Kamis, 07 Juli 2022

B20 KELOMPOK 4 (RUMAH SAKIT ADAPTIF)

 

RUMAH SAKIT ADAPTIF

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Administrasi Rumah Sakit

Dosen Pengampuh : Hj. Afriyana Amelia Nuryadin, S.KM., M.Kes

O

L

E

H

KELOMPOK 4 B20

NAMA ANGGOTA:

1.      A. Nurratu Febriana (202001050)

2.      A. Shiti Nurhalizah (202001051)

3.      Cherlly Junita Marlissa (202001059)

4.      Fatimah Hasan (202001064)

5.      Firdayanti (202001065)

6.      Junaedah (202001069)

7.      Mildawati (202001073)

8.      Nunung Rahmadhani (202001076)

9.      Yuni Safutri (202001096)

 

PROGRAM STUDI S1 ADMINITRASI RUMAH SAKIT

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA KESDAM XIV/HSN

TAHUN AJARAN 2021/2022


LATAR BELAKANG

            Rumah sakit merupakan suatu instansi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit meliputi pelayanan kesehatan preventif, kuratif, dan Kesehatan rehabilitative yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan yang saat ini berkembang di rumah sakit tidak hanya mengenai bangunan rumah sakit ( seperti ukuran, kompleksitas, jumlah unit), jumlah kualifikasi staff medis dan non medis, keuangan dan informasi, tetapi mengenai kualitas kualitas pelayanan pekerja kesehatan dalam memberikan pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tujuan tersebut berbagai jenis dengan perangkat keilmuan yang beragam harus berintegrasi satu sama lain, salah satu terpenting dalam lingkaran pemberi pelayanan tersebut adalah perawat (Moustaka dan Constantinidis, 2010).

            Rumah sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang memantau, mengartikan, dan memahamiperubahan-perubahan lingkungan danmenunjukkan kesiagaannya (radines) untukmengisi visi,misi,tujuan,strategi,organisasi dansistem-sistem yang di perlukan, gunamenangkap peluang-peluang secara maksimal.

            Dalam upaya meningkatkan pelayanan mutu di rumah sakit sangat diperlukan dukungan sumber daya manusia, khususnya perawat sebagai tenaga medis. Para perawat adalah ujung tombak dari sebuah rumah sakit, terutama dalam hal pelayanan secara langsung kepada pasien, namun mereka sering menghadapi keadaan darurat yang tidak biasa dan sangat beresiko terinfeksi oleh pasien yang mempunyai penyakit menular. Mereka juga berupaya keras memberikan pelayanan yang optimal untuk memenuhi harapan publik.

            Dalam sebuah organisasi akan ada kebijakan baru, tujuan, prosedur dan penambahan karyawan dalam rangka bersaing dengan perubahan lingkungan, semua perubahan ini dapat menyebabkan rasa tidak aman dalam pekerjaan, yang kemudian akan menciptakan stres diantara karyawan jika tidak ditangani dengan benar.

 


 

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Rumah Sakit

            Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

            Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

            Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit adalah : Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

            Menurut Assosiation of Hospital Care (1947) Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan.

            Menurut American Hospital Assosiation (1974) rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

            Menurut Wolper dan Pena (1997) rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi kesehatan lainya diselenggarakan.

            (Supartiningsih, 2017) juga mendefinisikan rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh tenaga medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

            (Bramantoro, 2017) juga menjelaskan bahwa rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna pada upaya penyembuhan dan pemulihan yang terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

v  Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

            Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

            Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah:

1.      Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

2.      Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3.      Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatn.

4.      Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan

            Dalam upaya menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan kegiatan :

1.      Pelayanan medis

2.      Pelayanan dan asuhan keperawatan

3.      Pelayanan penunjang medis dan nonmedis

4.      Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

5.      Pendidikan, penelitian dan pengembangan

6.      Administrasi umum dan keuangan

v  Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 56 tahun 2014 ada dua macam rumah sakit :

1. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

 2. Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.

            Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan (Listiyono, 2015).

            Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2019 berdasarkan kelasnya rumah sakit umum dikategorikan ke dalam 4 kelas mulai dari A,B,C,D. Dimana untuk yang membedakan keempat kelas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bangunan dan prasarana

b. Kemampuan pelaayanan

c. Sumber daya manusia

d. peralatan

            Keempat kelas rumah sakit umum tersebut mempunyai spesifikasi dan kemampuan yang berbeda dalam kemampuan memberikan pelayanan kesehatan, keempat rumah sakit tersebut diklasifikasikan menjadi:

     A. Rumah Sakit Umum Tipe A

            Rumah sakit tipe A merupakan rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis secara luas. Rumah sakit umum tipe A sekurangkurangnya terdapat 4 pelayanan medik spesialis dasar yang terdiri dari: pelayanan penyakit dalam, esehatan anak , bedah dan esehatan dan ginekologi. 5 spesialis penunjang medik yaitu: pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik, patologi klinik dan patologi anatomi. 12 spesialis lain yaitu: mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedic, urologi, bedah syaraf, bedah plastic dan kedokteran esehata dan 13 subspesialis yaitu: bedah, penyakit dalam, esehatan anak, obstetric dn ginekologi, mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, jiwa, paru, onthopedi dan giggi mulut.

B.     Rumah Sakit tipe B

Rumah sakit tipe B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 spesialis dasar yaitu: pelayanan penyakit dalam, esehatan anak, bedah, obstetric dan ginekologi. 4 spesialis penunjang medik: pelayanan anastesiologi, radiologi, rehabilitasi medik dan patologi klinik. Dan sekurang-kurangnya 8 dari 13 pelayanan spesialin lain yaitu: mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedic, urologi, bedah syaraf, bedah esehat dan kedokteran esehata: mata, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, urologi dan kedokteran forensic. Pelayanan medik subspesialis 2 dari 4 subspesialis dasar yang meliputi: bedah, penyakit dalam, esehatan anak, obstetric dan ginekologi.

C.    Rumah Sakit Tipe C

            Rumah sakit tipe C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas, mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 spesialis dasar: pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri, dan ginekologi dan 4 spesialis penunjang medik: pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik dan patologi klinik.

D.    Rumah Sakit tipe D

            Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 dari 4 spesialis dasar yaitu: pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetric dan ginekologi.

            B. Rumah Sakit Adaptif

            Rumah sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang memantau, mengartikan, dan memahami perubahan-perubahan lingkungan dan menunjukkan kesiagaannya (radines) untuk mengisi visi, misi, tujuan, strategi, organisasi, dan sistem-sistem yang diperlukan,guna menangkap peluang peluang secara maksimal. Tidak semua rumah sakit mampu beradaptasi terhadap perubahan karena terdapat sejumlah faktor penting yang mempengaruhi kemampuan beradaptasi, yaitu:

1.      Ukuran organisasi

            Rumah sakit yang organisasinya gemuk cenderung kurang adaptif dibanding yang organisasinya ramping. Mengubah arah suatu kapal induk tentu jauh lebih sulit ketimbang mengubah arah sebuah sampan atau kapal boat. Organisasi yang gemuk biasanya memiliki prosedur- prosedur yang rumit untuk mengelola orang, dana, peralatan, dan lain- lain dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengubah arah organisasi

2.      Besarnya anggaran

            Rumah sakit yang memiliki dana terbatas umumnya lebih lama menyesuaikan diri ketimbang rumah sakit yang memiliki dana besar. Mengubah organisasi rumah sakit memerlukan biaya yaitu untuk menyelenggarakan riset tentang perubahan yang dihadapi, melatih kembali para manejer dan karyawan,mempekerjakan ahli-ahli yang dibutuhkan membangun sistem-sistem internal perencanaan dan pengendalian, dan mengimformasikan kepada publik tentang perubahan-perubahan dalam organisasi rumah sakit.

3.      Kepemimpinan

            Rumah sakit yang masih dipegang oleh pendiri- pendirinya atau oleh mereka yang masih merangkap tugas- tugas medis cenderung kurang adaptif dibanding yang sudah dipegang oleh manejer- manejer profesional. Manejer profesional yang dimaksud tenaga medis yang memiliki kecakapan manejerial dan bekerja penuh sebagai manejer. Pendiri atau mereka yang masih merangkap tugas medis cenderung mempertahankan status quo. Mungkin menganggap keadaan saat ini sudah cukup baik atau memiliki kepentingan- kepentingan pribadi (rested interests).

4.      Hambatan-hambatan

            Rumah sakit yang terbelenggu oleh banyak aturan, kepentingan politis, dan hambatan-hambatan lain cenderung lebih sukar menyesuikan diri dengan perubahan lingkungan. Banyak rumah sakit milik pemerintah yang harus mematuhi aturan-aturan tertentu yang kerap kali sudah kadaluarsa.

C. Respon Rumah Sakit Adaptif terhadap Perubahan Lingkungan

            Walaupun saat ini sebuah rumah sakit telah sesuai dengan lingkungan kemungkinan berubahnya lingkungan merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup rumah sakit tersebut. Keadaan lingkungan sebuah rumah sakit berperan sama, bahkan mungkin lebih, dibanding kepemimpinan, dalam menentukan keberlangsungan hidup rumah sakit tersebut (pfeffer & salancik, 1978). Pada hal lingkungan itu, Menurut beruba-ubah berkisar antara stabil dan bergejolak. Menurut EE Emery dan EL trist, sebagaimana dikutip oleh kotler (1985), dapat dibedakan adanya empat jenis lingkungan sebagai berikut:

1. Stabil dan tidak berubah-ubah

            Sebuah rumah sakit sungguh beruntung jika berada dalam lingkungan yang stabil dan tidak berubah-ubah. Dalam hal ini, rumah sakit tersebut dapat memusatkan perhatiannya untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan dalam lingkungan ini, perencanaan-perencanaan taktis lebih tepat dibanding perencanaan strategis.

2. Stabil dengan fluktuasi kecil

            Sejumlah rumah sakit berada dalam lingkungan stabil tetapi secara musiman atau dalam siklus tertentu terjadi fliktuasi. Dalam hal ini rumah sakit masih dapat menggunakan sistem - sistem yang ada dengan hanya melakukan perubahan-perubahan kecil mengikuti perubahan lingkungan.

3. Pelan pelan berubah dan masih dapat diramal

            Beberapa rumah sakit lain berada dalam lingkungan yang secara perlahan lahan berubah menjadi lingkungan baru. Namun perubahan-perubahan tadi dapat diramal jika rumah sakit tersebut dapat menyimak perubahan yang terjadi maka mereka dapat secara dini merintis penyesuaian tujuan, strategi organisasi, dan sistem-sistem yang sesuai dengan lingkungan baru.

4. Cepat berubah dan sulit diramal

            Banyak rumah sakit berada dalam lingkungan yang penuh gejolak dan sukar diramal. Mengejutkan dan membingunkan kebijakan-kebijakan rumah sakit tanpa dinding (hospital withbout walls) rumah sakit swadana, rumah sakit perjan, askeskin, jamkesmas, persaingan yang semakin ketat, harga bensin naik harga barang barang lain membumbung, krisis moneter dan sebagainya. Dalam kondisi seperti ini rumah sakit-rumah sakit itu membuat rencana strategis dan berpaham lebih baik melakukan sesuatu secara cepat, (efektif) ketimbang melakukan sesuatu secara cepat (efisien).  Sebab sesuatu yang dilakukan secara cepat belum tentu merupakan sesuatu yang tepat untuk kondisi lingkungan yang ada

Maka rumah sakit yang keras kapala atau buta sehingga mempertahankan bentuknya,sementara lingkungan disekitarnya berubah, cepat atau lambat akan mengalami musibah, jadi seperti dinosaurus yang tidak dapat beradptasi dengan lingkungan yang berubah sehingga punah.

Sesungguhnya tidak banyak rumah sakit yang pasif, sebagian besar rumah sakit mencoba merespon perubahan lingkungan. Hanya saja, respon mereka tidak selalu sesuai dan tepat waktu. Rumah sakit yang demikian merespon perubahan atau tantangan lingkungannya dalam empat kemungkinan yaitu:

1.      Menolak

            Rumah sakit ini mengabaikan atau menolak bahwa perubahan sedang terjadi banyak rumah sakit menolak untuk mengakui bahwa klien pasiennya tidak pernah (BOR-nya tetap )dan bahwa keaadan itu merupakan masalah. Mereka yakin bahwa mereka akan tetap hidup dengan keadaan seperti itu sehingga tidak perlu melakukan antisipasi kedepan.

2.      Melawan

            Rumah sakit ini mencoba melawan, menghambat atau menghentikan perkembanangan yang tidak disukainya. Misalnya, dengan melakukan lobi-lobi untuk mengubah peraturan perundang-undangan yang baru diberlakukan

3.      Mengubah

            Rumah sakit ini mencoba memodifikasi ciri-cirinya, sehingga tampak lebih menarik atau lebih efisien bagi lingkungan baru misalnya, saja dengan melakukan kampanye tentang pentingnya menjaga kesehatan dihari tua. Tetapi rumah sakit itu tidak mengantisipasi populasi orang lanjut usia yang semakin besar menyediakan pelayanan geriatri.

4.      Merelokasi

            Rumah sakit ini mencoba bertahan dengan bentuknya saat ini, tetapi ini mengalihkan perhatiannya pada pelayanan yang dituntut oleh lingkungan sementara itu, pelayanan yang sudah berjalan menjadi terabaikan. Misalnya rumah sakit memusatkan pelayanannya kepada orang miskin (karena ada askeskin) dan mengabaikan pelayanan kepada mereka yang mampu.

Dalam menghadapi lingkungan yang bergejolak, banyak rumah sakit juga mencoba melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap sumber daya. Hal ini dilakukan dalam upaya mereka bertahan menghadapi lingkungan yang bergejolak tersebut Pfeffer dan salancik (1978) menyebut adanya tiga cara organisasi mempertahankan hidupnya. Yaitu (1) berupaya mengendalikan sumber daya yang penting (2) mengembangkan kerja sama antar sesama dan (3) mengubah peraturan dan lingkungan sosial. Berikut  penerapannya terhadap rumah sakit

1.      Mengendalikan sumber daya penting

            Salah satu sumber daya penting bagi rumah sakit adalah perawat. Dalam suasana persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat, bajak membajak perawat bisa saja terjadi. Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan tenaga perawat yang bagus, beberapa rumah sakit mendirikan dan mengolah sendiri pendidikan keperawatan. Perawat-perawat yang dihasilkan sendiri dari pendidikan itu diutamakan untuk digunakan oleh rumah sakit itu sendiri.

            2. Mengembangkan kerja sama

            Sebuah rumah sakit dapat mengadakan kerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit lain yang memiliki kepentingan serupa kerja sama ini misalnya dalam rangka mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan dan keperawatan, membeli obat oabatan, rujukan pasien, dan lain-lain. Dengan kerja sama ini mereka akan dapat menjamin.

            3. Mengubah peraturan dan lingkungan sosial

            Walaupun secara umum lingkungan merupakan sesuatu diluar kendali rumah sakit, tetapi rumah sakit dapat berupaya memengaruhinya. Jadi sambil berupaya beradaptasi dengan lingkungan baru, rumah sakit juga berupa mengubah lingkungan tersebut, mengubah peraturan yang hendak diberlakukan, peraturan prosedur yang sudah berlaku, dan sanksi- sanksi sosial agar mendekati kehendak rumah sakit. Hal ini dilakukan dengan lobi dan advokasi kepada pihak- pihak yang berkaitan, seperti pemuka masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, dan lain-lain.

A.    Perencanaan Strategi Rumah Sakit Adaptif

            Perencanaan strategis adalah ideal jika sebuah rumah sakit hidup dalam suatu lungkungan yang ramah. Rumah sakit itu dapat menetapkan tujuan-tujuan yang tepat dan merumuskan stategi untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Rumah sakit itu juga dapat menyusun organisasi yang memungkinkan secara efektif dilaksanakannya strategi yang telah dirumuskan. Sistem- sistem seperti sistem informasi, perencanaan, dan pengendalian berfungsi dengan baik, sehingga Rumah Sakit tersebut selalu berada dalam koridor yang benar keadaan ideal ini itu dapat digambarkan sebagai berikut:

 

 

 

 

Lingkungan

 


Peluang-peluang (Tahun 2010)

           

           

 

Rumah Sakit

Tujuan-tujuan (Tahun 2010)

Strategi (Tahun 2010)

Struktur (Tahun 2010)

Sistem-sistem (Tahun 2010)

 

 

 

 


Tetapi keadaan ini boleh dikatakan hampir tidak pernah dijumpai masalah utamanya adalah berbagai komponen yang diperlukan tersebut umumnya berbeda dalam kecepatan berubah. Komponen yang paling cepat berubah lingkungan. Faktor-faktor pengubahnya inflasi, perkembangan penduduk, meningkatnya persaingan, berubahnya peraturan peraturan pemerintah, berubahnya nilai nilai dan perilaku masyarakat, dan kemajuan tekhnologi. Alvin Toffler(1981) menyebut lungkungan yang berubah cepat ini dengan istilah masa depan yang mengejutkan" (future shock) memang, dalam kenyataan laju perubahan lingkungan lebih cepat ketimbang kemampuan organisasi (termasuk rumah sakit) untuk mengikutinya. Akibatnya, sebagian besar rumah sakit tidakbisa optimal dalam penyesuaiannya terhadap lingkungan. Maka tidak heran jika kita jumpai keadaan sebagai berikut :

Lingkungan

Peluang-peluang (Tahun 2010)

Rumah Sakit

Tujuan-tujuan (Tahun 2001)

Strategi (Tahun 2002)

Struktur (Tahun 2000)

Sistem-sistem (Tahun 2003)

 

 

 

 

 

 

 

 

 


            Rumah sakit yang beroperasi didalam lingkungan dan peluang - peluang tahun 2010 ingin mencapai tujuan yang dirumuskan pada tahun 2011 jelas, tujuan tujuan tersebut tidak lagi sesuai strateginya tidak pernah diubah sejak dari ditetapkan pada tahun 2002 Sementara itu, organisasi juga belum pernah disesuaikan semenjak tahun 2000 sedangkan sistem sistem yang digunakan adalah yang dirumuskan tahun 2003 jadi, tampaknya rumah sakit itu, hanya menangkap peluang peluang yang sesuai dengan tujuan-tujuannya bukan menyimak seluruh peluang yang ada dan menyesuaikan tujuan- tujuan, organisasi, stategi dan sistemsistem terhadap lingkungan terkini

            Cara yang paling tepat untuk menghindarkan rumah sakit dari "ketinggalan zaman" adalah dengan cara rumah sakit tersebut memprediksi perkembangan lingkungan lima atau sepuluh tahun kedepan. Setelah itu ditetapkan tujuan-tujuan yang dapat mengantisipasi peluang peluang yang diperhitungkan akan datang, strategi yang tepat, stuktur organisasi yang sesuai, dan yang diperlukan. Kemudian, segerahlah dilaksanakan langkah langkah perubahan. Inilah urutan urutan proses dalam apa yang dikenal sebagai stategis (stategi planning)

            Rumah sakit yang ingin mampu beradaptasi dengan lingkungan, banyak yang sudah tertarik terhadap perencanaan strategis, perencanaan strategi memang merupakan teori sistematik yang utama dalam persoalan adaptasi terhadap lingkungan (abell & Hammond 1979). Perencanaan stategis adalah proses manajerial dalam rangka mengupayakan dan menjamin adanya kesesuaian stategi strategis (stategic fit) antara tujuan akhir (gools) dan peluang-peluang yang ada dipasar yang sedang berubah.

            Manejemen rumah sakit hendaknya menaruh perhatian terhadap adanya evolusi pasar (market evolusion) dan kesesuaian stategis (stategic fit) semua pasar mengalami perkembangan evolusioner yang ditandai dengan berubahnya kebutuhan kebutuhan konsumen, teknologi, pesaing, media -media, dan peraturan perundang undangan Rumah sakit hendaknya dapat mengamati perubahan-perubahan ini dan mengenali persyaratan apa saja yang diperlukan guna menjamin berlanjutnya keberhasilan dimasa mendatang.

            Langkah-langkah yang harus dilakukan agar rumah sakit dapat bertahan dalam menghadapi lingkungan yang terus berubah adalah (1) analisis lingkungan (2) analisis sumber daya (3) menetapkan tujuan (4) merumuskan stategi, (5) menyusun organisasi, (5) mengembangkan sistem- sistem yang dibutuhkan.

1.      Analisis lingkungan

            Analisis lingkungan dilakukan dalam rangkah mengenali kecenderungan kecenderungan besar yang terjadi dan pengaryhnya terhadap rumah sakit Jika rumah sakit ingin beradafsi, maka ia harus tahu keadaan seperti apa yang akan diikutinya. Sebuah tim internal dan atau konsultan eksternal harus ditugasi untuk meneliti lingkungan yang berubah. Untuk dapat melakukan analisis lingkungan, perlu dipahami tentang (1) komponen komponen lingkungan, (2) cara menganalisis komponen- komponen lingkungan tersebut.

            Lingkungan rumah sakit terdiri atas banyak komponen. Menurut Tarpey, Donelly, dan Peter (1979) terdapat enam komponen lingkungan, yaitu:

a. Lingkungan kooperatif, yaitu organisasi organisasi dan individu – individu yang menaruh minat terhadappencapaian visi dan misi rumah sakit bersangkutan. Termasuk disini adalah klien pasien rekanan/pemasok, perantara,( perusahaan asuransi) dan para pendukung (misalnya donor atau penyandang dana)

b. Lingkungan kompetitif, rumah sakit- rumah sakit lain dan pelayanan - pelayanan kesehatan lain yang berada dalam wilayah pelayanan rumah sakit yang bersangkutan Mereka akan selalu berupaya untuk menarik pasar sasaran, termasuk yang telah menjadi klien/ pasien rumah sakit bersangkutan

c. Lingkungan ekonomi, yaitu keadaan ekonomi makro dan perubahan perubahannya yang dapat memunculkan baik peluang-peluang maupun hambatan- hambatan. Termasuk disini adalah inflasi, tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan lain-lain.

d. Lingkungan sosial, yaiti kondisi sosial dan budaya, termasuk nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat, norma- norma, tradisi dan sikap sikap perubahan kondisi ini memang berjalan lambat, namun kerap kali berdampak cukup besar terhadap pelayanan rumah sakit. Dampak itu dapat bersikap politik, yaitu memberikan peluang, dapat juga bersikap negatif, yaitu menimbulkan hambatan:

e. Lingkungan politik, yaitu iklim politik secara umum, termasuk sikap sikap dan reaksi politis masyarakat, kelompok- kelompok, serta para wakil rakyat, iklim politik inipun dapat berdampak positif (peluang) atau negatif (hambatan)

f. Lingkungan hukum, yaitu peraturan perundang-undangan, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, seperti halnya lingkungan yang lain, lingkungan inipun dapat menciftakan peluang atau ancaman/ hambatan.

Sedangkan menurut kotler (1985), komponen- komponen utama dari lingkungan adalah

1. Lingkungan internal, terdiri atas publik internal dari rumah sakit, yaitu dewan pengawas/ dewan penyantun, direktur utama, para direktur, para pimpinan lain, para karyawan, dan para suk relawan kebutuhan, keinginan dan kepentingan mereka harus diperhatikan. Misalnya, ada tidaknya serikat karyawan atau kelompok-kelompok informal lainnya.

2. Lingkungan pasar, Terdiri atas kelompok-kelompok dan organisasilain yang berhubungan langsung dengan rumah sakit dalam rangkah mencapai misi rumah sakit. Yang utama adalah klien pasien, rekanan pemasok, perantara (misalnya perusahaan asuransi ) dan para pendukung (misalnya donor atau penyandang dana). Rumah sakit harus memantau kebutuhan, persepsi, pilihan, dan kepuasan mereka.

3. Lingkungan publik, terdiri atas kelompok-kelompok dan organisasi organisasi lain yang memiliki minat dan perhatian terhadap kegiatan kegiatan rumah sakit Termasuk disini adalah masyarakat sekitar rumah sakit, masyarakat umum, lembaga swadaya masyarakat media massa,dan lembaga-lembaga pembuat kebijakan peraturan yang dapat memengaruhi kehidupan rumah sakit

4. Lingkungan kompetitif, terdiri atas segala sesuatu yang bersaing untuk menarik perhatian dan loyalitas konsumen rumah sakit Kotler mengingatkan bahwa pada hakikatnya pesaing itu bukan hanya organisasi serupa (dalam hal ini rumah sakit lain ), tetapi juga pesaing dalam bentuk lain. Oleh karena itu ia menyatakan adanya empat tahap pesaing, keempat tahap pesaing itu adalah:

(1) Pesaing yang berupa kehendak, yaitu kehendak-kehendak dari konsumen yang ingin dipuaskan oleh konsumen tersebut. misalnya kehendak memeriksakan kehamilan kerumah sakit akan bersaing dengan kehendak- kehendak membayar uang sekolah anak, membeli keperluan sehari-hari,bertamasya dan lain-lain.

(2) Pesaing yang berupa turunan dari kehendak, yaitu upaya upaya yang dilakukan konsumen untuk memuasakan kehendak tertentu Jika ia memilih untuk memeriksakan kehamilannya, maka pergi ke. rumah sakit akan bersaing dengan upaya-upaya lain. Seperti pergi ke klinik bersaling, pergi ke bidan didekat rumah, dan lain-lain.

(3) Pesaing dalam bentuk pelayanan lain, yaitu pelayanan pelayanan lain yang dapat memuasakan kehendak konsumen Jika ia memilih untuk pergi ke rumah sakit, maka ia akan menghadapi pilihan pilihan rumah sakit pemerintah atau rumah sakit swasta.

(4) Pesaing dalam bentuk organisasi, yaitu organisasi- organisasi lain yang bergerak dalam pelayanan serupa. Jika ia memilih rumah sakit swasta, maka kemungkInan ia masih menghadapi banyak pilihan: RS Cikini, rumah sakit islam, rumah sakit husada, rumah sakit husni tamrin, dan lain-lain.

 

5. Lingkungan makro, terdiri atas kekuatan- kekuatan fundamental skala besar yang dapat menciptakan peluang dan juga ancaman bagi rumah sakit Yang utama harus dipantau adalah kependudukan, ekonomi, teknologi, politik dan sosial Lingkungan ini merupakan lingkungan yang berada di luar kendali rumah sakit, sehingga rumah sakitlah yang harus beradaptasi dengan mereka.

Manejemen rumah sakit harus meneliti setiap komponen utama lingkungan dengan mengikuti prosedur empat langkah. Prosedur itu adalah (1) mendaftar faktor-faktor utama dan subfaktor yang membentuk suatu komponen lingkungan (2) merinci kecenderungan kecenderungan utama dari setiap faktor, (3) merinci pengaruh pengaruh kecenderungan tersebut terhadap rumah sakit, dan (4) mengidentifikasi peluang dan ancaman dari pengaruh -pengaruh Kita ambil salah satu komponen, yaitu misalnya kependudukan Komponen ini dapat dipecah kedalam lima faktor, yaiti, angkah kelahiran, angkah harapan hidup waktu lahir, status perkawinan, usia rata- rata sewaktu nikah pertama, dan kepadatan penduduk

Kecenderungan dari masing-masing faktor dapat dikenali untuk kemudian dijelaskan pengaruhnya terhadap rumah sakit Pengaruh-pengaruh itu akhirnya di identifikasi peluang peluang dan ancaman- ancamanya Misalnya, angkah harapan hidup cenderung meningkat dari tahun ketahun. Pengaruhnya terhadap rumah sakit adalah meningkatnya kunjungan klien pasien berusia lanjut, pengaruh ini berarti peluang, dimana rumah sakit dapat menyiapakan pelayanan untuk usia lanjut (geriatri ) tetapi sekaligus juga ancaman, karena tenaga perawat yang ada akan tidak mampu (jumlah atau keterampilan) untuk melayani mereka jadi, berarti rumah sakit harus dapat melakukan analisis ancaman dan analisis. peluang

a.       Analisis ancaman

            Setiap rumah sakit harus dapat melakukan analisis terhadap ancaman-ancaman yang dihadapi. Adapun definisi ancaman dari lingkungan adalah tantangan yang muncul dari kecenderungan tidak menguntungkan atau gangguan tertentu dari lingkungan yang jika tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan stagnasi, penurunan atau matinya rumah sakit, atau salah satu pelayanannya.

            Namun perlu disadari bahwa tidak semua ancaman perlu mendapat perhatian serius. Para manejer rumah sakit harus meneliti ancaman yang ada atas dasar dua dimensi, yaitu (1) probabilitas atau kemungkinannya terjadi dan (2) potensi keparahannya. Potensi keparahan diukur dengan seberapa banyak rumah sakit akan kehilangan uang jika ancaman itu menjadi kenyataan. Ancaman-ancaman yang kemungkinan terjadinya besar dan potensi keparahannya besar sajalah yang perlu mendapat perhatian serius. Untuk itu dapat digunakan matriks berikut guna meletakkan ancaman-ancaman yang sudah diidentifikasi.

            b. Analisis peluang

            Analisis terhadap peluang sama pentingnya, bahkan mungkin lebih penting, dibanding analisis terhadap ancaman. Dengan hanya menangani ancaman-ancama secara berhasil, rumah sakit akan dapat bertahan hidup, tetapi tidak berkembang. Tetapi dengan menangani peluang-peluang secara berhasil rumah sakit dapat melakukan lompatan besar ke depan. Peluang pasar didefinisikan sebagai suatu arena yang menarik yang berkaitan dengan suatu tindakan pemasaran dimana suatu rumah sakit kemungkinan dapat memperoleh nilai tambah yang besar. Tidak semua peluang perlu diperhatikan dan ditangkap. Para manajer rumah sakit harus meneliti peluang-peluang yang ada atas dasar dua dimensi, yaitu (1) potensi keuntungannya (diukur dengan seberapa banyak rumah sakit akan memeperoleh pendapatan atau keuntungan lain), dan (2) probabilitas atau kemungkinanya berhasil (diukur dengan kemampuan rumah sakit mengelola peluang tersebut). Untuk itu dapat digunakan maktriks berikut guna meletakkan peluang-peluang yang di identifikasi.

            Semua tingkat manajemen di rumah sakit harus diminta untuk setiap tahun membuat sendiri daftar peluang-peluang dan ancaman - ancaman besar yang di hadapi oleh unit yang bersangkutan. Dengan cara seperti ini, mereka akan terbiasa untuk berfikir dalam kerangka masa depan dan peluang-peluang . Selain itu, mereka juga dapat membahas daftar tersebut sehingga waspada terhadap masalah yang mungkin timbul.

            Kegiatan mengenali peluang dan ancaman dapat menghasilkan empat alternatif temuan yang berbeda, yaitu (1) terdapat banyak peluang bagus dan sedikit ancaman (situasi ideal), (2) terdapat banyak peluang bagus dan ancaman berat (situasi spekulatif). (3) terdapat hanya ancaman - ancaman berat saja (situasi berbahaya), atau (4) tidak terdapat peluang dan ancaman yang berarti (situasi matang).

2. Analisis Sumber Daya

            Setelah selesai dilakukan analisis terhadap lingkungan, rumah sakit harus melakukan analisis terhadap sumber daya dan kemampuannya. Tujuannya adalah untuk mengenali sumber daya yang dimiliki rumah sakit (kekuatan) dan yang tidak memiliki (kelemahan). Premisnya adalah bahwa rumah sakit harus berupaya untuk mencapai tujuan, menangkap peluang, dan melaksanakan strategi yang sebanding dengan kekuatannya, dan menghindari tujuan, peluamg dan strategi dimana ia lemah. Jelasnya, dalam menimbang peluang peluang, rumah sakit harus mengabaikan peluang-peluang dimana sumber daya yang diperlukan untuk mengelolanya tidak dimiliki. Sebaliknya, peluang-peluang di mana rumah sakit akan sangat-sangat mampu mengelolanya harus ditangkap.

            Upaya mengevaluasi kekuatan dan kelemahan ini sebainkya tidak dilandasi oleh persepsi sendiri, tetapi mengundang persepsi dari publik-publik umum (key publics).

3. Menetapkan Tujuan

            Analisis lingkungan dan analisis sumber daya dilakukan guna memberikan latar belakang dan rangsangan bagi manajemen untuk memikirkan tentang apa yang ingin di capai. Pada saat didirikannya, tentu sudah ditetapkan tujuan rumah sakit. Tetapi dengan adanya pertumbuhan rumah sakit dan telah dicapainya hal serta perubahan lingkungan dan adanya tantangan-tantangan baru, manajemen harus melakukan tujuan itu harus dirumuskan kembali secara jelas. Maksud dari dirumuskannya tujuan secara jelas adalah agar rumah sakit tidak terjerumus ke dalam situasi ketidak pastian dimasa mendatang. Selain itu juga agar rumah sakit dapat menetapkan apa yang seharusnya dilakukan, menyusun rencana yang efektif, menetapkan sasaran untuk setiap kegiatan, dan mengevaluasi hal-hal yang telah dicapai dalam merumuskan tujuan baru, terlebih dahulu harus dilakukan tinjauan terhadap tujuan saat ini. Akan lebih baik lagi jika dilibatkan pula publik dari rumah sakit, khususnya para karyawan dan perwakilan klien/ pasien, dalam penetapan tujuan.

            Dalam upaya perumusan tercakup (a) perumusan kembali misi, (b) perumusan tujuan, dan (c) perumusan sasaran. Misi yang saat ini ada boleh jadi tidak sesuai lagi dengan perkembangan lingkungan dan pertumbuhan rumah sakit. Sering kali bahkan sudah dilupakan akibat telah dilakukan pergantian direksi atau karena banyaknya karyawan baru. Misi yang dirumuskan hendaknya layak (feasible), memiliki daya motivasi (motivating), dan khas untuk rumah sakit itu (distingtive).

            Misi lebih menggambarkan tentang kemana rumah sakit diarahkan, bukan apa saja hendak di capai. Maka selanjutnya harus ditetapkan tujuan-tujuan rumah sakit untuk menjelaskan apa yang ingin dicapai selama periode mendatang. Sebuah rumah sakit tidak mungkin mencapai semua tujuannya sekaligus secara paripurna oleh sebab keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, sebaiknya di lakukan bertahapan pencapaian untuk setiap tujuan. Setiap tahun ditetapkan satu tujuan menjadi prioritas atau fokus, sedangkan untuk tujuan-tujuan lain dilakukan persiapan (bagi yang belum dicapai) dan pemeliharaan (bagi yang sudah tercapai). Untuk mengoperasionalkan tujuan, perlu dirumuskan sasaran. Setiap tujuan harus dioperasionalkan dalam bentuk sasaran. Misalnya tujuan "meningkatkan pemanfaatan rawat inap dalam tahun 2010" harus di operasionalkan kedalam sasaran "meningkatkan BOR dari 56% menjadi 60%”.

            Penetapan sasaran akan menjadi titik tolak bagi rumah sakit untuk memikirkan aspek-aspek perencanaan, penetapan program, dan pengedalian upaya-upaya pencapaian tujuan. Oleh karena itu harus diajukan pertanyaan-pertanyaan: apakah menaikkan BOR dari 56% menjadi 60% mampu di capai dalam 1 tahun? Strategi apa yang harus digunakan? Sumber daya apa saja yang harus disediakan? Kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan? Siapa yang harus bertanggung jawab? Ini semua harus dapat di penuhi untuk menetapkan rumusan sebuah sasaran. Jika ternyata tidak dapat dipenuhi, maka rumusan sasaran harus diubah.

4. Merumuskan Strategi

            Strategi perlu di rumuskan dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Jika suatu sasaran tidak ditemukan strategi untuk mencapainya, maka sasaran itu harus diubah atau dihapus. Sasaran dan strategi berinteraksi secara erat, sehingga perencanaan harus bergerak maju mundur (dari sasaran ke strategi dan sebaliknya) untuk mendapatkan pasangan sasaran dan strategi yang tepat.

5. Menyusun organisasi

            Organisasi rumah sakit harus dapat disusun sehingga memungkinkan rumah sakit mencapai tujuan-tujuannya dalam lingkungan yang baru strukturnya. Orang-orangnya, dan budaya kerjanya harus mendukung keberhasilan pelaksanaan strategi. Jadi, bukan hanya struktur organisasinya yang diubah tetapi juga mungkin perlu dilakukan penggantian orang- orang yang memegang posisi-posisi kunci. Selain dari itu harus pula dilaksanakan langkah-langkah untuk mengubah budaya kerja. Misalnya melalui pelatihan-pelatihan, pengembangan nilai-nilai dan norma-norma baru, dan lain-lain.

            Mengubah budaya kerja memang suatu pekerjaan besar dan tidak mudah namun betapapun hal itu harus dilakukan, jika rumah sakit ingin dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang baru.

6. Mengembangkan sistem- sistem

            Langkah terakhir dalam perencanaan stategis adalah mengembangkan sistem- sistem yang dibutuhkan rumah sakit dalam rangka melaksanakan strategi dan mencapai tujuan- tujuan. Tiga sistem yang penting adalah (a) sistem imformasi pemasaran, (b) sistem perencanaan pemasaran, (c) sistem pengendalian pemasaran.

            Agar penyelenggaraan pelayanan-pelayanan rumah sakit berjalan secara efektif, diperlukan informasi secara terus menerus tentang klien pasien, rekanan/pemasok, organisasi antara, pesaing, publik dan faktor-faktor lingkungan lain seperti kependudukan, ekonomi, melalui analosis pemamfaatan rumah sakit, marketing inteligence, dan riset pemasaran Informasi tersebut harus akurat, tepat waktu dan lengkap.

            Agar informasi digunakan secara efektif, maka harus dihubungkan dengan sistem perencanaan yang moderen. Artinya bukan sistem perencanaan tradisional yang hanya berdasarkan perkiraan, kemauan politik. Atau hal-hal lain yang tidak rasional. Tetapi perencanaan yang berdasarkan fakta (evidence based planning).

            Rencana-rencana akan bermamfaat jika kemudian dilaksanakan dan dikendalikan. Tujuan dari pengedalian adalah untuk mengukur hal-hal yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan. Juga untuk melaksanakan perbaikan sebelum terlambat. Perbaikan itu dapat berupa perubahan tujuan, perubahan rencana, atau perubahan kegiatan guna menyesuaikan dengan lingkungan.

B.     Tahap Mendapatkan Rumah Sakit Adaptif Strategi yang Layak

            Dalam rangka mendapatkan strategi yang layak, rumah sakit harus melakukan dua tahap kegiatan, yaitu (a) merumuskan strategi untuk pelayanan yang sudah ada saat ini, dan (b) merumuskan strategi pengembangan pelayanan baru. Merumuskan strategi untuk pelayanan yang sudah ada adalah mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap pelayanan - pelayanan yang saat ini sudah ada. Sedangkan merumuskan strategi pengembangan pelayanan baru adalah mengambil keputusan tentang pelayanan baru dan pasar-pasar baru yang layak dikembangkan.

            a. Strategi untuk pelayanan yang sudah ada

            Rumah sakit adalah organisasi yang menghasilkan banyak pelayanan. Dengan perjalanannya waktu, pelayanan - pelayanan itu akan menjadi berbeda-beda dalam hal kontribusinya terhadap pencapaian misi rumah sakit. Karena itu, maka rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap pelayanan -pelayanan yang ada secara berkala. Dari hasil evaluasi ini lalu dapat diambil keputusan mana yang sebaiknya dikembangkan, mana yang harus diciutkan, dan mana yang harus dihapuskan.

            Langkah pertama yang harus dilakukan dalam evaluasi itu adalah mendaftar seluruh pelayanan yang ada. Setelah itu dilakukan analisis terhadap masing-masing pelayanan atas dasar (1) daya tariknya terhadap pasar dan (2) kemampuan rumah sakit menyelenggarakannya. Barulah kemudian diambil keputusan-keputusan. Untuk itu dapat digunakan alat bantu yang disebut "kisi kisi perencanaan bisnis Strategis" strategi business plainning grid berikut:

            Kisi-kisi itu terbagi kedalam tiga wilayah, yaitu wilayah hijau, wilayah kuning, dan wilayah merah. Wilayah hijau terdiri atas tiga sel dipojok kiri atas. Pelayanan yang diletakkan di wilayah ini adalah yang besar daya tariknya dan kemampuan rumah sakit untuk menyelenggarakannya juga besar. Terhadap pelayanan yang terletak disini, rumah sakit sebaiknya berinvestasi lebih besar untuk mengembangkannya. Wilayah kuning terdiri atas tiga sel yang berada secara diagonal dari pojok kiri bawah kepojok kanan atas. Diwilayah ini terletak pelayanan yang mampu dilaksanakan oleh rumah sakit, tetapi daya tariknya sedang-sedang saja. Pelayanan yang terletak disini cukup dipelihara saja supaya tidak mati. Dan tidak perlu dikembangkan. Sedangkan wilayah merah, yang juga terdiri atas tiga sel, terletak dipojok kanan bawah. Pelayanan yang terletak disini adalah daya tariknya rendah, walaupun mungkin rumah sakit dapat menyelenggarakannya. Terhadap pelayanan semacam ini perlu dipertimbangkan untuk menghapuskannya.

            b. Stategi pengembangan pelayanan baru

            Sebagai akibat dari dilaksanakannya strategi untuk pelayanan yang sudah ada, boleh jadi rumah sakit lalu kehilangan banyak pelayanan karena dihapus, sehingga perlu menggatinya dengan yang baru. Atau kondisi lingkungan menuntut perlunya pelayanan- pelayanan baru. Untuk itu, diperlukan pendekatan yang sistematik guna mengenali peluang. Dalam hal ini dapat digunakan alat bantu yang disebut " matriks peluang produk/ pasar" atau product / market opportunity matrikx.

            Matriks terdiri atas sembilan sel, yaitu tiga lanjut, dan tiga kolom. Variabel-variabel pasar ada disebelah kiri matriks, sedangkan variabel - variabel pelayanan disebelah atas matriks. Setiap sel dari matriks memiliki nama, yaitu:

1). Sel ke-1 penetrasi pasar berisi pertanyaan" apakah rumah sakit dapat mengembangkan pelayanan yang ada misalnya pendidikan seks bagi remaja dengan cara menebus lebih dalam pasar yang ada ?" misalnya, yang semula hanya untuk remaja setingkat SMA, ditawarkan juga kepada remaja setingkat SMP (masuk lebih lama dipasar remaja). Jika hal itu tidak mungkin dilakukan, maka rumah sakit dapat menjaga sel berikutnya .yaitu, sel ke-2

2). Sel ke-2 perluasan geografis berisi pertanyaan " apakah rumah sakit dapat melebarkan pasar dari pelayanan yang ada secara georafis? misalnya, dengan membuka klinik-klinik satelit untuk product/pelayanan tersebut. Bila ini juga tidak mungkin, maka rumah sakit dapat menjelajahi sel ke-3

3). Sel ke-3 masuk pasar baru berisi pertanyaan" apakah rumah sakit dapat menawarkan pelayanan yang ada kepada pasar-pasar yang baru?" misalnya, apakah pelayanan yang selam ini terbatas hanya untuk remaja dapat ditawarkan juga kepada orang-orang dewasa? Jika hal ini juga tidak mungkin, maka rumah sakit dapat menjelajahi sel ke-4

4). Sel ke-4 modifikasi produk berisi pertanyaan apakah rumah sakit dapat memodifikasi pelayanan yang ada agar lebih menarik bagi pasar yang telah ada ?" misalnya, dengan diselingi acara diskusi dengan para pakar. Bila tidak mungkin juga, maka rumah sakit yang dapat menjelajahi sel ke-5

5). Sel ke-5 modifikasi untuk pasar yang berbeda berisi pertanyaan apakah pelayanan yang ada (misalnya pendidikan seks untuk remaja) dapat dimodifikasi sehingga dapat ditawarkan juga kepada pasar yang berbeda ( misalnya untuk para prajurit)? jika tidak mungkin, rumah sakit dapat menjelajahi sel ke-6.

6). Sel ke-6 modifikasi untuk pasar baru berisi pertanyaan " apakah pelayanan yang ada, (misalnya pendidikan seks untuk remaja) dapat dimodifikasi sehingga dapat ditawarkan juga kepada pasar yang baru  (misalnya mereka yang hendak menikah)?" jika tidak mungkin, penjelajahan dilanjutkan ke sel 7

7). Sel ke-7 Inovasi produk berisi pertanyaan apakah untuk pasar yang ada dapat dikembangkan pelayanan baru?" misalnya, guna menggantikan - pendidikan seks untuk remaja "dikembangkan pelayanan konsultasi remaja untuk hidup sehat" jika tidak mungkin, rumah sakit dapat menjelajahi sel ke-8

8). Sel ke-8: Inovasi geografis berisi pertanyaan apakah pelayanan baru (misalnya pelayanan konsultasi remaja untuk hidup sehat) dapat dilebarkan sehingga dapat menjangkau wilayah yang lebih luas bila hal ini tidak dapat dilakukan, maka sampailah ke sel terakhir yaitu sel ke-9

9). Sel ke-9. inovasi total berisi pertanyaan" apakah dapat diciptakan pelayanan baru untuk pasar yang baru?"

Strategi pemasaran

            Untuk setiap pelayanan dan segmen pasarnya harus dikembangkan strategi pemasaran agar pelayanan itu berhasil. Strategi pemasaran merupakan strategi adaftip bagi pelayanan yang bersangkutan. Adapun komponen-komponen dari strategi pemasaran adalah (1) pemilihan pasar atau pasar-pasar sasaran (2) penetapan posisi yang kompetitif, dan (3) pengembangan bauran pemasaran yang afektif guna menjangkau dan melayani konsumen yang sudah dipilih

            1. Pemilihan pasar sasaran

            Langkah awal dalam menyiapkan strategi pemasaran adalah memahami pasar secara keseluruhan. Pasar adalah semua orang yang memiliki perhatian, baik secara nyata atau potensial, terhadap suatu pelayanan dan memiliki kemampuan membayar. Jadi, pasar pertolongan persalinan adalah semua ibu hamil yang secara nyata atau potensial memiliki minat terhadap pertolongan persalinan dirumah sakit dan mampu membayar pelayanan tersebut. Dalam suatu wilayah (misalnya jakarta) tentu banyak sekali ibu-ibu yang demikian. Sebuah rumah sakit (misalnya yang ada dicipinang) hanya membutuhkan sebagian saja dari ibu-ibu itu yaitu yang berdomisili di wilayah cipinang dan sekitarnya untuk memanfaatkan pelayanannya (sebagai pasar).

            Tetapi manejemen rumah sakit itu juga harus bahwa tidak semua ibu itu tahu akan adanya rumah sakit, tertarik kepada rumah sakit, dapat berkunjung kerumah sakit, mampu membayar pertolongan persalinan dirumah sakit. Jadi, setiap pasar sesungguhnya adalah heterogen, terdiri dari berbagai macam konsumen atau segmen pasar. Oleh karena itu, rumah sakit sebaiknya melakukan segmentasi terhadap pasarnya untuk kemudian menetapkan apakah akan melayani seluruh pasar (mass marketing) atau akan memusatkan atau mengarahkan perhatian kepada beberapa segmen pasar yang menjanjikan (target marketing).

            Banyak cara untuk menyegegmentasi pasar. Suatu pasar dapat disegmentasi berdasarkan usia, jenis kelamin, wilayah, gaya hidup, dan lain-lain variabel. Misalnya, jika disegmentasi berdasar pendapatan keluarga bisa diperoleh (1) segmen ibu dari keluarga perpendapatan tinggi (2) segmen ibu dari keluarga berpendapatan sedang (3) dan segmen ibu dari keluarga berpendapatan rendah. Selanjutnya rumah sakit dapat memilih apakah pelayanan pertolongan persalinan yang diselenggarakannya akan ditujukan kepada semua ibu (mass marketing) atau satu atau dua segmen ibu saja yaitu, misalnya segmen 1 ( target marketing).

            2. Memosisikan secara kompetitif

            Setelah selesai dengan pemilihan pasar sasaran, rumah sakit harus memosisikan secara kompetitif pelayanan yang ditawarkannya untuk menghadapi rumah sakit lain di wilayah yang sama misalnya cipinang dan sekitarnya. Memosisikan secara kompetitif adalah mengembangkan dan mengomunisasikan perbedaan-perbedaan bermakna dari suatu pelayanan dengan pesaing yang melayani pasar sasaran yang sama.

            Kunci keberhasilan dalam upaya memosisikan suatu pelayanan adalah kemampuan mengenali atribut- atribut utama yang digunakan oleh pasar sasaran dalam menilai pasar sasaran yang bersangkutan. Misalnya, dalam memandang pelayanan pertolongan persalinan, ibu-ibu menggunakan atribut utama kwalitas dan keramah tamahan. Maka untuk mendapat posisi yang baik dihati pasar sasaran, rumah sakit harus dapat menyediakan pertolongan persalinan yang menurut persepsi ibu- ibu, berkwalitas tinggi dengan penuh keramah tamahan (lihat gambar berikut).

            3. Mengembangkan Bauran Pemasaran

            Tahap berikutnya dalam strategi pemasaran adalah mengembangkan bauran pemasaran dan menghitung besarnya biaya pemasaran yang dapat mendukung rumah sakit untuk bersaing di pasar sasaranya. Bauran pemasaran adalah kombinasi atau ramuan tertentu dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh rumah sakit untuk mencapai tujuannya di pasar sasaranya. Banyak variabel yang harus dibubarkan, akan tetapi semuanya itu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu pelayanan sebagai produk rumah sakit, tarif pelayanan, tempat penyelenggaraan pelayanan, dan promosi pelayanan. Dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah 4P, yaitu Product, Price, Place, Promotion.

            Sedangkan yang dimaksud dengan besarnya biaya pemasaran yang harus dikeluarkan adalah perkiraan seberapa besar uang harus dikeluarkan oleh rumah sakit guna mendatangkan seorang ibu hamil untuk melahirkan anaknya di rumah sakit yang bersangkutan. Biaya ini dapat dihitung dengan melihat pengeluaran tahun lalu (untuk merawat ruangan, melatih petugas, memberi jasa medis, memberi intensif karyawan, pengiklanan/ promosi, dan lain lain), dibagi dengan jumlah kunjungan pertolongan persalinan tahun lalu. Misalnya didapat angka Rp 400 ribu orang. Maka jika tahun ini diharapkan adanya peningkatan kunjungan menjadi 100 orang, diperlukan biaya pemasaran sebesar Rp 40 juta apabila diperhitungkan tahun ini persaingan akan semakin ketat, biaya pemasaran harus di tingkatkan, misalnya menjadi Rp 500 ribu orang atau Rp 50 juta setahun. Perkiraan biaya tersebut akan semakin mendekati kebenaran jika penghitungan terhadap pengeluaran tahun lalu dilakukan secara lengkap serta hati-hati dan cermat menggunakan dokumen (arsip) yang ada. Di sinilah letak pentingnya pemeliharaan dokumen (arsip) dengan baik, agar tidak hilang dan mudah di temukan kembali.

 

 


 

KESIMPULAN

            Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

            Rumah sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang memantau, mengartikan, dan memahamiperubahan-perubahan lingkungan danmenunjukkan kesiagaannya (radines) untukmengisi visi,misi,tujuan,strategi,organisasi dansistem-sistem yang di perlukan, gunamenangkap peluang-peluang secara maksimal.

 

 


 

TUGAS POSTER

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hai teman-teman, perkenalkan saya Mahasiswi dari Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.

1.      NAMA            : A. NURRATU FEBRIANA

NIM                : 202001050

KELAS          : B20

Di sini saya akan menyampaikan Informasi penting untuk kita semua yang ada pada Poster di bawah ini. Poster tentang Program Kesehatan Yang bertema, "Peningkatan Status Gizi”.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Maka dari itu, ayo jaga gizi kita agar tetap seimbang dan jangan makan-makanan yang akan membuat kesehatan kita terganggu.

ISI POSTER

-          Judul : “Peningkatan Status Gizi”

-          Program kesehatan : Cara Perbaikan Status Gizi”

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

    -   Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluk hidup, yaitu:

1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak

2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari

3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain

4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang :

a.       Faktor Lingkungan

Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak bersih, tidak adanya saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman patogen.

Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi tanaman.

b.      Faktor Ekonomi

Di banyak negara yang secara ekonomis kurang berkembang, sebagian besar penduduknya berukuran lebih pendek karena gizi yang tidak mencukupi dan pada umunya masyarakat yang berpenghasilan rendah mempunyai ukuran badan yang lebih kecil.

Masalah gizi di negara-negara miskin yang berhubungan dengan pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas. Kuantitas menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi bagi tubuh. Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus yang diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh dengan segala fungsinya.

c.       Faktor Sosial-Budaya

Indikator masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara lain stabilitas keluarga dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi kurang. Juga indikator demografi yang meliputi susunan dan pola kegiatan penduduk, seperti peningkatan jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah anggota keluarga, serta jarak kelahiran.

Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan seseorang, kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan.

d.      Faktor Biologis/Keturunan

Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan sifat tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.

e.       Faktor Religi

Religi atau kepercayaan juga berperan dalam status gizi masyarakat, contohnya seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan.

Berikut adalah cara perbaikan status gizi:

• Kebutuhan energi dan zat gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas;

• Susunan menu seimbang yang berasal dari beraneka ragam bahan makanan, vitamin, dan mineral sesuai dengan kebutuhan

• Menu disesuaikan dengan pola makan;

• Peningkatan kadar Hb dilakukan dengan pemberian makanan sumber zat besi yang berasal dari bahan makanan hewani karena lebih banyak diserap oleh tubuh daripada sumber makanan nabati;

• Selain meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi, juga perlu menambah makanan yang banyak mengandung vitamin C, seperti pepaya, jeruk, nanas, pisang hijau, sawo kecik, sukun, dll.

Solusi Permasalahn Gizi :

1. Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif

2. Dibutuhkan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan status gizi.

3. Pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kajian ‘best practice’ (efektif dan efisien) dan lokal spesifik.

4. Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat dan evidence base dalam menentukan kebijakannya.

5. Mengembangkan kemampuan (capacity building) dalam upaya penanggulangan masalah gizi, baik kemampuan teknis maupun kemampuan manajemen.

 

 

 

 

 

2.      NAMA                                   : A. SHITI NURHALIZAH

NIM                                        : 202001051

KELAS                                  : B20

MATA KULIAH                  : ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

DOSEN PENGAMPUH       : HJ. AFRIYANA AMELIA NURYADIN, S.KM., M.KES

“RUMAH SAKIT YANG ADAPTIF”

PROGRAM KESEHATAN : CEGAH PENYAKIT TIDAK MENULAR

DENGAN PERILAKU CERDIK

            Rumah sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang dapat memantau serta memahami perubahan dilingkungan kesehatan masyarakat dan melakukan atau memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat agar masyarakat dapat melakukan pencegahan dan peningkatan kesehatan kepada dirinya sendiri maupun orang disekitarnya terutama dalam hal penyakit tidak menular yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Pencegahan dan peningkatan kesehatan ini dapat kita lakukan dengan menerapkan program kesehatan cegah penyakit menular dengan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin berolahraga, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress).

“Penjelasan mengenai Poster Program Kesehatan Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Perilaku CERDIK”

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus atau bakteri, namun lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup. Contoh penyakit tidak menular seperti hipertensi, jantung, stroke, diabetes mellitus, kanker. Perubahan perilaku dan gaya hidup ( Life style ) masyarakat telah  mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dimana masalah kesehatan utama mulai bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Kondisi ini terjadi karena perilaku masyarakat yang cenderung tidak sehat seperti merokok, kurang konsumsi sayur dan buah, pola makan yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol.

Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan besar yakni masalah kesehatan triple burden, karena masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali. Pada era 1990, penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Namun, perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi). Tahun 2015, PTM seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes justru menduduki peringkat tertinggi.
Sebuah pembelajaran berharga di era jaminan kesehatan nasional (JKN), anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik, yaitu: PJK, Gagal Ginjal Kronik, Kanker, dan Stroke.

Selain itu, pelayanan kesehatan peserta JKN juga didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dibandingkan di tingkat dasar. Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi menjadi beban yang luar biasa terhadap keuangan negara. Masalah kesehatan tidak akan dapat diselesaikan oleh sektor pemerintah saja, untuk mengatasinya diperlukan kerja sama yang baik antara :

a.       Individu, masyarakat dan keluarga (Mempraktekkan pola hidup sehat sehari-hari)

b.      Akademisi, dunia usaha, dan organisasi masyarakat (Menggerakkan institusi dan organisasi masingmasing)

c.       Pemerintah pusat dan daerah (Menyediakan : kurikulum pendidikan, fasilitas olahraga, sayur dan buah, fasilitas kesehatan, transportasi, Kawasan Tanpa Rokok, taman untuk beraktivitas, Iklan Layanan Masyarakat,)

Meningkatnya PTM dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia, bahkan kualitas generasi bangsa. Hal ini berdampak pula pada besarnya beban pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang besar. Pada akhirnya, kesehatan akan sangat mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi. Penduduk usia produktif dengan jumlah besar yang seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan, justru akan terancam apabila kesehatannya terganggu oleh PTM dan perilaku yang tidak sehat, tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, dalam sambutannya dalam rangka Hari Kesehatan nasional (HKN) ke-52 tahun 2016 di Jakarta. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI secara khusus mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui program cegah penyakit menular dengan perilaku cerdik guna mewujudkan Indonesia sehat.

Penerapan “CERDIK” dapat mengurangi faktor risiko dan deteksi dini PTM. Program CERDIK dilaksanakan untuk mencegah kematian akibat penyakit tidak menular dengan cara menekankan pada aspek promotive (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan). Cerdik yang dimaksud bukan cerdas. Tapi cerdik disini yaitu singkatan dari Cek kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin Olahraga, Diseimbang asupan makanan, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress dengan baik .

“CERDIK”

Cek = Cek kesehatan secara rutin

Cek kesehatan secara rutin bermanfaat untuk mengingatkan tentang kesehatan kita. Beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, Stroke, dan beberapa kanker bisa diturunkan resikonya jika diketahui secara dini. Semakin tepat informasi yang kita dapatkan tentang kesehatan diri kita, semakin bijaksana pula keputusan yang dapat kita lakukan. Cek Kesehatan dapat dilakukan rutin minimal 1 tahun sekali. Beberapa cek kesehatan yang paling umum dilakukan antara lain : Cek tekanan darah, Cek gula darah, cek lingkar perut, cek kolesterol total, cek arus puncak espirasi (uji fungsi paru), tes pap smear, sadari periksa payudara sendiri dan lain-lain.

E = Enyahkan Asap Rokok

Rokok adalah racun. Dalam rokok mengandung 4000 zat, dan 200 diantaranya dinayatakn berbahaya bagi kesehatan. Racun utama rokos yaitu TAR, Nikoton, dan Karbonmonoksida. Berbagai racun lainnya anatar lain : asem asetik, sodium hidroksida, naptalin, formalin, asentanisol, hidrogen SIANIDA, geramol, aseton, tuluene, kadium, metanol,hidrasin, urea dan lain-lain. Merokok merngut hak orang lain, anak, istri, kelaurga, teman, untuk mendapatkan udara segar dan untuk hidup sehat tanpa rokok. Masyarkat berhak menegur jika ada yang merokok di kawasan tanpa rokok. Kebiasaan merokok dapat dihentikan. Tips berhenti merokok antara lain : kuatkan niat dan bulatkan tegad, minta bantuan kerabat dan keluarga, atur target waktu kapan berhenti merokok, cari kesibukan lain, banyak minum air putih, jauhi lingkungan para perokok.

R = Rajin Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari, seperti berjalan kali, berkebun, mencuci, mengepel, olahraga dan lain-lain. Aktivitas fisik dialkukan teratur minimal 30 menit tiap hari.

D = Diet Seimbang

Diet sehat seimbang adalah pola konsumsi makanan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan diantaranya:

·         Kalori Seimbang Konsumsi gula dengan cara tidak melebihi empat sendok teh perhari Konsumsi garam (natrium klorida) dengan cara membatasi sampai < 5 gram (1 sendok teh) perhari, kurangi garam saat memasak dan membatasi makanan olahan dan cepat saji.

