Kamis, 07 Juli 2022

A20 KELOMPOK 5 (KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS)

 

PAPER

ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

“KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS”

 

 


 

 

                                             

 

 

Disusun oleh :

Kelompok 5

Ade Mutiara                                 (202001001)

Alya Atifah Hamzah                    (202001005)

Eva Dwi Adriana                         (202001013)

Hadrah Nur Oktariza                    (202001018)

Nismawati Ananda Putri              (202001025)

Nining Ramadani                         (202001023)

Nur Annisa Awalia                      (202001028)

Poppy Angel Pratiwi                    (202001030)

Siti Nurjannah Yusuf                   (202001044)

 

 

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA MAKASSAR

PROGRAM STUDI S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

 

 

A.    KONSEP DASAR PUSKESMAS

1.      Definisi Puskesmas

Puseksmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan dewasa ini, diantaranya :

a.       Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha usaha kesehatan pokok.

b.      Departemen Kesehatan RI (1981) Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok

c.       Departemen Kesehatan RI (1987)

·      Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya

·      Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat di wilayah kerjanya.

d.      Departemen Kesehatan RI (1991) Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

 

 

2.      Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah  mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan "Indonesia sehat 2010"

3.      Fungsi Puskesmas

Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu:

1)        Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

2)        Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

3)        Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah:

·           Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat umum kesehatan perorangan, pribadi dengan tujuan menyembuhkan penyakit dan pemulihan Tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.

·           Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan:

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

1.             Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri

2.             Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien

3.             Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

4.             Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

5.             Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan program puskesmas

 

4.      Visi dan Misi Puskesmas Visi Puskesmas

Ø  Visi Puskesmas adalah mewujudkan "Kecamatan Sehat" menuju terwujudnya "Indonesia Sehat" adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator utama "Kecamatan Sehat" adalah sebagai berikut:

·           Lingkungan sehat

·           Perilaku sehat

·           Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

·           Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

Ø  Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Empat misi Puskesmas adalah sebagai berikut:

a.             Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sector lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya agar memerhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. Pengembangan perumahan untuk keluarga yang dilaksanakan oleh pengembang atau individu sebaiknya melibatkan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan akan memberikan masukan berkaitan dengan terciptanya rumah yang sehat sehingga keluarga yang tinggal di rumah tersebut sehat.

b.            Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya mempunyai kemampuan di bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.

c.             Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar dan memuaskan masyarakat.Mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan keluarga. Sebagai pilar utama terciptanya pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu, pelayanan kesehatan tidak dipandang sebagai pelayanan yang terjangkau oleh seluruh lapisan keluarga.

d.            Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat serta lingkungannya.puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dengan menerapkan kemajuan ilmu dan tekhnologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan kesehatan, individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya memerlukan asuhan keperawatan keluarga secara terus-menerus dan bekesinambungan yang dilakukan perawat keluarga. Perawat keluarga sebagai pilar utama terlaksananya asuhan keperawatan keluarga di wilayah kerja Puskesmas merupakan ujung tombak memandirikan keluarga di bidang kesehatan sehingga sehat sebagai gaya hidup.

5.      Kegiatan Pokok Puskesmas

Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang, mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas, dan biaya atau anggaran yang tersedia.

Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen dari tiap-tiap puskesmas.

Kegiatan Pokok Puskesmas adalah

1)                  Upaya kesehatan ibu dan anak

2)                  Upaya keluarga berencana

3)                  Upaya peningkatan gizi

4)                  Upaya kesehatan lingkungan

5)                  Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6)                  Upaya pengobatan

7)                  Upaya penyuluhan

8)                  Upaya kesehatan sekolah

9)                  Upaya kesehatan olahraga

10)              Upaya perawatan kesehatan masyarakat

11)              Upaya peningkatan kesehatan kerja

12)              Upaya kesehatan gigi dan mulut

13)              Upaya kesehatan jiwa

14)              Upaya kesehatan mata

15)              Labolatorium kesehatan

16)              Upaya pencatatan dan pelaporan

17)              Upaya pembinaan peran serta masyarakat

18)              Upaya pembinaan pengobatan tradisional

19)              Upaya kesehatan remaja

20)              Dana sehat

 

6.      Struktur Organisasi Puskesmas

1)    Unsur pimpinan

·       Kepala puskesmas

2)    Unsur tata usaha

·       Data informasi

·       Perencanaan dan penilaian

·       Keuangan

·       Kepegawaian

 

3)    Unsur pelaksana teknis fungsional puskesmas

·       Upaya kesehatan masyarakat

·       Upaya kesehatan perorangan

4)    Jaringan pelayanan puskesmas

·       Unit puskesmas pembantu

·       Puskesmas keliling

·       Bidan desa/komunitas

 

 

B.     AKREDITASI PUSKESMAS

1.      Pengertian Akreditasi Puskesmas

Akreditasi adalah pengakuan oleh publik melalui lembaga akreditasi pelayanan kesehatan nasional pada suatu organisasi pelayanan kesehatan atas tingkat pencapaian terhadap standar akreditasi yang diwujudkan melalui penilaian eksternal oleh komisi akreditasi secara independen terhadap tigkat kinerja terkait dengan standar dan sebagainya.

Menurut peraturan kementrian kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Materi setelah memenuhi standar Akreditasi.

2.      Tujuan Akreditasi Puskesmas

Tujuan utama akreditasi adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, system manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis serta penerapan manajemen resiko dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.

Menurut permenkes RI Nomor 46 tahun 2015 tujuan akreditasi diantaranya yaitu:

·      Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien.

·      Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan, masyarakat dan lingkungannya serta puskesmas, Puskesmas dan Rumah Sakit pratama, tempat praktek mandiri dokter dan praktek mandiri dokter gigi sebagai institusi

·      Meningkatkan kinerja puskesmas, Puskesmas dan Rumah Sakit pratama, tempat praktik mandiri dokter dan tempat praktik mandiri dokter gigi dalam pelayanan kesehatan perseorangan atau kesehatan masyarakat

3.      Pelaksana Akreditasi Puskesmas

Pelaksana akreditasi yaitu lembaga akreditasi yang bersifat independen dan berkedudukan di Pusat, Koordinator surveior di Provinsi, dan surveior yang bertanggungjawab kepada lembaga independen pelaksana akreditasi tersebut.

a.    Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Sebelum lembaga independen tersebut terbentuk, Kementerian Kesehatan membentukKomisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

b.    Koordinator Surveior di Provinsi  Untuk memperlancar dan mengkoordinasikan kegiatansurvei akreditasi, Komisi Akreditasi FKTP menetapkan Koordinator Surveior di Provinsi.

c.    Surveior akreditasi adalah tenaga surveior yang ditetapkan oleh Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Primer yang mempunyai kriteria dan kompetensi sesuai dengan yang dipersyaratkan. Tim Surveior akreditasi adalah tim yang ditugaskan oleh Komisi Akreditasi FKTP yang terdiri dari (dua) orang surveyor atau lebih, bergantung FKTP yang akan dilakukan survei.

4.       Mekanisme Akreditasi

 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan kajian pra survei terhadap Puskesmas yang telah membangun sistem mutu dan sistem pelayanan serta siap untuk dilakukan survei oleh Komisi Akreditasi FKTP atau lembaga independen akreditasi FKTP. Berdasarkan hasil kajian tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui Dinas Kesehatan Provinsi mengajukan permohonan survei kepada Komisi Akreditasi FKTP atau lembaga independen akreditasi FKTP.

Untuk Puskesmas dan Klinik Pratama dan Tempat Prak k Mandiri Dokter/Dokter Gigi permohonan akreditasi diajukan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui Dinas Kesehatan Provinsi mengajukan permohonan survei kepada Komisi Akreditasi FKTP atau lembaga independen akreditasi FKTP. Komisi Akreditasi FKTP atau lembaga independen penyelenggara akreditasi FKTP akan menugaskan koordinator surveior untuk merencanakan survei akreditasi, menetapkan jadwal survei, dan menugaskan m surveior untuk melakukan survei akreditasi.

