingkungan berperan sangat penting dalam perkembangan komponen sistem imun,
terutama komponen yang bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dalam jangka
yang panjang. Kemampuan faktor lingkungan dalam mengeliminasi ini lebih
spesifik dan bertahan lama.
2. Makanan
Makanan
sehari-hari merupakan komponen yang paling utama yang membentuk diri kita.
Makanan yang kaya akan lemak dan gula cenderung menyebabkan stress pada sistem
imun kita, sehingga mudah mengalami kerusakan dan menginisiasi penyakit.
3. Usia
Usia
sangat berpengaruh pada kemampuan sistem imun. Sel-sel imun berada pada
aktivitas puncaknya saat individu sudah dewasa. Semakin tua usia sel-sel ini
akan menurun aktivitasnya termasuk dalam memproduksi protein yang berfungsi
untuk melawan infeksi virus.
4. Kondisi kesehatan
Orang
yang memiliki penyakit lebih rentan terhadap serangan infeksi virus. Penyakit
kronis seperti diabetes, jantung, hipertensi, dan radang hati dapat
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
5. Konsumsi obat-obatan
Beberapa golongan obat-obatan seperti
kortikosteroid dapat menurunkan kemampuan sistem imun kita untuk mempertahankan
diri. Penggunaan obat-obatan ini dalam jangka waktu yang lama sangat mungkin
menurunkan kekebalan tubuh kita.
*SELESAI*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar