Kamis, 07 Juli 2022

A20 KELOMPOK 4 (RUMAH SAKIT YANG ADAPTIF)

 

RUMAH SAKIT ADAPTIF

Anggota kelompok 4 :

Pj kelompok : Zahra raihaniyah Ruslan   (202001047)

Sarina Dewiyanti                  (202001043)

Andi Arung                            (202001007)

Nur Azizah Rezky                (202001029)

Ade Rini Oktaviani               (202001002)

Fadilla Amelia Putri              (202001014)

Rita Ambarwati                     (202001041)

Alfina Sara                            (202001004)

Nur Rezki                              (202001033)

 

PAPER MATERI KELOMPOK

A. Definis Rumah Sakit Adaptif

Rumah sakit yang adaptif adalah rumah sakit yang memantau , mengartika memahami perubahan - perubahan lingkungan dan menunjukkan kesiaga ( readiness ) untuk mengubah visi , misi , tujuan strategi , organisasi , dan sistem sistem yang diperlukan , guna menangkap peluang - peluang secara maksimal .

Faktor yang mempengaruhi beradaptasi :

1. Kepemimpinan

Rumah sakit yang masih di pegang oleh para pendiri oleh para pendiri-pendirinya serta masih merangkap dengan tugas- tigas medis cenderung lebih kurang adaptif dibandingkan dengan RS yang dipegang oleh para manajer profesional.

2. Hambatan - Hambatan

Rumah Sakit yang terganggu oleh banyak aturan, kepentingan politis, dan hambatan-hambatan lain cenderung susah untuk adaptif.

Rumah sakit yang demikian merespon perubahan atau tantangan lingkungannya dalam 4 kemungkinan yaitu

1. Menolak

Rumah sakit ini mengabaikan atau menolak bahwa perubahan sedang terjadi. Banyak rumah sakit menolak untuk mengakui bahwa klien atau pasiennya tidak pernah (BOR-nya) dan bahwa keadaaan itu merupakan masalah. Mereka yakin bahwa mereka akan tetap hidup dengan keadaan seperti itu, sehingga tidak perlu melakukan tidak melakukan antisipasi kedepan.

2. Melawan

Rumah sakit ini mencoba melawan, mengahbat atau menghentingkan perkembangan yang tidak disukainya. Misalnya, dengan melakukan lobi-lobi untuk mengubah peraturan perundang-undangan yang baru diberlakukan

3. Mengubah

Rumah sakit ini mencoba memodifikasi ciri-cirinya, sehinggah tampak lebih menarik atau lebih efisien bagi lingkungan baru misalnya saja dengan melakukan kampanye tentang pentingnya menjaga kesehatan dihari tua. Tetapi rumah sakit itu tidak mengantisipasi populasi orang lanjut usia  yang semakin besar menyediakan pelayanan giriatri.

4. Merelokasi

Rumah sakit ini mencoba bertahan dengan bentuknya saat ini, tetapi ini mengalihkan perhatiannya pada pelayanan yang dituntut oleh lingkungan. Sementara itu pelayanan yang sudah berjalan menjadi terabaikan. Misalnya rumah sakit memusatkan pelayanannya kepada orang miskin dan mengabaikan pelayanan kepada mereka yang mampu.

 

Respon lingkungan rumah sakit yang adaptif

a.     Ukuran Organisasi Rumah Sakit yang organisasinya gemuk cenderung kurang adaptasi dibanding dengan organisasi yag ramping .

b.      Besarnya Anggaran Activate Windows Rumah sakit yang memiliki dana terbatas umumnya lebih lambat menyesuaikan diri .

c.      Mengubah organisasi membutuhkan biava Stabil & Fluktuasi Kecil Dalam hal ini rumah sakit masih dapat menggunakan sistem - sistem yan dengan hanya melakukan perubahan - perubahan kecil mengikuti perul lingkungan .

d.     Pelan - Pelan Berubah & Mudah di ramal Jika rumah sakit - rumah sakit tersebut dapat menyimak perubahan - perubahan yang terjadi maka mereka dapat secara dini merintis penyesuaian tujuan .

e.     Cepat Berubah & Sulit di ramal Dalam hal ini sebaiknya rumah sakit menyiapkan rencana strategis dan memiliki paham lebih baik mekukan sesuatu dengan teppat dibandingkan melakukan sesuatu Settings to activate.

