Kamis, 07 Juli 2022

B20 KELOMPOK 5 (KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN AKREDITASI RUMAH SAKIT)

 

PAPER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS”

Dosen Pengampuh : Ibu Hj. Afriyana Amelia Nuryadin, SKM., M.Kes.

 

Oleh :

 

Kelompok 5

 

Ketua : Dian Wulandari

 

Anggota :


Arlin Bp

Brigita Dwitamy Rosari Tiku Allo

Faika Anraini

Nabila Azzahra

Nofelamelisa

Putri Rahmadhani

Susi Putri Sari Sihite

Tnisye Christy Noya


 

Kelas B20

 

PROGRAM STUDI ADMINITRASI RUMAH SAKIT

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA MAKASSAR

2021/2022


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.   LATAR BELAKANG

Didalam sistem organisasi  kesehatan diberbagai negara, puskesmas merupakan lokal health unit yang perannya sebagai pelaksana dalam pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat. Sebagai unit pelaksana terdepan dari lembaga kesehatan di suatu negara kehadirannya ditengah masyarakat tidak hanya berlaku sebagai pusat pelayanan bagi kesehatan masyarakat, namun lebih daripada itu juga dapat merupakan sebagai pusat komunikasi masyarakat atau komuniti senter. Tugas kedua ini justru lebih dirasakan dinegara-negara yang sedang berkembang. Karena pada negara-negara yang sedang berkembang yang latar belakang masyarakat pada umumnya masih tergolong rendah, maka kehadiran puskesmas disuatu daerah digunakan pula bagi usaha-usaha pembaharuan. Tidak saja dibidang kesehatan melainkan juga kenyataan bagi usaha modernisasi kehidupan masyarakat desa sekitarnya.

Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat menyatakan bahwa aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan sesuatu hal yang relatif kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap peranan ibu bidan atau pak mantri. Maka dari  itu kami membuat paper ini agar kiranya pemahaman tentang puskesmas dapat lebih dikembangkan.

B.    TUJUAN

Beberapa tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut:

1.     Mengetahui penggunaan istilah puskesmas

2.     Mengetahui fungsi puskesmas

3.     Mengetahui program pokok puskesmas

4.     Mengetahui sistem manajemen puskesmas

5.     Mengetahui struktur organisasi puskesmas

6.     Mengetahui definisi akreditasi

7.     Mengetahui tujuan akreditasi

8.     Mengetahui langkah-langkah persiapan akreditasi puskesmas

9.     Mengetahui dasar hukum pelaksanaan akreditasi


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.   DEFINISI PUSKESMAS

Penggunaan istilah puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat,pertama kali dimuat pada master plan of operation for strengthening national health services di Indonesia pada tahum 1996.

Menurut Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004 adalah UPTD kesehatan/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja itu sendiri. Pengertian puskesmas menurut perkemenkes no 75 tahun 2014 pusat kesehatan masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

B.    FUNGSI PUSKESMAS

Berikut ini beberapa fungsi dariadanya puskemas:

a.      Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. di samping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b.     Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha milik kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

c.      Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi:

a.      Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

b.     Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (publik goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawa jalan dan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

c.      Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (publik goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

C.   PROGRAM POKOK PUSKESMAS

Beberapa program pokok daripada puskesmas ialah sebagai berikut:

1.     Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju indonesia sehat. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakaat. Yang kedua jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan ibu dan anak antara lain:

a.      Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui,bayi,balita,dan anak prasekolah.

b.     Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan kalori dan protein, serta bila ada pemberian makanan tambahan dan mineral.

c.      Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.

d.     Imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil,bcg,dpt 3 kali, polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi.

e.      Penyukuhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program kia.

f.       Pelayanan kb pada pasangan usia subur  dengan perhatian khusus pada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan ibu berisiko tinggi.

g.     Pengobatan bagi ibu,bayi,balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit.

h.     Kuncungan untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehtan dan mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi puskesmas dan meminta mereka datang ke puskesmas lagi.

i.       Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi.

2.     Upaya keluarga berencana

a.      Mengadakan kursus kb untuk para ibu dan calon ibu.

b.     Mengadakan kursus kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai penggerak calon peserta kb.

c.      Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang kb kapan saja ada kesempatan baik di puskesmas maupun ketika mengadakan kunjungan rumah.

d.     Memasang iud, cara-cara penggunaan pil, kondom,dan cara-cara lain dengan memberikan sarannya.

e.      Mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan kehamilan.