·         Total konsumsi lemak 5 sendok makan perhari. Batasi daging berlemak, lemak susu, dan minyak goreng, ganti minyak sawit dan minyak kelapa dengan zaitun, kedelai, jagung, minyak bunga matahari. Konsumsi buah dan sayuran yaitu 5 prosi (400-500 gram) perhari (satu porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel, mangga, pisang atau 1 mangkok sayuran dimasak) Konsumsi ikan sedikitnya 3 kali perminggu, utamakan ikan berminyak seperti tuna, makarel,salmon.

·         Tidak konsumsi minuman beralkohol.

I = Istirahat Cukup

Istirahat sangat dibutuhkan agar tubuh dan pikiran kembali segar. Hal hal yang harus dilakukan adalah : hindari konsumsi kpi, rokok dan alkohol; tetapkan waktu tidur yang teratur, sempatkan untuk berolahraga setiap hari serta tenangkan pikiran dan mental.
Waktu tidur yang baik adalah 6-8 jam dan pastikan tidurnya berkualitas. Akibat dari kurang tidur akan hilangnya konsentrasi saat belajar, hilangnya fokus saat berkendara, munculnya obesitas, memperburuk kondisi kesehatan tubuh, stres meningkat, kulit terlihat lebih tua dan sering lupa.

K = Kelola Stres

Penyebab stres setiap hari berasal dari kelaurga atau di kantor. Beberapa cara untuk mengatasi stress dan mencapai jiwa yang sehat yaitu : bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya, melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, jagalah kesehatan dengan olahraga/aktivitas fisik secara teratur, tidur cukup, makan bergizi seimbang, terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, kembangkan hobi yang bermanfaat, meningkatkan ibadah, berfikir positif, tenangkan pikiran dan relaksasi, berpikir positif, tidur yang cukup, tertawa, berolahraga, meditasi, dengarkan musik, libatkan indera tubuh, lakukan pemijatan, milliki sikap mental pemenang, bangun hubungan positif, seleksi yang kita baca, dengar dan lihat, mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

Tujuan dari kegiatan program kesehatan Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Perilaku CERDIK yaitu:

1.      Terwujudnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di lingkungan sekolah yang terkait tentang factor risiko PTM

2.      Terwujudnya lingkungan bersih dan sehat serta bebas asap rokok

3.      Terselenggaranya penerapan diet sehat dengan gizi cukup dan seimbang pada warga sekolah

4.      Terselenggaranya peningkatan aktivitas fisik pada warga sekolah

5.      Terselenggaranya deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM

 

Perilaku CERDIK dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku CERDIK dapat dilakukan mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik seperti menerapkan perilaku CERDIK. Ketika sudah dapat menerapkan perilaku CERDIK untuk diri sendiri maka perlahan sampaikanlah kepada orang lain agar orang lain juga dapat merasakan manfaat menerapkan perilaku CERDIK. Pemerintah akan terus mensosialisasikan perilaku CERDIK kepada masyarakat. Maka dari itu peran serta dan dukungan masyarakat sangat membantu kesuksesan penerapan perilaku CERDIK.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu,Salam Sejahtera untuk Kita Semua, Om Swastyastu,Namo Buddhaya.

Hai teman-teman online, perkenalkan saya Mahasiswa dari Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.

3.      NAMA            : CHERLLY JUNYTA MARLISSA

NIM                 : 202001059

KELAS           : B20

Di sini saya mau menyampaikan Informasi penting untuk kita semua yang ada pada Poster di atas. Poster Program Kesehatan  Yang bertemakan "Penerapan Protokol Kesehatan Di Rumah Sakit".

Secara definisi protokol kesehatan adalah panduan atau tata cara kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjamin individu dan masyarakat tetap sehat terlindung dari penyakit tertentu. Tujuan penerapan protokol kesehatan adalah untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 bagi masyarakat di tempat yang bisa saja terjadi penularan penyakit atau fasilitas umum yang di mana terdapat sekumpulan orang. Prinisp utama protokol kesehatan adalah perlindungan kesehatan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat.

Hal ini penting disadari, karena sebagian besar masyarakat masih berasumsi bahwa protokol kesehatan itu hanyalah perlindungan kesehatan individu. Sehingga jika seseorang telah mealakukan perlindungan individu seolah-olah telah melakukan seluruh  protokol kesehatan. Padahal aktivitas dalam rangka perlindungan kesehatan masyarakat belum dilakukan dengan baik di ruangan tertutup atau tempat sekumpulan orang berada yang di mana.

Namun ada juga sebagian orang yang masih takut untuk berobat ke Rumah Sakit karena takut terkena penularan penyakit. Tak perlu lagi takut ataupun Bimbang jika kita semua, baik pasien maupun petugas Kesehatan dengan kedisplinannya dalam melaksanakan protokol kesehatan maka kita dapat memutus rantai penularan CCOVID-19. Tidak hanya untuk hari ini tetapi harus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan saling mengingatkan pentingya menjalankan protokol kesehatan.

Ayo periksakan kondisi diri Anda bila Anda merasakan gejala yang tak normal dari biasanya.

Salam Sehat Untuk kita semua

ISI POSTER

Judul : “Adaptasi di rumah sakit”

Program kesehatan : penerapan protokol kesehatan di rumah sakit

Masih ada beberapa orang yang takut untuk berobat ke rumah sakit karena penularan covid-19. Tidak perlu lagi takut karena kta bisa mencegah penularan penyakit dengan mematuhi protokol kesehatan saat di rumah sakit.

Dengan kedisiplinan semua pihak baik pasien pendamping pasien dan petugas dalam melaksanakan protokol kesehatan maka kita dapat memutus rantai penularan COVID-19. Tidak hanya untuk hari ini tetapi harus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan saling mengingatkan pentingnya menjalankan protokol kesehatan.

Melakukan protokol kesehatan di rumah sakit :

Ø  Selalu menggunakan masker

Ø  Siapkan sanitizer sendiri

Ø  Mendatangi bagian pelayanan rumah sakit yang di tujuh

Ø  Jangan menyentuh muka terutama bagian mulut, hidung dan mata

Ø  Wajib cuci tangan dengan saun dan air mengalir & Gunakan sanitizer sendiri

Ø  Tidak keluar masuk ruangan agar tak tertular/menularkan penyakit kepada pasien lain

Ø  Laporkan kondisi/gejala sakit yang diderita dengan sejujurnya kepada petugas

Ø  Jaga jarak dengan pasien lain >1m

Tujuan : Pada program ini saya mengajak teman teman dan rekan rekan untuk melakukan adaptasi baru di rumah sakit yang di mana semenjak pandemi di rumah sakit kita perlu menerapkan protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran penyakit.

 


 

Isi Poster

Judul : BUDAYA HIDUP SEHAT

4.      NAMA           : FATIMAH HASAN

NIM                : 202001064

KELAS          : B20

              Budaya hidup sehat adalah kebiasaan menjalankan pola hidup yang bermanfaat bagi tubuh. Beberapa pola hidup yang menjadi bagian budaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, beristirahat yang cukup, dan tentunya senantiasa menjaga kebersihan budaya hidup sehat  sebuah gaya hidup yang berfokus untuk membuat tubuh menjadi lebih fit dan bugar. Itu artinya, seluruh aspek dalam keseharian  perlu diperhatikan, termasuk soal makanan dan aktivitas fisik. Dengan menerapkan pola hidup seperti ini, harapannya risiko berbagai penyakit dapat diminimalisir secara maksimal.

Beberapa contoh budaya sehat adalah sebagai berikut:

1.Olahraga secara teratur

Nah, menjaga asupan makanan saja tidak cukup! Anda pun perlu melakukan aktivitas fisik secara aktif untuk membuat tubuh lebih bugar. Cukup luangkan waktu 15 sampai 30 menit setiap harinya, mulailah olahraga dengan teratur mulai hari ini.

2.Konsumsi makanan sehat dan sayuran

Bagian terpenting dari menjalani pola hidup sehat adalah dengan menjaga seluruh asupan yang masuk ke dalam tubuh kita. Jadi, pastikan makanan yang Anda konsumsi telah memenuhi kebutuhan gizi harian.

3.tidak merokok

Berhenti merokok memang tidak mudah, terutama bagi  yang sudah bertahun-tahun memiliki kebiasaan tersebut. Namun, jika Anda memiliki tekad kuat, tidak ada kata mustahil. merupakan rahasia umum jika kebiasaan merokok bisa memicu radikal bebas dan menyebabkan kerusakan pada sel tubuh. Walau sulit, usahakan untuk berhenti merokok sedini mungkin.

4.tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

Bahaya minuman beralkohol bagi kesehatan sudah sangat sering diberitakan. Bila dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang, minuman beralkohol bisa merusak organ tubuh dan menyebabkan kecanduan. Bahkan, tidak jarang juga terjadi keracunan alkohol yang bisa berakibat fatal.

5.Jaga kebersihan lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan sama artinya menciptakan lingkungan yang sehat, bebas dari kotoran, seperti debu, sampah dan bau yang tidak sedap. Dengan lingkungan yang sehat, kita tidak akan mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, malaria, muntaber dan lainnya. perhatikan kondisi lingkungan sekitar Sebab kawasan yang kotor bisa menjadi sarang kuman sehingga tak baik untuk kesehatan .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hai teman-teman, perkenalkan saya Mahasiswi dari Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.

5.      NAMA            : FIRDAYANTI

NIM                : 202001065

KELAS          : B20

Di sini saya akan menyampaikan Informasi penting untuk kita semua yang ada pada Poster di bawah ini. Poster tentang Program Kesehatan Yang bertema, "Tips Mencegah Stroke”.

 

 

Stroke adalah kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu karena penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Penyakit stroke adalah masalah kesehatan yang terjadi saat asupan darah menuju ke otak terganggu atau sama sekali terhenti, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, dalam hitungan menit saja, sel-sel otak mulai mati.

Kondisi ini tergolong sebagai penyakit yang serius dan dapat membahayakan nyawa. Problem yang dihadapi penderita stroke bukan hanya kematian, stroke juga dapat mengakibatkan kecacatan fisik dan mental yang berdampak pada sosio-ekonomi. Oleh sebab itu membutuhkan pertolongan medis segera. Pertolongan yang cepat dan tepat dapat mengurangi risiko kerusakan otak dan berbagai komplikasi lainnya.

Faktor penyebab Penyakit Stroke

Berikut ini beberapa faktor penyebab terkena stroke, antara lain :

1.      Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi

Anda disebut memiliki tekanan darah tinggi bila tekanan darah Anda rata-rata di atas 140/90. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke, terutama hemoragik. Hipertensi dapat terjadi akibat ginjal bermasalah, gaya hidup tidak sehat, atau konsumsi obat-obatan tertentu.

2.      Kebiasaan Merokok

Kandungan nikotin pada rokok dapat mendorong tekanan darah Anda naik. Selain itu, asap rokok dapat memicu penumpukan lemak di arteri leher utama dan mengentalkan darah sehingga Anda berisiko terhadap penggumpalan darah.

3.      Penyakit Jantung

Orang yang memiliki penyakit jantung berisiko tinggi terhadap stroke. Kondisi jantung bermasalah yang meningkatkan risiko terjadinya stroke termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, serta detak jantung yang tidak normal.

4.      Diabetes

Penderita diabetes umumnya juga memiliki tekanan darah tinggi yang membuatnya berisiko terkena stroke. Diabetes merusak pembuluh darah sehingga risiko terjadinya stroke lebih besar. Jika seseorang mengalami stroke saat kadar gula darah di tubuhnya sedang tinggi, kerusakan pada otaknya pun akan lebih berat.

5.      Kegemukan atau Obesitas

Berat badan berlebih merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Orang yang kegemukan atau obesitas juga cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Untuk menurunkan risiko stroke, Anda harus menjaga berat badan tetap normal.

Nah, bisa kita ketahui bukan bahwa stoke itu penyakit yang berbahaya dan mematikan. Terdapat juga beberapa faktor yang menyebabkan penyakit stroke. Meski stroke sangat berbahaya, untungnya penyakit ini masih bisa dicegah lewat beragam cara. Contohnya, tidak merokok atau mengisap tembakau, melakukan diet sehat dengan gizi seimbang, menjaga berat badan tepat ideal (mencegah obesitas), tidak mengonsumsi alkohol, dan rutin berolahraga. Bagaimana, tertarik untuk mencobanya?