 

Rumah sakit yang adaptif di indonesia saat ini

Strategi menjadi suatu rumah sakit yang “smart” dan safety tentunya merupakan tantangan bagi rumah sakiit kedepan. Rumah sakit perlu mempersiapkan diri agar menjadi “smart hospital”, yaitu antara lain melalui pelayanan yang bermutu dan safety, sarana dan prasarana dan perbekalan yang ramah lingkungan, operasional RS yang efektif dan efesien, Manajemen SDM yang kompeten dan adaptif, sistem informasi rumah sakit yang bertransformasi kearah digitalisasi.

Rumah Sakit di indonesia harus terus mempersiapkan diri agar tetap menjadi Rumah Sakit pilihan bagi masyarakat yang memerlukan layanan kesehatan. Kebanyakan Rumah Sakit pilihan adalah Rumah Sakit yang memberikan layanan yang terbaik hampir diseluruh layanan.

 

Preffer dan salancik (1978) menyebut adanya tiga cara organisasi mempertahankan hidupnya.

1. Mengendalikan sumber daya penting

Salah satu sumber daya penting bagi rumah sakit adalah perawat. Dalam suasana persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat, bajak membajak perawat bisa saja terjadi. Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan tenaga perawat yang bagus, beberapa rumah sakit mendirikan dan mengolah sendiri pendidikan keperawatan.

2. Mengembangkan kerja sama

Sebuah rumah sakit dapat mengadakan kerja sama dengan rumah sakit rumah sakit lain yang memiliki kepentingan serupa. Kerja sama ini misalnya dalam rangka mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan dan keperawatan, membeli obat obatan, rujukan pasien dan lain lain

3. Mengubah peraturan dan lingkungan sosial

Walaupun secara umum lingkungan merupakan sesuatu diluar kendali rumah sakit, tetapi rumah sakit dapat berupaya memengaruhinya. Jadi sambil berupaya beradaptasi dengan lingkungan baru, rumah sakit juga berupa mengubah lingkungan tersebut mengubah peraturan yang hendak diberlakukan, peraturan/prosedur yang sudah berlaku, dan sanksi-sanksi sosial agar mendekati kehendak rumah sakit. Hal ini dilakukan dengan lobi dan advokasi kepada pihak pihak yang berkaitan seperti lembaga swadaya masyarakat, pemerintah dan lain lain.

B. Perencanaan strategis

Perencanaan strategis adalah ideal jika sebuah rumah sakit hidup dalam suatu lingkungan yang ramah. Rumah sakit itu juga dapat menetapkan tujuan-tujuan yang tepat dan merumuskan strategi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Rumah sakit itu juga dapat menyusun organisasi yang memungkinkan secara efektif dilaksanakannya strategi yang telah dirumuskan. Sistem-sistem seperti sistem informasi, perencanaan dan pengendalian berfungsi dengan baik, rumah sakit tersebut selalu berada dalam koridor yang benar.

Langkah - langkah yang harus dilakukan agar rumah sakit dapat bertahan dalam menghadapi lingkungan yang terus berubah adalah :

1)    Analisis Lingkungan

2)    Analisis Sumber Daya

3)    Menetapkan Tujuan

4)    Merumuskan Stategi

5)    Menyusun Organisasi

6)    Mengembangkan Sistem- Sistem Yang Dibutuhkan .

Lingkungan rumah sakit terdiri atas banyak komponen . Menurut Tarpey , Donelly , dan Peter ( 1979 ) terdapat enam komponen lingkungan , yaitu :

a . Lingkungan kooperatif , yaitu organisasi- organisasi dan individu individu yang menaruh minat terhadappencapaian visi dan misi rumah sakit bersangkutan . Termasuk disini adalah klien / pasien rekanan / pemasok , perantara , ( perusahaan asuransi ) dan para pendukung ( misalnya donor atau penyandang dana )

b . Lingkungan kompetitif , rumah sakit- rumah sakit lain dan pelayanan pelayanan kesehatan lain yang berada dalam wilayah pelayanan rumah sakit yang bersangkutan . Mereka akan selalu berupaya untuk menarik pasar sasaran , termasuk yang telah menjadi klien / pasien rumah sakit bersangkutan

c . Lingkungan ekonomi , yaitu keadaan ekonomi makro dan perubahan perubahannya yang dapat memunculkan baik peluang - peluang maupun hambatan- hambatan . Termasuk disini adalah inflasi , tingkat pengangguran , pertumbuhan ekonomi , dan lain - lain .

d . Lingkungan sosial , yaiti kondisi sosial dan budaya , termasuk nilai - nilai yang berlaku dimasyarakat , norma- norma , tradisi dan sikap- sikap | Administrasi Rumah

perubahan kondisi ini memang berjalan lambat , namun kerap kali berdampak cukup besar terhadap pelayanan rumah sakit . Dampak itu dapat bersikap politik , yaitu memberikan peluang , dapat juga bersikap negatif , yaitu menimbulkan hambatan .

e . Lingkungan politik, yaitu iklim politik secara umum, termasuk sikap sikap dan reaksi politis masyarakat, kelompok- kelompok, serta para wakil rakyat , iklim politik inipun dapat berdampak positif (peluang) atau negatif (hambatan)

f . Lingkungan hukum, yaitu peraturan perundang - undangan, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, seperti halnya lingkungan yang lain, lingkungan inipun dapat menciftakan peluang atau ancaman / hambatan .

Sedangkan menurut kotler ( 1985 ) , komponen- komponen utama dari lingkungan adalah .

1. Lingkungan internal , terdiri atas publik internal dari rumah sakit , yaitu dewan pengawas / dewan penyantun , direktur utama , para direktur , para pimpinan lain , para karyawan , dan para suk relawan kebutuhan , keinginan dan kepentingan mereka harus diperhatikan . Misalnya , ada tidaknya serikat karyawan atau kelompok - kelompok informal lainnya .

2. Lingkungan pasar , Terdiri atas kelompok- kelompok dan organisasilain yang berhubungan langsung dengan rumah sakit dalam rangkah mencapai misi rumah sakit,. Yang utama adalah klien / pasien, rekanan pemasok, perantara ( misalnya perusahaan asuransi ) dan para pendukung (misalnya donor atau penyandang dana). Rumah sakit harus memantau kebutuhan , persepsi , pilihan , dan kepuasan mereka

3. Lingkungan publik , terdiri atas kelompok- kelompok dan organisasi organisasi lain yang memiliki minat dan perhatian terhadap kegiatan - kegiatan rumah sakit . Termasuk disini adalah masyarakat sekitar rumah sakit, masyarakat umum, lembaga swadaya masyarakat media massa , dan lembaga - lembaga pembuat kebijakan peraturan yang dapat memengaruhi kehidupan rumah sakit .

4. Lingkungan kompetitif , terdiri atas segala sesuatu yang bersaing untuk menarik perhatian dan loyalitas konsumen rumah sakit. Kotler mengingatkan bahwa pada hakikatnya pesaing itu bukan hanya organisasi serupa ( dalam hal ini rumah sakit lain), tetapi juga pesaing dalam bentuk lain . Oleh karena itu ia menyatakan adanya empat tahap pesaing , keempat tahap pesaing itu adalah :

 (1) Pesaing yang berupa kehendak, yaitu kehendak - kehendak dari konsumen yang ingin dipuaskan oleh konsumen tersebut. misalnya : kehendak memeriksakan kehamilan kerumah sakit akan bersaing dengan kehendak- kehendak membayar uang sekolah anak, membeli keperluan sehari - hari, bertamasya dan lain - lain .

 (2) Pesaing yang berupa turunan dari kehendak, yaitu upaya - upaya yang dilakukan konsumen untuk memuasakan kehendak tertentu . Jika ia memilih untuk memeriksakan kehamilannya, maka pergi ke rumah sakit akan bersaing dengan upaya - upaya lain. Seperti pergi ke klinik bersaling, pergi ke bidan didekat rumah , dan lain - lain .

 (3) Pesaing dalam bentuk pelayanan lain, yaitu pelayanan pelayanan lain yang dapat memuasakan kehendak konsumen . Jika ia memilih untuk pergi ke rumah sakit , maka ia akan menghadapi pilihan pilihan rumah sakit pemerintah atau rumah sakit swasta .

(4) Pesaing dalam bentuk organisasi, yaitu organisasi- organisasi lain yang bergerak dalam pelayanan serupa. Jika ia memilih rumah sakit swasta, maka kemungkunan ia masih menghadapi banyak pilihan : RS Cikini, rumah sakit islam , rumah sakit husada , rumah sakit husni tamrin , dan lain - lain .