3.     Upaya peningkatan gizi

a.      Mengenali penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka.

b.     Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi.

c.      Memberikan pendidikan gizi pada masyarakat secara perorangan kepada mereka yang membutuhkan terutama dalam rangka program kia.

d.     Melaksanakan program :

1)    Program perbaikan gizi keluarga

2)    Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori yang cukup pada anak-anak     di bawah umur 5 tahun dab ibu yang menyusui.

3)    Memberikan vitamin a pada anak-anak umur 5 tahun.

4.     Upaya kesehatan lingkungan.

a.      Penyehatan air bersih

b.     Penyehatan pembuangan kotoran

c.      Penyehatan linkungan perumahan

d.     Penyehatan makanan dan minuman

e.      Pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan

5.     Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

a.      Mengumpulkan dan menganalisa penyakit

b.     Melaporkan kasus penyakit menular

c.      Menyelidiki dilapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk untuk menemukan khusus-khusus baru dan untuk mengetahui sumber penularan

d.     Tindakan penularan untuk menahan penularan penyakit

e.      Menyembuhkan penderitasehingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi

f.       Pemberian imunisasi

g.     Pemberantasan vector

h.     Pendidikan kesehatan pda masyarakat

6.     Upaya penyuluhan kesehatan

a.      Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas kegiatan penyuluhan kesehtan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, diklinik, rumah dan kelompok masyarakat

b.     Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri tetapi di tingkat kabupaten di adakan di tenaga-tenaga kordinator penyuluhan kesehatan.kordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di puskesmas .

7.     Upaya kesehatan sekolah

a.      Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.

b.     Membina kebersihan perseorangan peserta didik

c.      Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif dalam pelayanan kesehatan melalau kegiatan dokter kecil.

d.     Penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1.

e.      Pemeriksaan kesehatan periodil sekali setahun untuk kelas 11-iv dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhana.

f.       Imunisasi peserta didik 1 dan vi.

g.     Pengawasan terhadap keadaan air

h.     Pengobatan ringan pertolongan pertama.

i.       Rujuk medik.

j.       Penanganan kasus anemia gizi.

k.     Pembinaan teknik dan pengawasan di sekolah.

l.       Pencatatan pelaporan.

8.     Upaya kesehatan olahraga

a.      Pemeriksaan kesehatan berkala.

b.     Penentuan takaran latihan.

c.      Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi.

d.     Pengobatan akibat cedera latihan.

e.      Pengawasan selama pemusatan latihan.

9.     Upaya kesehatan masyarakat

a.      Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan tumbuh kembang dan jenis kelamin.

b.     Asuhan perewatan yang di arahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat (keluarga binaan).

c.      Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus di antaranya: ibu hamil, anak balita, usia lanjut dan sebagainya.

d.     Pelayanan keperawatan kepada tingkat masyarakat.

10. Upaya kesehatan kerja

a.      Identifikasi masalah meliputi:

1)    Pemeriksaan kesehatan awal dan bekal untuk para pekerja.

2)    Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas.

3)    Peninjauan tempat kerja menentukan bahaya akibat kerja.

b.     Kegiatan peningkatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja, lingkungan kerja, dan peningkatan kegiatan kesejahteraan.

c.      Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja meliputi:

1)    Penyuluhan kesehatan

2)    Kegiatan ergonomic, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja agar tidak terjadi stress fisik.

3)    Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja.

4)    Pemakaian alat pelindung.

d.     Kegiatan pengobatan kasus penyakit  akibat kerja.

e.      Kegiatan pemulihan bagi pekerja yang sakit.

f.       Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit.

11. Upaya kesehatan gizi dan mulut

a.      Pembinaan/pembangunan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya pemeliharaan dari dalam wadah program ukgm

b.     Pelayanan asuhan pada kelompok rawan meliputi: anak sekolah,kelompok ibu hamil, menyusui dan anak pra sekolah.

c.      Pelayanan medis gizi dasar meliputi:

1)    Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang rujuk

2)    Merujuk kasus-kasus yang dapat ditanggulangi sarana yang lebih mampu

3)    Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok

4)    Memlihara kesehatan (hygiene klinik)

5)    Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan.

d.     Pencacatan dan pelaporan

12. Upaya kesehatan jiwa

a.      Kegiatan kesehatan jiwa yang berpadu dengan kegiatan pokok puskesmas

b.     Penanganan pasien dengan gangguan jiwa

c.      Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat

d.     Pengembangan upaya kesehatan jiwa puskesmas melalui tekanan bola mata, dan saluran air mata, tes lapang pandang, pundus copy, dan pemeriksaan laboratorium.

e.      Penataan dan pelaporan.

13. Upaya kesehatan mata

a.      Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegitan lainnya

b.     Upaya kesehatan mata

1)    Anamnesa

2)    Pemeriksaan visus dan mata kelar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air mata, tes lapang pandang, pundus copy dan pemeriksaan laboratorium

3)    Pengobatan dan pemberian kaca mata

4)    Operasi katarak

5)    Perawatan post operasi katarak dan glukoma yang dilakukan oleh tim rujukan dari rumah sakit

6)    Perawatan post operasi katarak dan glukoma akut

7)    Merujuk kasus yang tidak dapat diatasi

8)    Pemberian protesa mata

D.   MANAJEMEN PUSKESMAS

Manajemen puskesmas didefenisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan Iuran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan puskesmas yakni perencanaan pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan (Departemen Kesehatan, 2004).

Dari iuran beberapa pengertian manajemen tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen puskesmas diselenggarakan sebagai:

1.     Proses pencapaian tujuan puskesmas

2.     Proses menselaraskan tujuan organisasi dan tujuan pegawai puskesmas

3.     Proses mengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka efisiensi dan efektivitas puskesmas

4.     Proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

5.     Proses kerja sama dan kemitraan dalam pencapaian tujuan puskesmas

6.     Proses mengelola lingkungan

Dalam bab-bab sebelumnya dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan yang efektif dan baik diperlukan suatu manajemen. Manajemen itu terdiri dari perecanaan, pengorganisasian, penggerak, pengawasan, dan evaluasi. Begitu pula di institusi pelayanan kesehatan terutama pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) membutuhkan campur adil dari proses manajemen dalam pelaksanaan untuk meningkatkan kinerjanya.

Adapun proses-proses dalam manajemen akan diuraikan sebagai berikut:

1.     Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan puskesmas sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan puskesmas, tidak ada kejelasan kegiatan yang akan di laksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan puskesmas. Melalui fungsi perencanaan puskesmas akan ditetapkan tugas-tugas pokok staf dengan tugas-tugas ini pimpinan puskesmas akan mempunyai pedoman supervise dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan tugas-tugasnya.

2.     Organizing (pengorganisasian) adalah serangkain kegiatan manajemen untuk menghimpun sumber daya yang dimiliki puskesmas dan memanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan puskesmas. Atas dasar pengertian tersebut, fungsi pengorganisasian juga meliputi proses pengintegrasian sumber daya dimiliki puskesmas. Actuating (directing, commanding, motivation, influencing) atau fungsi penggerakan pelaksanaan puskesmas adalah proses pembimbingan kepada staf agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia. Kepemimpinan yang efektif, pengembangan motivasi, komunikasi, dan pengarahan sangat membantu suksesnya pelaksanaan fungsi aktuasi

3.     Controlling (pengawasan dan pengendalian) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai terencana yang sudah di susun dan menandakan perbaikan jika terjadi penyimpangan. Pelaksanaan fungsi manajemen ini memerlukan perumusan standar kinerja (standard performance)

4.     Evaluating (penilaian) adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah diterapkann atau suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kinerja yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta memberikan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program (Azwar, 1998)

E.    STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Struktur organisasi yang akan diterapkan di dalam kegiatan operasional puskesmas tergantung dari visi, misi, tujuan fungsi serta beban kegiatan dan program masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota yang ditetapkan oleh peraturan daerah kabupaten/kota. Umumnya struktur organisasi puskesmas, terdiri dari:

1.     Kepala Puskesmas

2.     Unit tata usaha

3.     Unit pelaksana tekhnis fungsional, yang terdiri dari:

a.      unit yang terdiri dari tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsional.

b.     Unit terdiri dari unit I,II,II,IV,V,VI,dan VII.

4.     Jaringan pelayanan:

a.      Puskesmas pembantu

b.     Puskesmas keliling

c.      Bidan di desa/komunitas

Tugas dalam struktur organisasi puskesmas, dapat dijelaskan:

1.     Kepala Puskesmas

Mempunyai tugas pokok dan fungsi, memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktual dan jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan puskesmas maupun dengan satuan organisasi diluar puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing.

2.     Kepala urusan tata usaha

Mempunyai tugas pokok dan fungsi dibidang pegawaian, keuangan, perlengkapan, dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

3.     Unit pelaksana tekhnis fungsional, terdiri dari:

a.      Unit I : Mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.

b.     Unit II : Mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu melakukan kegiatan pencengahan dan pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium.

c.      Unit III : Mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu melaksanakan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan lanjut usia.

d.     Unit IV : Mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah, dan olahraga kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya.

e.      Unit V : Mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu melaksanakan kegiatan dibidang pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.

f.       Unit VI : Mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu melaksanakan pengobatan rawat jalan dan rawat inap (puskesmas perawatan)

g.     Unit VII : Mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu melaksanakan pengolahan farmasi

4.      Jaringan Pelayanan:

a.      Puskesmas pembantu

Puskesmas pembantu yang lebih sering di kenal sebagai pustu atau pusban, adalah unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dipuskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil

b.     Puskesmas keliling

Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi mununjang dan membantu melaksanakan kegiatan - kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan puskesmas keliling adalah sebagai berikut:

1)   Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau daerah yang tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu dalam frekuensi empat kali dalam seminggu atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap puskesmas.

2)   Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luas Biasa (KBL)

3)   Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rujukan kasus darurat

4)   Melalukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual

5)   Bidan di desa/komunitas

Setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000 jiwa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan pos pelayanan terpadu (posyandu) dan pembinaan kelompok.

Dasawisma, disamping memberikan pelayanan langsung posyandu dan pertolongan persalinan dirumah penduduk. selain itu juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau lebih lanjut ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu dan terjangkau secara rasional.

F.    DEFINISI AKREDITASI

Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggaraan akreditasi yang ditetapkan oleh menteri setelah memenuhi standar akreditasi (Menkes RI, 2015).

Akreditasi puskesmas adalah proses penilaian oleh komisi akreditasi atau perwakilan di provinsi terhadap puskesmas untuk menilai apakah sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan upaya pokok sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jadi yang menilai akreditasi puskesmas merupakan komisi yang memang sudah dilatih  khusus menjadi penilai apakah sebuah puskesmas lulus akreditasi atau tidak (Yuwono, 2016).

Akreditasi puskesmas adalah pengakuan terhadap puskesmas yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai bahwa puskesmas telah memenuhi standar pelayanan puskesmas secara berkesinambungan (Rofita, 2017).

G.   TUJUAN AKREDITASI

Tujuan dari pengaturan akreditasi puskesmas menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 tahun (2015) adalah sebagai berikut:

1.     Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

2.     Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan, masyarakat dan lingkungannya, serta puskesmas sebagai institusi.

3.     Meningkatkan kinerja puskesmas

H.   LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN AKREDITASI PUSKESMAS

Puskesmas yang akan di akreditasi ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pelaksanaan penyiapan akreditasi dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh tim pendamping akreditasi puskesmas yang ditunjuk dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1.     Lokakarya di puskesmas minimal selama dua hari efektif untuk penggalang komitmen dan pengenalan awal tentang standar dan istrumen akreditasi, pembentukan panitia persiapan akreditasi puskesmas, dan pembentukan kelompok kerja, yaitu kelompok kerja administrasi dan manajemen, kelompok kerja upaya kesehatan masyarakat, dan kelompok kerja upaya kesehatan perorangan.

2.     Pendampingan di puskesmas berupa pelatihan pemahaman standar dan instrumen yang di ikuti oleh seluruh karyawan puskesmas untuk memahami secara rinci standar dan instrumen akreditasi puskesmas dan persiapan self assesment.

3.     Pelaksanaan self assesment oleh panitia persiapan akreditasi puskesmas.

4.     Panitia persiapan akreditasi puskesmas melakukan pembahasan hasil self assesment bersama tim pendamping akreditasi dan menyusun rencana aksi untuk persiapan akreditasi.

5.     Penyiapan dokumen akreditasi, dengan tahap :

a.      Identifikasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi.

b.     Penyiapan tata naskah penulisan dokumen termasuk di dalamnya pengendalian dokumen akreditasi yang meliputi pengaturan tentang kewenangan pembuatan, pemanfaatan, dan penyimpanan dokumen puskesmas.

c.      Penyiapan dokumen akreditasi:

1)      Dokumen internal yang meliputi surat-surat keputusan, pedoman mutu, pedoman-pedoman yang terkait dengan pelayanan, kerangka acuan, standar prosedur operasional (SPO), dan rekam implementasi atau dokumen sebagai bukti telusur.

2)      Dokumentasi eksternal yang perlu disediakan. Penyiapan dokemuen sebagai regualasi internal tersebut membutuhkan waktu lebih kurang 4 bulan. Selama penyiapan dokumen dilakukan pendampingan lebih kurang sampai 5 kali/ 2hari.

6.     Penataan sistem manajemen dan sistem penyelenggaraan UKM dan UKP.

7.     Setelah dokumen yang merupakan regulasi internal disusun, berikut dengan program-program kegiatan yang direncanakan, maka dilakukan implementasi sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan program kegiatan yang direncanakan. Pelaksanaan kegiatan implementasi tersebut diperkirakan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 sampai 6 bulan, dengan pendampingan 3 sampai 5 kali/2 hari.

8.     Penilaian pra-sertifikasi oleh tim pendamping akreditasi, untuk mengetahui kesiapan puskesmas untuk di usulkan dilakukan penilaian akreditasi.

9.     Pengusulan puskesmas yang siap diakreditasi dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan rekomendasi hasil penilaian pra-sertifikasi oleh tim pendamping akreditasi (Rofita, 2017).

I.      DASAR HUKUM PELAKSANAAN AKREDITASI

Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kurun Tahun 2017 dengan nomor 100/C/IX/SK/PUSK-KK/II/2017 tentang sasaran-sasaran keselamatan pasien Puskesmas Kurun yaitu pengurangan terjadinya risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Kurun wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuh langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan seperti : sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Elemen penilaian sasaran tersebut puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (a.I dari WHO patien Safety), puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif, dan kebijakan atau prosedur serta dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan resiko infeksi yang berkaitan pelayanan kesehatan.

Surat Keputusan Pimpinan Puskesmas Kurun Tahun 2017 dengan nomor 096/C/IX/SK/PUSK-KK/II/2017 tentang penyusunan indicator perilaku pemberi pelayanan klinis yaitu mencuci tangan memakai sabun sebelum dan sesudah tindakan, menggunakan APD pada waktu melakukan tindakan medis, menyapa pasien dengan ramah, memberikan konseling atau penjelasan kepada pasien sebelum tindakan, melakukan prinsip-prinsip pencegahan infeksi dengan melakukan sterilisasi alat sesuai prosedur.


 

BAB III

PENUTUP

A.   KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Kemudian akreditasi puskesmas adalah proses penilaian oleh komisi akreditasi atau perwakilan di provinsi terhadap puskesmas untuk menilai apakah sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan upaya pokok sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jadi yang menilai akreditasi puskesmas merupakan komisi yang memang sudah dilatih  khusus menjadi penilai apakah sebuah puskesmas lulus akreditasi atau tidak.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Aswedi. (2012). Dunia Keperawatan tanpa Koma. Konsep Dasar Puskesmas, 1.

Eprint. (n.d.). BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akreditasi. https://eprints.umbjm.ac.id/1004/4/BAB%202.pdf

Nuryadin, H. A. (2020). Administrasi rumah Sakit. Makassar: Yayasan Barcode.

 


 

TUGAS POSTER INDIVIDU

 

1.     ARLIN BP (202001057)

SERANGAN JANTUNG?CEGAH DENGAN TEPAT

 

Serangan jantung adalah gangguan jantung serius ketika otot jantung tidak mendapat aliran darah. Kondisi ini akan mengganggu fungsi jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Serangan jantung dapat menyebabkan kematian bila tidak segera tertangani.

Gejala dan Komplikasi Serangan Jantung   

Gejala yang dapat dirasakan penderita serangan jantung adalah nyeri dada, sesak napas atau napas berat, pusing, gelisah, keringat dingin, mual, muntah, atau sakit perut. Namun, ada juga penderita serangan jantung yang tidak mengalami gejala dan langsung mengalami henti jantung mendadak.

Serangan jantung yang parah atau terlambat ditangani bisa menyebabkan beberapa komplikasi berbahaya. Komplikasi tersebut antara lain gangguan irama jantung atau aritmia, gagal jantung, syok kardiogenik, dan henti jantung.

Pengobatan

Pengobatan serangan jantung bertujuan untuk mengembalikan aliran darah ke jantung secepatnya. Metode pengobatannya dapat berupa pemberian obat atau pemasangan ring jantung, tergantung pada tingkat dan waktu terjadinya keluhan.

Tips mencegah serangan jantung  mengubah gaya hidup menjadi cara paling mudah untuk mencegah serangan jantung. Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa Anda lakukan adalah:

1.     Berhenti/tidak merokok

Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, yang lama kelamaan dapat merusak jantung dan pembuluh darah Anda. Bahkan jika Anda telah berhenti bertahun-tahun yang lalu, kesehatan jantung Anda masih berisiko. Hal ini bergantung pada seberapa sering merokok dan berapa lama Anda berhenti. Kabar buruknya, bukan hanya perokok aktif saja yang berisiko menurunkan kesehatan jantung. Baca juga: Mungkinkah Stres Picu Serangan Jantung? Bagi perokok pasif atau orang yang kerap terkena paparan asap rokok orang lain juga dapat meningkatkan peluang Anda terkena penyakit kardiovaskular sebesar 25 hingga 30 persen, menurut penelitian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

2.     Menjaga kadar kolesterol

Menjaga kadar kolesterol tetap terkontrol juga perlu Anda lakukan jika ingin terhindar dari serangan jantung. Semakin banyak kolesterol low-density lipoprotein (LDL) yang mengambang di sekitar aliran darah meningkatkan kemungkinan pengendapan di dalam arteri koroner. Endapan lemak ini kemudian akan menjadi plak yang membatasi aliran darah. Kondisi ini bisa menjadi lebih parah jika plak pecah dan mendorong pembentukan gumpalan darah. Jika sudah begini, probabilitas serangan jantung meningkat bahkan hingga berpotensi fatal.