ISI POSTER

-          Judul : “Hindari Terkena Penyakit Stroke

-          Program kesehatan : “Tips Mencegah Stroke

Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2016, penyakit Stroke menempati peringkat ke-3 penyebab kematian di Indonesia. Stroke juga menjadi peringkat ke-3 penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.

Agar terhindar dari risiko stroke, baiknya Kita mengetahui cara mencegah penyakit ini. Lebih baik mencegah lebih dini daripada Anda terserang stroke. Berikut ini 5 cara mudah terhindar dari serangan stroke :

1.      Pola makan sehat

Cara mudah terhindar dari serangan stroke yang pertama adalah pola makan yang sehat. Konsumsi lebih banyak buah, sayur, ikan, biji-bijian utuh, produk susu rendah lemak, serta hindari makanan yang terlalu manis, berlemak, daging olahan, atau lainnya.

2.      Olahraga

Tidak ada yang meragukan manfaat olahraga untuk kesehatan. Cukup berolahraga ringan selama 40 menit atau lebih setiap hari ditambah dengan olahraga yang sedikit berat di akhir minggu akan membuat Anda terhindar dari serangan stroke.

3.      Berhenti merokok

Kebiasaan merokok memberi dampak yang besar pada risiko serangan stroke. Jika ingin terhindar dari serangan stroke, sebaiknya segeralah berhenti merokok.

 

4.      Hindari minuman beralkohol

Minum minuman beralkohol hingga sembilan gelas alkohol per minggu bisa meningkatkan risiko stroke. Karena itu agar terhindar dari serangan stroke segera hentikan kebiasaan minum alkohol.

5.      Hindari NAPZA

Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain dan methamphetamine, dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah sehingga menyebabkan stroke. Oleh sebab itu, untuk menurunkan risiko terkena stroke, hindari penyalahgunaan obat-obatan tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai teman-teman, perkenalkan saya Mahasiswi dari Institut ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.

6.      NAMA            : JUNAEDAH

NIM                : 202001069

KELAS          : B20 ARS

Di sini saya akan menyampaikan informasi penting untuk kita semua yang ada pada Poster di bawah ini. Poster tentang Program Kesehatan yang bertema, “MENTAL HEALTH DAN MENTAL ILLNESS”.

1.      MENTAL HEALTH

     Mental Health artinya adalah kesehatan mental. Perlu diketahui bahwa kesehatan mental ini dapat dipengaruhi oleh peristiwa dala kehidupan seseorang hingga pada akhirnya akan memiliki dampak besar untuk perilaku serta kepribadiannya. Peristiwa yang biasanya dapat memengaruhi adalah stres berkepanjangan, pelecehan anak, hingga adanya kekerasan yang terjadi dalam suatu rumah tangga. Itu semua dapat menyebabkan kesehatan mental seseorang dapat terganggu. Adanya gangguan mental pada nantinya akan dapat mengubah cara pandang seseorang dalam menangani stresnya. Mulai dari pembuatan suatu pilihan, berhubungan dengan orang lain, hingga memicu hasrat untuk menyakiti dirinya sendiri.

·          Gejala Mental Health

     Gangguan mental atau penyakit mental biasanya akan diawali dengan beberapa gejala, sama halnya dengan penyakit-penyakit yang lain. Dikutip dari Halodoc, berikut adalah gejala awal yang akan dialami seseorang dengan penyakit mental atau gangguan mental:

1. Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.

2. Delusi, paranoia, atau halusinasi.

3. Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.

4. Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu menghantui.

5. Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.

6. Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.

7. Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.

8. Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

9. Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.

10. Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan.

11. Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.

12. Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan dengan orang lain.

13. Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang tidak biasa.

14. Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.

15. Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan narkoba.

16. Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.

17. Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau pergi ke sekolah atau tempat kerja.

18. Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.

19. Perubahan gairah seks.

20. Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.

·         Penyebab Mental Health

     Setelah memahami beberapa gejala awalnya, Anda juga harus mengetahui penyebab dari gangguan kesehatan mental atau mental health. Berikut adalah penyebab umum dari gangguan mental yaitu :

1. Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.

2. Cedera kepala.

3. Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak.

4. Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga.

5. Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.

6. Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.

7. Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.

8. Mengalami diskriminasi dan stigma.

9. Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.

10. Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.

11. Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.

12. Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama.

13. Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.

14. Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk.

15. Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan yang pernah dialami.

·          Faktor Risiko

     Selain gejala dan juga penyebab secara umumnya, gangguan mental ini juga memiliki beberapa faktor risiko yang perlu dipahami dan diperhatikan pula. Berikut adalah beberapa faktor risiko gangguan mental health:

1. Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.

2. Perempuan memiliki risiko tinggi mengidap depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki memiliki risiko mengidap ketergantungan zat dan antisosial.

3. Memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.

4. Perempuan setelah melahirkan.

5. Memiliki riwayat anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.

6. Memiliki profesi yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.

7. Memiliki riwayat penyakit mental sebelumnya.

8. Memiliki riwayat kelahiran dengan kelainan pada otak.

9. Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.

·          Pencegahan Gangguan Mental Health

     Ada juga beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah agar Anda terhindar dari gangguan mental atau mental health. Berikut adalah cara atau upaya yang bisa dilakukan:

1. Memelihara pikiran yang positif.

2. Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.

3. Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.

4. Menjaga hubungan baik dengan orang lain.

5. Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.

6. Membantu orang lain dengan tulus.

7. Mencari bantuan profesional jika diperlukan.

2.      MENTAL ILLNESS

    Mental illness atau gangguan kejiwaan adalah gangguan mental, perilaku dan emosional, yang menyulitkan Anda bekerja, bersosialisasi, dan beraktivitas lain.

·         Tanda dan Gejala Mental Illness

     Ada berbagai macam gejala mental illnes, berdasarkan jenis gangguan mental tersebut. Tanda-tanda yang terjadi dapat menyerang fisik maupun kondisi psikologis, serta berpengaruh pada emosi dan pikiran. Contoh-contohnya antara lain:

1.      Perasaan sedih dan sulit merasa bahagia

2.      Kebingungan saat berpikir serta menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi

3.      Perasaan cemas yang berlebihan

4.      Sering merasa takut Perasaan bersalah yang terus-menerus

5.      Suasana hati yang sering berubah-ubah

6.      Cenderung menghindar dari teman dan aktivitas yang disukai

7.      Sering merasa lelah dan tidak berenergi, tapi sulit tertidur

8.      Terpisah dari kenyataan, delusional atau berhalusinasi

9.      Tidak mampu menanggulangi masalah atau stres Sulit memahami situasi dan orang di sekitar

10.  Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan penyalahgunaan obat terlarang

11.  Perubahan signifikan pada pola makan (gangguan makan)

12.  Perubahan pada hasrat atau dorongan seksual

13.  Kemarahan yang berlebihan dan mengarah pada kekerasan

14.   Pikiran untuk mengakhiri hidup

     Terkadang gejala mental illness juga muncul secara fisik, misalnya nyeri punggung, sakit perut, sekit kepala atau nyeri dan rasa sakit yang tidak dapat diketahui penyebabnya.

·         Penyebab dan Risiko Mental Illness

     Secara umum, gangguan mental disebabkan oleh faktor yang bervariasi, dari genetik atau faktor keturunan, maupun lingkungan. Berikut ini penjelasannya:

Faktor genetik: Penyakit mental bisa diwariskan dari garis keturunan. Gen tertentu bisa membawa risiko terjadinya penyakit mental.

 Paparan saat dalam kandungan: Konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, paparan zat kimia berbahaya dan beracun pada ibu hamil, berisiko menyebabkan gangguan pada janin, termasuk risiko gangguan mental terhadap perkembangannya.

 Senyawa kimia di otak: Neurotransmitter adalah zat kimia pada otak kita yang berfungsi membawa sinyal saraf ke seluruh bagian tubuh. Ketika jaringan saraf dan zat kimia ini terganggu, fungsi penerima saraf berubah, dan bisa mengarah memicu depresi maupun gangguan emosi lain.

 


 

"Yuk tetap sehat. BEBAS ANEMIA"

7.      NAMA           : MILDAWATI

NIM                : 202001073

KELAS          : B20

Anemia merupakan penyakit yang berkaitan dengan sel darah dan umum terjadinya. Anemia dapat menyerang wanita, anak-anak, orang tua dan orang yang memiliki penyakit jangka panjang. Anemia dapat diturunkan melalui gen, wanita yang sedang haid, penderita ginjal atau kondisi kronis lainnya.

Adapun Langkah-Lanhgkah untuk menghindari terjadinya penyakit anemia diantaranya :

1. CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil dan besar, setelah memegang hewan, uang dll.

2. MINUM TABLET TAMBAH DARAH

1 tablet setiap hari ketika  menstruasi selama 10 hari dan 1 tablet setiap minggu selama 3 minggu setelah menstruasi.

3. MAKAN KAYA ZAT BESI SETIAP HARI

Kacang-kacangan, daging, ikan, biji labu dan sayuran berdaun hijau.

4. TINGKATKAN MAKANAN YANG MEMBANTU PENYERAPAN ZAT BESI

Yang berasal dari protein nabati dan hewani, sayur berwarna hijau dan buah-buahan berwarna.

5. HINDARI MINUMAN YANG MENGHAMBAT PENYERAPAN ZAT BESI

Kopi, teh, dan anggur merah saat makan.

 

Ayo kita lawan Anemia. Yuk tetap sehat. Bebas Anemia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8.      NAMA            : NUNUNG RAHMADANI

NIM                : 202001077

KELAS          : B20

A.    Pengertian Rumah sakit Adaptif

Rumah sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang memantau, mengartikan, dan memahamiperubahan-perubahan lingkungan danmenunjukkan kesiagaannya (radines) untuk mengisi visi,misi,tujuan,strategi,organisasi dansistem-sistem yang di perlukan, gunamenangkap peluang-peluang secara maksimal

B.     Respon Rumah Sakit Adaptif terhadap Perubahan Lingkungan

            Walaupun saat ini sebuah rumah sakit telah sesuai dengan lingkungan kemungkinan berubahnya lingkungan merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup rumah sakit tersebut. Keadaan lingkungan sebuah rumah sakit berperan sama, bahkan mungkin lebih, dibanding kepemimpinan, dalam menentukan keberlangsungan hidup rumah sakit tersebut (pfeffer & salancik, 1978). Pada hal lingkungan itu, Menurut beruba-ubah berkisar antara stabil dan bergejolak. Menurut EE Emery dan EL trist, sebagaimana dikutip oleh kotler (1985), dapat dibedakan adanya empat jenis lingkungan sebagai berikut:

1.      Stabil dan tidak berubah-ubah

2.      Stabil dengan fluktuasi kecil

3.      Pelan pelan berubah dan masih dapat diramal

4.      Cepat berubah dan sulit diramal

C.     Perencanaan Strategi Rumah Sakit Adaptif

            Perencanaan strategis adalah ideal jika sebuah rumah sakit hidup dalam suatu lungkungan yang ramah. Rumah sakit itu dapat menetapkan tujuan-tujuan yang tepat dan merumuskan stategi untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Rumah sakit itu juga dapat menyusun organisasi yang memungkinkan secara efektif dilaksanakannya strategi yang telah dirumuskan.

            Langkah-langkah yang harus dilakukan agar rumah sakit dapat bertahan dalam menghadapi lingkungan yang terus berubah adalah (1) analisis lingkungan (2) analisis sumber daya (3) menetapkan tujuan (4) merumuskan stategi, (5) menyusun organisasi, (5) mengembangkan sistem- sistem yang dibutuhkan.

PENJELASAN POSTER CARA MENCEGAH TEKANAN DARAH TINGGI

a.       Pengertian darah tinggi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah yang cukup tinggi di dalam arteri. Tekanan darah tinggi ditulis menjadi dua angka, tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah angka yang diperoleh saat jantung berkontraksi, sedangkan tekanan diastolik adalah angka yang diperoleh pada saat jantung berelaksasi.

Sebagai contoh, angka 120/80 mmHg (seratus dua puluh per delapan puluh) terdiri dari 120 mmHg tekanan sistolik dan 80 mmHg adalah tekanan diastolik. Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika pada posisi duduk tekanan sistoliknya mencapai 140 mmHg atau lebih, juga jika tekanan diastoliknya mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.

b.      Faktor  yang menyebabkan Tekanan darah tinggi yaitu

1. Kegemukan

Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai penyebab hipertensi yang paling sering terjadi.