Berdasarkan hasil survei, tim surveior akan memberikan rekomendasi kepada Komisi Akreditasi FKTP atau lembaga independen penyelenggara akreditasi FKTP tentang status akreditasi dari fasilitas kesehatan ngkat pertama yang dinilai, dengan tembusan kepada koordinator surveior di Provinsi. Hasil survei tersebut selanjutnya dibahas oleh Tim Penilai yang ada di Komisi Akreditasi FKTP atau lembaga independen penyelenggara akreditasi FKTP untuk menetapkan status akreditasi. Berdasar hasil penilaian, Komisi Akreditasi FKTP menerbitkan sertifikat akreditasi bagi FKTP yang dinyatakan lulus akreditasi. Komisi Akreditasi FKTP mengirimkan sertifikat akreditasi dan/atau memberikan umpan balik hasil survei kepada Dinas Kesehatan Provinsi. Sertifikat akreditasi Puskesmas dan Puskesmas dan Klinik Pratama berlaku selama 3 ( tiga) tahun, dan sertifikat Tempat Praktik Mandiri Dokter/Dokter Gigi berlaku selama 5 (lima) tahun dengan pembinaan oleh Tim Pendamping Akreditasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap 12 bulan.

Alur proses akreditasi diantaranya:

1)        Pengajuan permohonan akreditasi

2)        Check kesiapan puskesmas/Puskesmas dan Klinik

3)        Mengirimkan surat permohonan akreditasi kepada Dinkes Provinsi

4)        Meneruskan permohnan kepada komisi akrditasi

5)        Menugaskan koordinator untuk membentuk tim surveior

6)        Survei akreditasi

7)        Pengiriman hasil survei kepada koordinator surveior

8)        Meneruskan rekomendai hasil survei kepada komisi akreditasi

9)        Penerbitan sertifikasi oleh komisi akreditasi yang kemudian dikirimkan kepada Dinkes Kesehatan ProvinsiMeneruskan sertifikasi kepada Dinas Kab/Kota

10)    Menyerahkan sertifikasi akreditasi kepada puskesmas atau Puskesmas dan

11)    Klinik

 

 

 

 

 

 

 

 

C.   Program Kesehatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

Nama : Ade Mutiara

NIM : 202001001
Kelas : A20

1.      Program Kesehatan Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat sebagaimana disebutkan di dalam UU No. 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan prilaku sadar gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi

program perbaikan gizi masyarakat di puskesmas, ditulis dengan tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatannya, tenaga pelaksananya, jenis-jenis pelatihan untuk pelaksana, pedoman pelaksanaan program gizi yang harus ada setiap saat dalam pelaksanaan kegiatan gizi, termasuk standar operasional prosedurnya. Dan pengawasan, evaluasi serta bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota, output dari pelaksanaan kegiatan program gizi Puskesmas.

Salah satu fungsi utama program perbaikan gizi masyarakata di Puskesmas adalah mempersiapkan, memelihara dan mempertahankan setiap orang agar mempunyai status gizi baik, dapat hidup sehat dan produktif. Fungsi ini dapat terwujud kalau setiap petugas dalam melaksanakan program gizi dilakukan dengan cara yang baik dan benar sesuai komponen-komponen yang harus ada dalam program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas.

Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan  harian,  bulanan, smesteran — 6 bulan sekali— dan tahunan — setahun sekali— serta beberapa kegiatan  investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan Kejadian Luar Biasa (KLB) masalah gizi  misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.  Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.

Ø  Kegiatan Program Gizi Harian

Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah

1.        Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tampa makanan dan minuman lain pada bayi  berumur nol sampai dengan 6 bulan

2.        Pemberian MP-ASI anak umur  6- 24 bulan adalah pemberian  makanan pendamping ASI pada anak usia  6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.

3.        Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi (90 tablet) selama masa kehamilan.

Ø  Kegiatan Program Gizi Bulanan

Kegiatan yang dilakukan bulanan adalah

1.        Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita (Penimbangan Balita) adalah  pengukuran berat badan balita untuk mengetahui  pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan balita.