3.     Kelola tekanan darah

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke. Menjaga tekanan darah tetap berada di bawah 120/80 mmHg dapat menurunkan risiko serangan jantung. Mengurangi asupan garam menjadi salah satu cara yang bisa Anda lakukan. Terlalu banyak natrium dalam darah dapat membebani ginjal untuk membuangnya. Hal ini akan menyebabkan tekanan darah tinggi. Baca juga: 4 Gejala Awal Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai

4.     Tidur

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia. Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya penyakit jantung. Melansir dari Business Insider, orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam dalam semalam lebih rentan mengalami penyakit terkait jantung seperti serangan jantung dan stroke. Sebuah penelitian yang terbit dalam Journal of the American College of Cardiology tahun 2019 menemukan oranh yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki risiko serangan jantung yang meningkat hingga 20 persen. Meski begitu, tidur berlebihan juga tidak dianjurkan. Dalam penelitian yang sama menemukan orang dengan kebiasaan tidur lebih dari 9 jam semalam mengalami peningkatan risiko serangan jantung hingga 34 persen.

5.     Manajemen stres

Stres kronis dapat meningkatkan peradangan pada tubuh kita. Ini juga berarti dapat meningkatkan tekanan darah dan menurunkan kolesterol baik HDL. Kondisi-kondisi di atas dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Hal ini berkaitan dengan stres kronis membuat seseorang cenderung melakukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, makan makanan berlemak, hingga konsumsi alkohol. Baca juga: Waspada, Serangan Jantung Diam-diam yang Kerap Menyerang Pria.

6.     Menjaga pola makan dan berat badan

Pola makan sehat adalah salah satu kunci untuk menjaga kondisi jantung tetap optimal. Apa yang Anda konsumsi dapat mempengaruhi faktor risiko terkontrol seperti kolesterol, tekanan darah, diabetes, dan kelebihan berat badan. Pilihlah makanan kaya nutrisi yang mengandung vitamin, mineral, serat, dan rendah kalori. Cara ini membantu Anda juga untuk menjaga berat badan tetap ideal. Berat badan yang sehat dapat menjadi salah satu faktor penting untuk mengurangi risiko serangan jantung. Sebaliknya, obesitas akan menempatkan Anda pada risiko kolesterol dan tekanan darah tinggi yang membuat rentan serangan jantung.

7.     Berolahraga

Gaya hidup aktif adalah salah satu hal yang bisa Anda usahakan untuk mencegah serangan jantung. Menurut penelitian yang dilakukan pada 20.000 pria Swedia menemukan bahwa olahraga teratur dapat mengurangi risiko serangan jantung sebesar 3 persen. Menurut laman John Hopkins Medicine, olahraga seperti aerobik lebih baik untuk mendapatkan mandaat tersebut. Itu karena jenis olahraga ini dapat mengurangi tekanan darah dan detak jantung.

Tetap jaga kesehatan yahh teman-teman

 

2.     BRIGITA DWITAMY ROSARI TIKU ALLO (202001058)

PROGRAM SADARI KANKER PAYUDARA

Sadari adalah bentuk deteksi kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Sadari bagian dari program pemerintah kesehatan yang melatih kemandirian masyarakat untuk dapat melakukan pengecekan sesuai dengan langkah-langah yang telah diuji dan dapat diterapkan pada wanita dengan harapan dan tujuan dapat menjaga kestabilan kesehatan payudara dan terhindar dari kanker payudara .

Kanker sendiri memiliki definisi penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh. Menurut Dalimartha,2004 Sadari memiliki tujuan utama yakni menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik.Ternyata 75-85% keganasan payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri .dan kanker payudara selain pada wanita juga dapat dijumpai pada laki-laki namun tentunya dengan presentase yang langka.

Namun kasus yang dijumpai pada masyarakat , mereka menganggap sadari tidak terlalu penting sehingga segan melakukan sadari dengan berbagai alasan satu diantaranya takut menemukan benjolan yang menjadi indikator dari kanker dan sikap ini yang harus diluruskan karena waktu terbaik untuk pemeriksaan sadari semestinya dilakukan secara rutin setiap bulan saat beberapa hari sesudah menstruasi.