5. Lingkungan makro, terdiri atas kekuatan- kekuatan fundamental skala besar yang dapat menciptakan peluang dan juga ancaman bagi rumah sakit. Yang utama harus dipantau adalah kependudukan , ekonomi , teknologi , politik dan sosial. Lingkungan ini merupakan lingkungan yang berada di luar kendali rumah sakit , sehingga rumah sakitlah yang harus beradaptasi dengan mereka .

 

 

 

TUGAS INDIVIDU (POSTER)

Nama : Zahra Raihaniyah Ruslan

NIM     : 202001047

Kelas : A20



KONSEP DIGITAL HEALTH

Konsep Digital Health tidak terbatas hanya untuk menyediakan pelayanan kesehatan jarak jauh, tetapi juga untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang efisien secara keseluruhan.

1. INTEGRASI TELEMEDICINE

mekanisme akses pelayanan kesehatan yang terkomputerisasi secara digital sehingga memudahkan pasien dalam mengakses pelayanan kesehatan.

 2.ELEKTRONIK MEDICAL RECORD

Penerapan elektronik medical record memungkinkan untuk menyederhanakan administrasi pelayanan yang lebih efektif dan efesien dan memudahkan dalam menghimpun data kesehatan secara nasional.

3. SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI

menyediakan informasi elektronik yang menghubungankan antar fasilitas pelayanan kesehatan guna mempermudah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada Pasien .

4. WEARABLE SENSOR

pengembangan aplikasi guna memudahkan dokter untuk memonitor kesehatan pasien dan mengubah cara setiap individu menjaga kesehatan mereka.

 

 

 

 

 

 

 

TUGAS INDIVIDU (POSTER)

Nama : Sarina Dewiyanti

NIM     : 202001043

Kelas : A20



komponen- komponen utama dari lingkungan adalah .

1. Lingkungan internal , terdiri atas publik internal dari rumah sakit , yaitu dewan pengawas / dewan penyantun , direktur utama , para direktur , para pimpinan lain , para karyawan , dan para suk relawan kebutuhan , keinginan dan kepentingan mereka harus diperhatikan . Misalnya , ada tidaknya serikat karyawan atau kelompok - kelompok informal lainnya .

2. Lingkungan pasar , Terdiri atas kelompok- kelompok dan organisasilain yang berhubungan langsung dengan rumah sakit dalam rangkah mencapai misi rumah sakit ,. Yang utama adalah klien / pasien , rekanan pemasok, perantara ( misalnya perusahaan asuransi ) dan para pendukung (misalnya donor atau penyandang dana). Rumah sakit harus memantau kebutuhan , persepsi , pilihan , dan kepuasan mereka

3. Lingkungan publik , terdiri atas kelompok- kelompok dan organisasi organisasi lain yang memiliki minat dan perhatian terhadap kegiatan - kegiatan rumah sakit . Termasuk disini adalah masyarakat sekitar rumah sakit , masyarakat umum , lembaga swadaya masyarakat media massa , dan lembaga -lembaga pembuat kebijakan peraturan yang dapat memengaruhi kehidupan rumah sakit .

4. Lingkungan kompetitif , terdiri atas segala sesuatu yang bersaing untuk menarik perhatian dan loyalitas konsumen rumah sakit. Kotler mengingatkan bahwa pada hakikatnya pesaing itu bukan hanya organisasi serupa ( dalam hal ini rumah sakit lain), tetapi juga pesaing dalam bentuk lain

5. Lingkungan makro , terdiri atas kekuatan- kekuatan fundamental skala besar yang dapat menciptakan peluang dan juga ancaman bagi rumah sakit . Yang utama harus dipantau adalah kependudukan , ekonomi , teknologi , politik dan sosial . Lingkungan ini merupakan lingkungan yang berada di luar kendali rumah sakit , sehingga rumah sakitlah yang harus beradaptasi dengan mereka .

TUGAS INDIVIDU (POSTER)

Nama : Andi Arung

NIM     : 202001007



Kelas : A20

 

Hospitalisasi merupakan masa selama seseorang menjalani perawatan di rumah sakit. Hospital pada anak dapat  menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Reaksi kecemasan dapat dipengaruhi oleh perkembangan usia, pengalaman sebelumnya, support system yang tersedia dan mekanisme koping seorang anak.  Masalah psikis yang penting pada pasien anak yang dirawat dirumah sakit yaitu rasa cemas dan takut terhadap lingkungan baru.