2.        Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

Ø  Kegiatan Program Gizi Tahunan

Kegiatan yang dilakukan setiap tahun (setahun sekali adalah)

1.      Pemantauan Status Gizi balita

2.      Pemantaun konsumsi gizi

3.      Pemantauan penggunaan garam beryodium

Pelaksana program Gizi di Puskesmas dilakukan oleh  tenaga gizi berpendidikan  D1 (Asisten Ahli Gizi) dan DIII (Ahli Madya Gizi)  serta S1/D4 Gizi (Sarjana Gizi)  yang khusus dipersiapkan atau mahir dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat  atau sebagai tenaga profesinal di bidang gizi.  Pelaksana Program Gizi dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan lain yang telah dilatih dalam pelaksanaan program gizi puskesmas

Tentang Gizi SeimbangGizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh seseorang dengan memerhatikan prinsip variasi jenis makanan, aktivitas fisik, menjaga kebersihan, dan memperhatikan berat badan ideal.

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama : Alya Atifa Hamzah

NIM : 202001005
Kelas : A20

2.      Program Puskesmas Dan Akreditasi Puskesmas

Puskesmas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat, merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Dan akreditasi Puskesmas merupakan pengakuan yang diberikan oleh pemerintah terhadap standar pelayanan di Puskesmas. Akreditasi penting dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan serta keselamatan pasien.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama : Nining Ramadani

NIM : 202001023
Kelas : A20

3.      Program Kehatan Ibu Dan Anak (KIA)

A.    Definisi

Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang  kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

Dalam KIA keluarga mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya. (Asfryati, 2003).

B.     Tujuan Program KIA

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :

1.        Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.

2.        Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.

3.        Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.

4.        Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.

5.        Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

C.        Prinsip Pengelolaan Program KIA

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :

1.             Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.

2.             Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.

3.             Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.

4.             Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

D.    Pelayanan dan Jenis Indikator KIA

1.      Pelayanan antenatal :

Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :

a.          Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b.          Ukur Tekanan darah

c.          Pemberian Imunisasi TT lengkap

d.          Ukur Tinggi fundus uteri

e.          Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

1.      Pertolongan Persalinan

Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat :

a.         Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat.

b.         Dukun bayi :

       Terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.

       Tidak terlatih ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

c.         Deteksi dini ibu hamil berisiko

Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :

1)             Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .

2)             Anak lebih dari 4

3)             Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih dari 10 tahun

4)             Tinggi badan kurang dari 145 cm

5)             Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

6)             Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kengenital.

7)             Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.

Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :

1)             Hb kurang dari 8 gram %

2)             Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg

3)             Oedema yang nyata

4)             Eklampsia

5)             Perdarahan pervaginam

6)             Ketuban pecah dini

7)             Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.

8)             Letak sungsang pada primigravida

9)             Infeksi berat atau sepsis

10)         Persalinan premature

11)         Kehamilan ganda

12)         Janin yang besar

13)         Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung, paru, ginjal.

14)         Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

Risiko tinggi pada neonatal meliputi :

1)             BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram

2)             Bayi dengan tetanus neonatorum

3)             Bayi baru lahir dengan asfiksia

4)             Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir

5)             Bayi baru lahir dengan sepsis

6)             Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram

7)             Bayi preterm dan post term

8)             Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang

9)             Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.

2.      Manajemen Kegiatan KIA

Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemamtauan Wilayah setempat-KIA (PWS-KIA) dengan batasan : Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang terikat dan dipergunakan untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis. Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis, yaitu :

1.      Indikator Pemantauan Teknis : Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan kesehatan yang terdiri dari :

a.    Indikator Akses

b.    Indikator Cakupan Ibu Hamil

c.    Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

d.    Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat

e.    Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan

f.     Indikator Neonatal

2.      Indikator Pemamtauan Non teknis :

Indikator ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administradi, yaitu :

a.       Indikator pemerataan pelayanan KIA

Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara teknis memodifikasinya menjadi indicator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.

b.      Indikator efektivitas pelayanan KIA

Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknnis dengan memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.

 

3.      Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

1.        Target program adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat pada tahun 2014 dalam program gizi serta kesehatan ibu dan anak yaitu :

2.        Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.

3.        Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.

4.        Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.

5.        Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.

6.        Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.

7.        Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S) sebesar 85%).

8.        ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.

9.        Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.

10.    Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.