Semakin berat massa tubuh Anda, semakin banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Hal ini tentu menjadi penyebab kerja jantung lebih keras dari biasanya, sehingga tekanan darah lama-lama akan naik dan hipertensi pun tidak dapat dihindari.

2. Merokok

Merokok juga merupakan salah satu penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi yang paling umum. Rokok sudah terbukti dapat membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama. Khususnya tekanan darah sistolik meningkat jadi sebanyak 4 mmHg.Hal ini karena kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin, dapat merusak lapisan dinding pembuluh arteri. Bila ini terjadi, pembuluh arteri akan menyempit dan tekanan darah menjadi naik.

3. stress

Stres bisa menaikkan tensi darah Anda. Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung. Hormon-hormon ini juga dapat mempersempit pembuluh darah, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

c. Gejala Tekanan darah tinggi yaitu

1. Sakit kepala

2. Mimisan

3. Mual dan Muntah

d. cara mencegah tekanan darah tinggi yaitu

-Cek kesehatan secara berkala

Hal penting lainnya yang perlu Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi, yaitu cek tekanan darah secara rutin dan berkala. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui apakah tekanan darah Anda normal atau tidak.

Pasalnya, tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Cek tekanan darah merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi atau tidak.

- Berhenti merokok

Rokok tidak hanya buruk bagi kesehatan paru-paru, tetapi juga dapat meningkatkan risiko Anda terserang hipertensi dan penyakit jantung.Oleh karena itu, Anda perlu menghindari rokok sebagai bentuk pencegahan terhadap hipertensi. Bila Anda sudah merokok, sebaiknya Anda segera berhenti merokok mulai dari sekarang. Anda dapat meminta bantuan orang-orang terdekat atau dokter untuk menghentikan kebiasaan ini.

-Rajin aktivitas fisik

Olahraga merupakan kebutuhan semua orang karena dapat menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh, termasuk untuk pencegahan hipertensi. Bahkan, bagi penderita hipertensi, olahraga dapat mengurangi kebutuhan minum obat darah tinggi. Faktor apa saja yang menyebabkan Tekanan darah tinggi yaitu

1. Kegemukan

Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai penyebab hipertensi yang paling sering terjadi.

Semakin berat massa tubuh Anda, semakin banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Hal ini tentu menjadi penyebab kerja jantung lebih keras dari biasanya, sehingga tekanan darah lama-lama akan naik dan hipertensi pun tidak dapat dihindari.

2. Merokok

Merokok juga merupakan salah satu penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi yang paling umum. Rokok sudah terbukti dapat membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama. Khususnya tekanan darah sistolik meningkat jadi sebanyak 4 mmHg.Hal ini karena kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin, dapat merusak lapisan dinding pembuluh arteri. Bila ini terjadi, pembuluh arteri akan menyempit dan tekanan darah menjadi naik.

3. stress

Stres bisa menaikkan tensi darah Anda. Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung. Hormon-hormon ini juga dapat mempersempit pembuluh darah, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

Gejala Tekanan darah tinggi yaitu

1. Sakit kepala

2. Mimisan

3. Mual dan Muntah

Nah, cara mencegah tekanan darah tinggi yaitu

-Cek kesehatan secara berkala

Hal penting lainnya yang perlu Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi, yaitu cek tekanan darah secara rutin dan berkala. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui apakah tekanan darah Anda normal atau tidak.

Pasalnya, tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Cek tekanan darah merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi atau tidak.

- Berhenti merokok

Rokok tidak hanya buruk bagi kesehatan paru-paru, tetapi juga dapat meningkatkan risiko Anda terserang hipertensi dan penyakit jantung.Oleh karena itu, Anda perlu menghindari rokok sebagai bentuk pencegahan terhadap hipertensi. Bila Anda sudah merokok, sebaiknya Anda segera berhenti merokok mulai dari sekarang. Anda dapat meminta bantuan orang-orang terdekat atau dokter untuk menghentikan kebiasaan ini.

-Rajin aktivitas fisik

Olahraga merupakan kebutuhan semua orang karena dapat menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh, termasuk untuk pencegahan hipertensi. Bahkan, bagi penderita hipertensi, olahraga dapat mengurangi kebutuhan minum obat darah tinggi. Faktanya, orang yang berolahraga rutin memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah ketimbang yang tidak melakukan olahraga sama sekali. Pasalnya, aktivitas fisik atau olahraga yang rutin dapat memperkuat jantung Anda, sehingga dapat memompa darah dengan lebih mudah.

- Diet Seimbang

Orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas berisiko mengalami hipertensi lebih besar, hingga dua sampai enam kali lipat dibandingkan orang yang tidak obesitas. Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal adalah salah satu upaya pencegahan hipertensi yang penting.

-Kelolah Stress

Stres merupakan kondisi yang sangat wajar terjadi pada siapapun. Pada saat stres, tubuh Anda memproduksi hormon-hormon tertentu yang dapat mempercepat detak jantung dan mempersempit pembuluh darah, sehingga tekanan darah pun akan naik. Namun, saat penyebab stres menghilang, tekanan darah Anda akan kembali normal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Om Swastyastu, Namo Buddhaya Dan Salam Kebajikan.

Hai teman-teman, perkenalkan saya Mahasiswi dari Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.

9.      NAMA            : YUNI SAFUTRI R

NIM                : 202001096

KELAS          : B20

Di sini saya akan menyampaikan Informasi penting untuk kita semua yang ada pada Poster di bawah ini. Poster tentang Program Kesehatan Yang bertema, "Meningkatkan Sistem Imunitas Dalam Tubuh”.

Sebelumya, saya disini menjelaskan terkait materi kelompok saya rumah sakit yang adaptif dengan membuat poster meningkatkan sistem imunitas tubuh pada Rumah sakit yang adaptif yaitu bagaimana rumah sakit tersebut dapat memberikan pelayanan atau perawatan kesehatan yang baik sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, dengan membuat program kesehatan di rumah sakit adaptif  dalam meningkatkan sistem imun dalam tubuh agar tubuh tetap kuat dan sehat.

Seperti yang kita tahu bahwa di dalam tubuh manusia pasti memiliki imun untuk mencegah masuknya virus atau penyakit ke dalam tubuh. Setiap manusia memiliki kondisi imun yang berbeda-beda. Sistem imun tubuh ini dikenal dengan istilah imunitas yang artinya perlindungan agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Sistem imun inilah yang perlu dijaga oleh setiap manusia, jika sistem imun tubuh lemah, maka seseorang tersebut akan rentan terkena penyakit.

Sistem imun tubuh ini terdiri dari berbagai macam sel dan zat-zat yang dihasilkan di dalam tubuh berasal dari hasil kerja sama dengan kolektif dan terorganisir untuk melawan segala macam kuman yang masuk ke dalam tubuh.

Yuk....Buat Teman-teman  mulai Dari sekarang Terapkan Hidup Sehat, karena "Dasar dari semua Kebahagiaan adalah kesehatan yang baik".

Salam Sehat Untuk Kita Semua...

ISI POSTER

-          Judul : “Tingkatkan Sistem Imun Dalam Tubuh”

-          Program kesehatan : Cara Meningkatkan Sistem Imunitas Dalam Tubuh”

 

Imunitas atau sering disebut daya tahan tubuh. Imun Merupakan sistem kekebalan tubuh yang dirancang untuk mendeteksi ataupun menghancurkan benda asing yang masuk ke tubuh seperti bakteri atau virus. Kekebalan tubuh penting dijaga agar tubuh tetap sehat.

Ø  Berikut Tips Menjaga Sistem Imunitas Dalam Tubuh Sebagai Berikut :

1.      Pola Makan Teratur yaitu dengan makan pagi atau sarapan pagi membantu mengisi kembali gula darah dan memberi vitamin serta nutrisi yang dibutuhkan tubuh Anda pada hari itu. Melewati sarapan pagi, tubuh tidak memiliki energi dan otak akan kesulitan untuk fokus sepanjang hari.

2.      Rutin Minum Air Putih bisa membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan. Saat asupan cairan tidak cukup, risiko terjadinya gangguan pencernaan seperti sembelit akan menjadi lebih tinggi. Agar aktivitas sehari-hari bisa berjalan lancar, tubuh membutuhkan energi dan stamina yang terjaga.

Adapun manfaat minum air putih yaitu :

a.       Membangkitkan otot

b.      Menjaga kulit tetap bercahaya

c.       Memelihara fungsi ginjal

d.      Mempertahankan fungsi asus yang normal

e.       Meningkatkan energi

f.        Membantu menurunkan berat badan

3.      Komsumsi Sayuran Dan Buah-Buahan yaitu mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan mengandung serat yang tinggi sehingga dapat memperkuat sistem imun tubuh.

4.      Olahraga Teratur Atau Secara Rutin  adalah aktifitas atau kegiatan yang membutuhkan tenaga secara fisik ataupun mental yang secara teratur dilakukan dengan tujuan untuk membuat tubuh menjadi sehat.

Manfaat olahraga secara teratur  bagi kesehatan tubuh dan mental yaitu :

a.       Membentuk massa otot

b.      Meningkatkan kapasitas paru-paru

c.       Mempercepat regenerasi tulang

d.      Mengendalikan kadar gula darah

e.       Menjaga berat badan

f.        Menyehatkan jantung

5.      Menjaga Waktu Istirahat Yang Baik adalah tidur malam karena saat tubuh tidur di malam hari, tubuh mengalami perbaikan diri, pertumbuhan, dan lain lain. Waktu yang dibutuhkan untuk tidur berbeda pada usia tertentu. Pada remaja dengan kisaran usia 12-18 tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 8,5 jam perhari. Untuk orang dewasa dengan kisaran usia 18 -40 tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 7-8 jam perhari, dan untuk lanjut usia dengan kisaran dengan umur 60 tahun keatas membutuhkan waktu tidur sebanyak 6 jam perhari.

6.      Mengkonsumsi Vitamin C merupakan nutrisi yang larut dalam air, yang paling baik diserap ketika perut kosong. Cara yang ideal adalah dengan mengonsumsi suplemen terlebih dahulu di pagi hari, 30-45 menit sebelum makan.

7.      Menjaga Diri Agar Tidak Stress Berlebihan

a.       Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya

b.      Melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan

c.       Kembangkan hobi yang bermanfaat

d.      Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan

e.       Berpikir positif

f.        Tenangkan pikiran dengan relaksasi

g.      Jagalah kesehatan dengan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur, tidur cukup, makan makanan bergizi seimbang, serta terapkan perilaku bersih dan sehat.

Ø  Beberapa Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Imunitas Seseorang Yaitu :

1. Lingkungan

Faktor lingkungan berperan sangat penting dalam perkembangan komponen sistem imun, terutama komponen yang bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dalam jangka yang panjang. Kemampuan faktor lingkungan dalam mengeliminasi ini lebih spesifik dan bertahan lama.

2. Makanan

Makanan sehari-hari merupakan komponen yang paling utama yang membentuk diri kita. Makanan yang kaya akan lemak dan gula cenderung menyebabkan stress pada sistem imun kita, sehingga mudah mengalami kerusakan dan menginisiasi penyakit.

3. Usia

Usia sangat berpengaruh pada kemampuan sistem imun. Sel-sel imun berada pada aktivitas puncaknya saat individu sudah dewasa. Semakin tua usia sel-sel ini akan menurun aktivitasnya termasuk dalam memproduksi protein yang berfungsi untuk melawan infeksi virus.

4. Kondisi kesehatan

Orang yang memiliki penyakit lebih rentan terhadap serangan infeksi virus. Penyakit kronis seperti diabetes, jantung, hipertensi, dan radang hati dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.

5. Konsumsi obat-obatan    

Beberapa golongan obat-obatan seperti kortikosteroid dapat menurunkan kemampuan sistem imun kita untuk mempertahankan diri. Penggunaan obat-obatan ini dalam jangka waktu yang lama sangat mungkin menurunkan kekebalan tubuh kita.

 

 

 

 

 

 

 

 

*SELESAI*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

D20 KELOMPOK 5 (KONSEP DASAR OUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS)

  PAPER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT “KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS” DOSEN PENGAMPUH : HJ. AFRIYANA AMELIA NURYADIN, S.KM....