 

Desain penelitian adalah quasi ekperimental dengan menggunakan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, tetapi tanpa randomisasi sampel. Model yang diguanakan adalah static group comparison. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia sekolah yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit.

 

Ada perbedaan perilaku adaptif yang bermakna scara statistik antara kelompok anak usia sekolah yang dilakukan orientasi ruangan dengan yang tidak dilakukan orientasi ruangan saat dirawat dirumah sakit sebaiknya membuat pedoman yang baku (SOP) sesuai dengan kondisi rumah sakit sehingga perilaku maladaptif dapat diminimalkan

Karakteristik anak usia sekolah (6 s/d 12 tahun ) :

Anak mengerti inti komunikasi tahap penyesuaian diri anak hidup berkelompok

Faktor yang berpengaruh :

1. Usia

2. Pengalaman

3. Keterampilan koping

4. Support system

Karakteristik :

1. Lingkungan baru

2. Perubahan kebiasaan

3. Prosedur media

Dampak:

1. Cemass karena perpisahan

2. Kehilangan kontrol

3. Cedera dan nyeri

Perilaku adaptif :

1. Verbal

2. Psikomotor

3. Emosi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TUGAS INDIVIDU (POSTER)

Nama : Rita Ambarwati

Nim     : 202001041

Kelas : A20


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Tele Apik terbagi atas 4 yaitu:

● Orisinil pertama kali di indonesia sistem antrian terintegrasi dengan rekam medik elektronik.

Sistem ini mengkoneksikan waktu

selesainya pelayanan dokter spesialis per pasien yang terekam dalam

rekam medik elektronik dengan urutan antrian berikutnya.

● Menjamin dokter spesialis tempat waktu memulai pelayanan jam 08.00.

Inovasi ini mampu membangun komitmen kedisiplinan dokter spesialis berdampak pada kepastian waktu tunggu pemeriksaan dan mengurangi penumpukan pasien.

● Antrean realtime berbasis android dan website.

Memunculkan suatu ide untuk membuat suatu

sistem antrian atau aplikasi antrian yang dapat menginformasikan antrian secara

real-time berbasis android dan melakukan pendaftaran untuk melakukan

pemeriksaan secara Online berbasis web yang dapat diakses dari jarak jauh. Hal

ini dapat membantu pengguna mengetahui estimasi waktu pelayanan periksa yang

akan dilakukan di RS tersebut.

● Aplikasi dapat diakses dengan mudah dimanapun.

Dengan Tele Apik Pasien bisa langsung mendaftar dan juga memilih dokter dalam layanan ini, dan dengan ini tele apik bisa diakses dimanapun dan kapan pun.

 

 

 

 

 

 

TUGAS INDIVIDU (POSTER)

Nama : Aderini Oktaviani

NIM     : 2020010

Kelas : A20



Program Kesehatan Rumah Sakit Adaptif “DRIVE THRU PCR & SWAB ANTIGEN”

 

Kondisi pandemi covid-19 tidak boleh mematahkan semangat pelayanan di RS. Pandemi harusnya membuat RS semakin adaptif dengan menghadirkan berbagai layanan baru dan memaksimalkan udara terbuka di berbagai area pelayanan. Seperti layanan DRIVE THRU PCR & SWAB ANTIGEN.

 

Rapid test antigen drive thru merupakan salah satu jenis pemeriksaan terhadap seseorang untuk mendeteksi Covid-19. Ada berbagai macam pilihan masyarakat untuk melakukan tes swab, salah satu cara yang paling praktis adalah dengan tes secara drive thru. Pemeriksaan secara drive thru memberikan kemudahan dalam melakukan pemeriksaan swab covid-19 tanpa harus turun dari kendaraan. Metode ini juga tidak mengharuskan banyak kontak dengan petugas medis karena pemeriksaan tes swab PCR dan swab antigen dapat dilakukan dengan metode pembayaran online seperti ovo dan gopay yang memberikan kemudahan bagi pelanggan.

 

Jadi, tunggu apalagi segera ajak keluarga dan teman - teman untuk melakukan cek kesehatan terkait covid-19!