11.    Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %.

12.    Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN) UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebanyak 100%.

13.    Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%

 

4.      Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB adalah melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang didukung oleh Kemitraan.

1.        Advokasi

       Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders) dalam pelayanan KIA.

2.        Bina Suasana

       Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan sosial, baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya peningkatan KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah satunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-kelompok potensial, seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok opini dan media massa. Bina suasana perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian target program KIA.

3.        Pemberdayaan Masyarakat

       Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.

4.        Kemitraan

       Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan KIA di masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

Nama : Nismawati Ananda Putri

NIM : 202001025
Kelas : A20

4.      Program Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.Proses menjadikan lingkungan kita sehat  dilakukan sesuai sosial budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan, permasalahan dan potensi setempat. Proses pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik, termasuk kebijakan dan peraturan perundangan.

Tujuan Kesehatan Lingkungan  diantaranya ialah sebagai berikut: Untuk meminimalisir terjadinya bahaya yang berasal dari lingkungan pada kebugaran serta juga kesejahteraan hidup tiap-tiap manusia.

Untuk melakukan pencegahan bersama dengan cara mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan dalam menambah kebugaran serta juga kesejahteraan hidup manusia dan juga tentu, untuk dapat mencegah bahaya dari penyakit.

Kesehatan lingkungan adalah suatu disiplin ilmu serta seni dalam memperoleh suatu keseimbangan antara lingkungan dan juga manusia, Kesling ini juga  merupakan ilmu dan seni dalam mengelola lingkungan dengan tujuan bisa menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, bersih, nyaman dan sehat. Dengan Programnya sbb:

1.      Penyediaan air minum, Kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,. Bersih dan produktif

2.       Pengelolaan air buangan dan juga pengendalian pencemaran

3.      Pembuangan sampah padat, Dengan menimbun atau daur ulang agar mencegah terjadinya penyakit

4.      Pengendalian pencemaran udara, Dengan mengurangi emisi, memilih produk hemat daya dan ramah lingkungan dan tidak membakar sampah

5.      Pencegahan atau juga pengendalian pencemaran tanah oleh Ekskreta manusia (maksudnya dari Ekskreta ini ialah semua zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus di keluarkan dari dalam tubuh)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama : Nur Annisa Awalia

NIM : 202001028
Kelas : A20

5.      Program Kesehatan Peningkatan Aktivitas Fisik

Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi. Ada 3 komponen utama dalam Aktifitas fisik yaitu aktifitas/kegiatan sehari-hari, latihan fisik dan olahraga.

Aktifitas/kegiatan Sehari-hari dalam kegiatan sehari-hari, setiap orang melakukan berbagai aktifitas fisik, misalnya: membersihkan rumah, mencuci, menyetrika, memasak, berkebun, naik-turun tangga, mencuci mobil, dll. Berbagai aktifitas tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori).

Olahraga adalah salah satu bentuk aktifitas fisik yang dilakukan secara terstruktur, terencana dan berkesinambungan dengan mengikuti aturan-aturan tertentu dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan prestasi. Misalnya: sepakbola, senam, berenang, jogging, balap sepeda, dan Sebagainya. Dengan begitu akan diperoleh manfaat dari aktivitas fisik berupa aspek Fisik yaitu :

1.             Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah

2.             Meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot

3.             Meningkatkan kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis

4.             Meningkatkan kelenturan gerak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama : Hadrah Nur Oktariza

NIM : 202001018
Kelas : A20

6.      Program Kesehatan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah

Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan. Program PSN , yaitu:

1.      Menguras merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.

2.      Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk. Dan

3.       Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas,kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Yang dimaksudkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:

1.      Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

2.      Menggunakan obat anti nyamuk

3.      Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

4.      Gotong Royong membersihkan lingkungan

5.      Periksa tempat-tempat penampungan air

6.      Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup

7.      Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras

8.      Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer

9.      Menanam tanaman pengusir nyamuk

Pencegahan penyakit demam berdarah tidak dengan melakukan pengasapan/fogging, dalam hal ini banyak masyarakat mengira bahwa pencegahan penyakit demam berdarah bisa diatasi dengan pengasapan/fogging, fogging dilaksanakan jika :