Ada beberapa cara untuk mengenali terjadinya kanker payudara:

a.      Lunak dan bengkak pada payudara

b.     Terdapat benjolan pada area payudara

c.      Tekstur payudara berkerut dan mengeluarkan cairan

 

Menyikapi banyak terjadinya kanker payudara maka pentingnya melakukan sadari dan akan lebih baik lagi jika disesuaikan dengan usia

a.      Pemeriksaan payudara sendiri pada wanita usia 35-40 dengan tujuan untuk menetapkan keadaan payudara normal (Edi Sigar,2005)

b.     Pemeriksaan dengan sadari setiap satu tahun sekali dan pemeriksaan manual kepada pihak medis setiap dua tahun sekali pada usia 40-49 tahun (Edi Sigar,2005)

c.      Pemeriksaan payudara secara sadari dan pemeriksaan media setiap satu tahun sekali. (Edi Sigar,2005)

 

Dalam melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri, memerlukan penglihatan, cermin, dan tangan. Kemudian Berdiri di depan kaca lalu  membuka pakaian dari area pinggang ke atas dan  pastikan terdapat cukup pencahayaan dalam ruangan agar proses deteksi kanker payudara berjalan baik .

Langkah-langkah pemeriksaan payudara meliputi :

a.      Perhatikan payudara Anda. Kebanyakan wanita tidak memiliki payudara yang ukurannya sama besar (payudara kanan lebih besar atau lebih kecil daripada yang lain).

b.     Letakkan tangan pada pinggang dan tekan kuat-kuat untuk mengencangkan otot dada. Perhatikan payudara sambil berkaca dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya.

c.      Berdirilah dengan lengan di samping tubuh. Perhatikan bentuk, ukuran, dan apakah ada perubahan seperti permukaan dan warna kulit, juga bentuk puting payudara.

d.     Periksa apakah terdapat cairan yang keluar dari puting Anda. Tempatkan jempol dan jari telunjuk Anda di sekitar puting, lalu tekan perlahan mengikuti arah jarum jam, dan perhatikan apakah ada cairan yang keluar

e.      Membungkuklah di depan kaca sehingga payudara terjulur ke bawah. Perhatikan dan raba untuk memeriksa apakah ada perubahan tertentu pada payudara.

f.       Tautkan kedua tangan di belakang kepala dan tekan ke dalam. Perhatikan kedua payudara Anda, termasuk di bagian bawah dan ulangi pada payudara yang lain.

 

Pemeriksaan sadari juga dapat dilakukan saat mandi hal ini dikarenakan adanya sabun dapat memperhalus proses pergerakan tangan sehingga membantu kegaiatan sadari menjadi efektif dan  sadari juga dapat dilakukan dalam keadaan berbaring dengan meletakkan bantal kecil dibawah punggung kanan dan meraba seluruh permukaan payudara kanan dengan gerakan memutar, yaitu dengan tiga ujung jari tengah yang dirapatkan, lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut dimulai dari pinggir dengan mengikuti putaran jarum jam dan lakukan hal yang sama pada payudara kiri.

 

3.     DIAN WULANDARI (202001062)

PELAKSANAAN POSYANDU DISAAT COVID-19

 

POSYANDU atau pos pelayanan terpadu merupakan salah satu program kesehatan yang kerap kali dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas beserta kader dalam cakupan wilayahnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat dengan bimbingan petugas terkait.

Dalam pelaksanaan posyandu itu sendiri, ada beberapa jenis pelayanan yang dapat kita temui misalnya, edukasi dan pemberian KB, peningkatan gizi, penanggulan penyakit yang mempunyai frekuensi tinggi, imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pemberian vitamin dan lain sebagainya. Hal ini  bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian ibu (AKI).

Pada masa pandemi, kebanyakan ibu hamil dan ibu rumah tangga takut untuk melakukan pemeriksaan atau mengikuti program kesehatan posyandu. Hal ini terjadi, karena ketakutan para ibu untuk berhubungan dengan tenaga kesehatan yang dinilai sering berinteraksi dengan pasien serta lingkungan rumah sakit. Namun tak perlu khawatir, bahwasanya dalam pelaksanaan posyandu para tenaga kesehatan juga kader telah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin agar kiranya mereka tetap bersih dan tidak menjadi penyebab penularan Covid-19.

Adapun aturan pelaksanaan posyandu di saat Covid-19 antara lain sebagai berikut:

a.      Beroperasi atau tidaknya posyandu diserahkan kepada kebijakan pemerintah daerah setempat.

Pelaksanaan atau pengoperasian posyandu tidak dilakukan secara illegal. Artinya, pihak pelaksana posyandu tetap memperhatikan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat. Jika PERDA mengizinkan, maka posyandu akan tetap dilaksanakan, begitu juga sebaliknya.

b.     Kader posyandu sehat serta memakai masker dan sarung tangan.