 

 

 

 

 

 

 

TUGAS INDIVIDU (POSTER)

Nama : Nur Azizah Rezky

NIM     :  202001029

Kelas : A20

 


 

 

 

 

Menkes menambahkan terkait strategi keempat yaitu kegiatan akselerasi dan inovasi , program kesehatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan yaitu:

 

Pertama, kerjasama dengan sektor terkait dan pemerintah daerah telah menindaklanjuti Inpres no. 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional dan Inpres No. 3 tahun 2010 HYPERLINK “https://bappenas.go.id/get-file-server/node/9274/” Tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan melalui kegiatan sosialisasi, fasilitasi dan advokasi terkait percepatan pencapaian MDGs. Akhir tahun 2011, diharapkan propinsi dan kabupaten/kota telah selesai menyusun Rencana Aksi Daerah dalam percepatan pencapaian MDGs yaitu mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.

 

Kedua, pemberian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), mulai tahun 2011 setiap Puskesmas mendapat BOK, yang besarnya bervariasi dari Rp 75 juta sampai 250 juta per tahun. Dengan adanya BOK, pelayanan “outreach” di luar gedung terutama pelayanan KIA-KB dapat lebih mendekati masyarakat yang membutuhkan.

 

Ketiga, menetapkan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) berupa indikator komposit (status kesehatan, perilaku, lingkungan dan akses pelayanan kesehatan) yang digunakan untuk menetapkan kabupaten/kota yang mempunyai masalah kesehatan. Ada 130 kab/kota yang ditetapkan sebagai DBK yang tahun ini akan didampingi dan difasilitasi Kementerian Kesehatan.

 

Keempat, penempatan tenaga strategis (dokter dan bidan) dan penyediaan fasilitas kesehatan di Daerah Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), termasuk dokter plus, “mobile team”.

 

Kelima, akan diluncurkan 2 Peraturan Menteri Kesehatan terkait dengan standar pelayan KB berkualitas, sebagaimana diamanatkan UU no 52 tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Selain itu menurut Menkes, pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan akan meluncurkan Jaminan Persalinan (Jampersal) yang mencakup pemeriksaan kehamilan, pelayanan persalinan, nifas, KB pasca persalianan, dan neonatus. Melalui program ini, persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas diharapkan meningkat, demikian pula dengan pemberian ASI dini, perawatan bayi baru lahir, pelayanan nifas dan KB pasca persalinan.

Sasaran Jampersal adalah 2,8 juta ibu bersalin yang selama ini belum terjangkau oleh jaminan persalinan dari Jamkesmas, Jamkesda dan asuransi kesehatan lainnya. Ruang lingkupnya adalah : pelayanan persalianan tingkat pertama, tingkat lanjutan, dan persiapan rujukan di fasilitas kesehatan Pemerintah dan Swasta. Kelompok inilah yang akan ditanggung Jampersal. Pelayanan yang dijamin melalui Jampersal yaitu: pemeriksaan kehamilan 4 kali, pertolongan persalinan normal dan dengan komplikasi, pemeriksaan nifas 3 kali termasuk pelayanan neonatus dan KB paska persalinan, pelayanan rujukan ibu/bayi baru lahir ke fasilitas kesehatan lebih mampu

 

 

 

 

TUGAS INDIVIDU (POSTER)

Nama : Nur Rezki

NIM     : 202001033

Kelas : A20



Layanan konsultasi telemedicine di rumah sakit

 

Konsultasi telemedicine di rumah sakit merupakan layanan konsultasi kesehatan melalu komunikasi jarah jauh yang dilakukan dengan cara video call antara dokter atau apoteker dengan pasien. Durasi konsultasi yang diberikan adalah 15 menit.

1. Layanan ini dikembangkan secara bertahap dimulai dari pasien umum di poliklinik eksekutif

2. Layanan ini dipertunjukkan untuk pasien-pasien kontrol terutama kasus-kasus kronis

3. Obat-obatan yang diresepkan oleh dokter hanya dapat dilayani di farmasi RSUD

4. Obat biasa diambil oleh keluarga atau dikirim melalu fasilitas jasa pengiriman dengan biaya di tanggung oleh pasien

5. Apabila dalam proses layanan telemedicine diperlukan pemeriksaan langsung atau pemeriksaan penunjang maka pasien harus berkunjung kerumah sakit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TUGAS INDIVIDU (POSTER)

Nama : Alfina sara

NIM     : 202001004

Kelas : A20



 

" Kerangka Strategis Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas”