1.      ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan dukungan hasil data laboratorium di wilayah tersebut, maka dilakukan tindakan Penyelidikan Epidemiologi (PE)

2.      Hasil Penyelidikan Epidemilogi apabila ditemukan jentik nyamuk DBD lebih dari 5% di seluruh rumah yang diperiksa oleh petugas puskesmas

3.      Masyarakat wajib melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di wilayahnya

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama : Eva Dwi Adriana

NIM : 202001013
Kelas : A20

7.      Program Kesehatan Cegah Obesitas Pada Anak

Anak-anak rentan mengalami kelebihan karbohidrat dan akhirnya membuat mereka Obesitas.

Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan karena prevalensi obesitas anak di dunia semakin meningkat tiap tahunnya. Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas pada anak dapat terjadi karena penyakit bawaan atau diperoleh dari  asupan energi yang berlebihan. Faktor utama penyebab kegemukan dan obesitas  yaitu faktor lingkungan yang terjadi melalui ketidakseimbangan antara pola  makan, perilaku makan, aktivitas fisik dan perubahan gaya hidup.

Untuk mencegah obesitas,sangatlah penting untuk melakukan hal-hal penting berikut:

1.      Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari.

2.      Konsumsi gula, garam dan lemak dengan pedoman G4 G1 L5 (konsumsi Gula maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari, konsumsi Garam maksimal  1 sendok teh atau 2 gram per hari, konsumsi Lemak maksimal  5 sendok makan atau 67 gram per hari)

3.      Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki, membersihkan rumah, dan berolah raga, upayakan dilakukan secara BBTT (Baik, Benar, Teratur dan Terukur).

4.      Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko dengan mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisaran 18-23 kg/m2 . MPASI mulai usia 6 bulan

5.      Tidak makan sambil nonton atau main game

6.      Bekal sehari untuk anak sekolah

7.      Perbanyak aktivitas fisik di luar ruangan

8.      Makan dengan aneka ragam bahan pangan, cukup sayuran hijau dan buah berwarna.

Obesitas pada anak berisiko mengalami obesitas di masa dewasa (30-60%).  Anak obesitas berisiko mengalami kesuliatan bernapas, peningkatan risiko patah tulang, hipertensi, penanda awal penyakit kardiovaskular, resistensi insulin dan efek psikologis (WHO, 2019). Obesitas menyebabkan kemampuan motorik pada anak terganggu dalam melakukan aktivitas. Anak dan remaja yang obesitas mendapatkan stereotype yang negatif dari orang lain yang berdampak pada kesehatan (Nirwana, 2012). Anak yang memiliki obesitas mempunyai kepercayaan diri yang lebih rendah, terutama berkaitan dengan penampilan fisik, bila dibandingkan dengan anak yang memiliki berat badan normal.

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama : Poppy Angel Pratiwi

NIM : 202001036
Kelas : A20

8.      Program Kesehatan Cegah Obesitas Pada Anak

Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besar "lebih encer" dan "lebih sering" dari biasanya. Selain "cairan", tinja anak diare dapat mengandung, lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.Diare pada anak dapat menyebabkan kematian dan gizi kurang. Kematian dapat dicegah dengan mencegah dan mengatasi dehidrasi dengan pemberian oralit. Gizi kurang dapat dicegah dengan pemberian makanan yang memadai selama berlangsungnya diare. Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam menangani anak dengan diare. Pecegahan dan pengobatan diare harus dimulai di rumah.