 

Outcome: Penyandang disabilitas memiliki derajat kesehatan yang optimal sehingga mampu menunjang produktivitas dan partisipasti aktif mereka dalam masyarakat dan pembangunan

Output: Terbangunnya sistem dan layanan yang aksesibel, menyeluruh, terjangkau, berkualitas, menghargai martabat dan memberdayakan bagi seluruh penyandang disabilitas

 

Strategi Proses :

a)    Terwujudnya Aksesbilitas fisik dan informasi bagi penyandang disabilitas

b)    Terwujudnya layanan kesehatan yang konvrehensif meliputi Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif bagi penyandang Disabilitas

c)    Meningkatnya partisipasi penyandang disabilitas dan kerjasama dengan sector kesehatan Sumber Daya Kesehatan:

d)    Tersedianya tenaga kesehatan yang mampu meleyani penyandang Disabilitas

e)    Terwujudnya mekanisme dan pelembagaan implementasi kebijakan dan aturan layanan kesehatan Inklusif  Disabilitas

f)     Tersedianya data dan informasi akurat melalui survei, penelitian, dan pelaporan rutin

 

Keluaran: Meningkatkan anggaran sector kesehatan baik ditingkat pusat dan daerah yang diperuntukkan bagi pengembangan layanan kesehatan inklusif penyandang disabilitas

 

TUGAS INDIVIDU (POSTER)

Nama : Fadila Amelia Putri

NIM     : 202001014

Kelas : A20


 

Pelayanan Puskesmas Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Pandemi COVID-19.

Adanya pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di Indonesia membuat kekhawatiran masyarakat luas untuk datang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (faskes) karena takut tertular Covid-19. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu diberikan informasi kesehatan yang tepat, cepat dan lengkap agar masyarakat yang memang membutuhkan layanan kesehatan, khususnya Puskesmas tidak takut untuk datang dan berobat ke Puskesmas.

 

Upaya adaptasi pelayanan kesehatan telah dilaksanakan sejak mulainya Pandemi Covid-19, karena Puskesmas merupakan garda terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat di wilayahnya, sehingga Puskesmas tidak pernah berhenti dalam melayani masyarakat baik didalam gedung maupun diluar gedung. Pada saat ini, dalam masa adaptasi kebiasaan baru, pelayanan puskesmas telah banyak dilakukan perubahan untuk mengantisipasi potensi meningkatnya kembali kasus Covid-19. Selain pelayanan dalam bentuk virtual, pelayanan langsung kepada masyarakat tetap harus dilaksanakan dengan memenuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan, misalnya penyediaan alat cuci tangan, dilakukan pemeriksaan suhu sebelum masuk Puskesmas, pembatasan jumlah pengunjung/pengantar pada ruang tunggu sesuai jumlah kursi yang ada hingga pemberlakuan sekat untuk membatasi kontak antara pasien dengan petugas kesehatan pada tiap-tiap bagian pelayanan.

 

 Pada era tatanan baru ini dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Puskesmas melaksanakan kegiatan prevensi, deteksi dan respon terhadap COVID-19 secara optimal.

2. Penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) serta physical distancing secara ketat.

3. Pendaftaran pasien secara online/daring untuk mencegah antrian di loket pendaftaran dan mempersingkat kunjungan di Puskesmas.

4. Ruang pemeriksaan khusus dengan sirkulasi udara yang baik digunakan untuk pemeriksaan pasien dengan gejala ISPA atau penyakit lain yang mudah ditularkan melalui udara.

5. Tata laksana kasus yang tidak gawat darurat, termasuk penyakit kronis didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

6. Pemantauan/pengawasan kondisi kesehatan OTG, ODP dan PDP dengan gejala ringan dilaksanakan secara daring.

7. Pelayanan Program di Puskesmas diatur dengan pegaturan pada hari-hari tertentu atau tempat yang dipisahkan, misalnya bagi Puskesmas yang memiliki Puskesmas Pembantu.

 

  Langkah – langkah tersebut diatas dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penularan Covid-19 sehingga pasien tetap bisa memeriksakan kesehatannya dengan aman dan nyaman di seluruh Puskesmas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

D20 KELOMPOK 5 (KONSEP DASAR OUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS)

  PAPER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT “KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS” DOSEN PENGAMPUH : HJ. AFRIYANA AMELIA NURYADIN, S.KM....