Ada pun pencegahan dari diare pada anak ,yaitu:

·         cuci tangan sebelum dan sesudah makan

·         meningkatkan pemberian asi

·         menggunakan jamban yang benar

·         gunakan air bersih

·         memberi makanan yang bergizi

·         makan makanan yang di masak

·         jaga kebersihan lingkungan

·         jaga keberaihan kuku

Prevalensi diare menurut gejala dihitung dengan menggabungkan kasus diare baik diagnosis maupun hanya memiliki gejala, Pada bayi usia 0-28 hari (neonatus), dikatakan kasus diare jika responden mengaku didiagnosis diare oleh tenaga kesehatan atau jika pernah mengalami gejala diare meliputi diare meliputi BAB > 6x perhari dan dengan konsistensi lembek atau cair, Selain neonatus jika responden menjawab lebih dari 3x dengan konsistensi lembek/cair, maka dianggap diare. Upaya yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah terjadinya diare pada balita adalah melakukan perilaku sehat yaitu:

1.       Pemberian ASI

ASI mempunyai khasiat pencegahan secara imunologik dan turut memberikan perlindungan terhadap diare pada balita yang mendapatkan makanan yang tercemar. Balita yang diberi ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4x lebih besar terhadap diare. Pemberian ASI selama diare dapat mengurangi akibat negativ terhadap pertumbuhan dan keadaan gizi balita serta mengurangi keparahan diare.

2.      Menggunakan air bersih

Air bersih merupakan barang yang mahal saat sekarang karena di beberapa daerah yang mengalami krisis air bersih. Namun penyedian air bersih yang memadai untuk secara afektif membersihkan tempat dan peralatan memasak serta makanan, demikian pula untuk mencuci tangan. Demikian juga peralatan sumber air untuk balita, tempat yang digunakan dan lainnya harus bersih untuk mencegah terjadinya diare.

 

3.       Mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah buang air besar dan sebelum memegang makanan dan makanan merupakan salah satu cara mencegah terjadinya diare. Cuci tangan juga perlu dilakukan sebelum menyiapkan makanan, makan, dan memberikan makanan kepada balita. Balita juga secara bertahap diajarkan kebiasaan mencuci tangan.

4.      Penggunaan Jamban

keluarga harus mempunyai jamban yang memenuhi syarat kesehatan, selalu dibersihkan secara teratur .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama : Poppy Angel Pratiwi

NIM : 202001036
Kelas : A20

9.      Program Kesehatan Reproduksi

Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan seksual dan reproduksi remaja mengacu pada kesejahteraan fisik dan emosional remaja dan mencakup kemampuan mereka untuk tetap bebas dari kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman, IMS (termasuk HIV / AIDS), dan semua bentuk kekerasan seksual dan paksaan.

Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:

Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab. Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat. Pakaian dalam (CD) diganti minimal 2 kali sehari.Pastikan area organ intim selalu dalam keadaan kering dan tidak lembap. Bagi wanita, hindari menggunakan sabun wangi, sabun sirih, deodoran, bedak, dan vaginal douche karena dapat menyebabkan kulit kelamin rentan iritasi. Bagi wanita, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidak masuk ke dalam organ reproduksi.Bagi wanita yang mulai memasuki masa menstruasi sebaiknya memperhatikan kebersihan alat reproduksi saat menstruasi.

Cara menjaga kebersihan saat menstruasi dapat dilakukan dengan: Pilihlah pembalut yang bebas dari berbagai jenis bahan berbahaya dan nyaman saat dipakai. Ganti pembalut secara berkala, antara 3 hingga 5 kali dalam sehari Bersihkan vagina terlebih dahulu sebelum mengganti pembalut. (Membersihkan vagina sebainya dilakukan dengan air mengalir dan sebaiknya hindari penggunaan sabun). Cuci tangan sampai bersih setelah membuang pembalut serta sebelum mengganti pembalut. Rutin mengganti celana dalam (CD) untuk menghindari resiko tidak nyaman di sekitar vagina. Bagi wanita yang sering mengalami nyeri saat menstruasi, mengompres perut bagian bawah dengan air hangat, melakukan olahraga yang teratur, dan istirahat yang cukup mampu membantu mengurangi rasa nyeri. Akan tetapi, bila nyeri terjadi hingga berhari-hari dan menggangu aktivitas, sebaiknya hubungi dokter untuk mengonsultasikannya.

Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah terjadinya infeksi bakteri di penis. Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu, pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dankesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu, peran orang tua, guru dan tenaga kesehatan menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

D20 KELOMPOK 5 (KONSEP DASAR OUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS)

  PAPER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT “KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS” DOSEN PENGAMPUH : HJ. AFRIYANA AMELIA NURYADIN, S.KM....