Seperti yang diketahui, bahwasanya dalam masa pandemi Covid-19 salah satu langkah pencegahannya ialah dengan mengenakan masker. Dalam pelaksaan posyandu, petugas kesehatan dan juga kader diwajibkan untuk mengenakan masker juga sarung tangan sehingga dapat mengurangi kontak fisik langsung dengan masyarakat. Dimana hal ini dapat meminimalkan atau mencegah penularan covid-19.

c.      Meja tidak berdekatan

Seperti halnya poin nomor 2, anjuran mengenai jaga jarak juga dilaksanakan. Bahkan bukan hanya manusia dalam artian petugas dan masyarakat yang dianjurkan untuk jarakan, melainkan meja yang dipakai untuk keperluan pemeriksaan juga diberi jarak yaitu minimal 1 meter. Selain itu, pihak pelaksana juga menyediakan cairan pembersih tangan agar ketika masyarakat telah melakukan pemeriksaan atau melakukan aktivitas lainnya dapat membersihkan tangannya kembali.

d.     Orangtua bayi dan balita membawa kain atau sarung sendiri untuk penimbangan

Dalam proses penimbangan bayi, pihak pelaksana mewajibkan para orangtua untuk membawa kain atau sarung masing-masing. Hal ini dilakukan, agar tidak adanya pemakaian barang secara bergantian oleh masyarakat yang melakukan pemeriksaan. Dengan melakukan hal tersebut, maka dapat mencegah atau mengurangi yang namanya penularan covid-19 dari sesama masyarakat.

e.      Atur jadwal layanan maksimal 10 orang di area layanan

f.       Anak yang sudah disuntik menunggu diluar atau tempat terbuka sekitar 30 menit sebelum pulang.

 

Mengikuti pelaksanaan posyandu tentu memiliki banyak manfaat bagi kehidupan kita. Namun, kekhawatiran akan covid-19 juga tidak bisa dielakkan. Dengan adanya hal ini, maka para orangtua tidak perlu khawatir, karena selama mengikuti aturan yang telah ditetapkan dengan baik, maka penularan covid-19 akan terminimalisir.

Jangan takut mengikuti posyandu dan jangan takut ke puskesmas. Periksakan diri dan keluarga, sebab menjaga dan mencegah lebih baik dari mengobati.

4.     FAIKA ANRAINI (202001063)

KESEHATAN MENTAL DI MASA SOCIAL DISTANCING

Kesehatan Mental di Masa Social Distancing merupakan informasi psikologi edukasi mengenai kesehatan mental. Media poster ini dibuat berdasarkan keadaan saat ini yang diharuskan untuk social distancing. Poster ini dibuat untuk membantu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bagaimana cara menjaga kesehatan mental dengan enam hal yang harus dilakukan atau diperhatikan. Gambar pada poster ini untuk membantu menekankan tema atau judul poster ini yaitu kesehatan mental (mental health).

Adapun 6 hal yang perlu kita lakukan adalah sebagai berikut:

a.      Membuat jadwal dan target bagi bekerja dari rumah

b.     Hindari berita hoax dan pilihlah sumber informasi terpercaya

c.      Lakukanlah olahraga ringan agar tubuh tetap bergerak

d.     Jaga kesehatan fisik dengan makanan bergizi,minum vitamin,cukup istrahat dan berjemur minimal 15 menit

e.      Tetap berinteraksi dengan orang lain secara daring seperti menggunakan telepon panggilan video atau person teks

f.       Pertahankan harapan positif dan focus pada pikiran yang dapat kita kontrol.

                           

5.     NABILA AZZAHRA (202001081)

GERMAS

 

GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.

Di masa pandemi Covid-19, pentingnya menjaga kesehatan, terutama kesehatan diri sendiri karena pencegahan tersebut adalah yang paling baik dan murah.

Penyakit bisa datang karena pola hidup yang kurang baik sering kita terapkan pada kehidupan sehari-hari. Ketika sakit, tentunya kita tidak dapat mampu melakukan aktifitas secara maksimal, sehingga produktifitas menurun.

Untuk itu, langkah pencegahan dan menjaga diri dari Virus Covid-19 adalah dengan menerapkan GERMAS. Adapun caranya adalah dengan beberapa kegiatan berikut:

a.      Terapkan protokol kesehatan 6M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari kerumunan,mengurangi mobilitas,dan mengindari makan bersama)

b.     Aktivitas fisik dan istirahatyang cukup

Aktivitas yang cukup merupakan setiap gerakan tubuh yang di akibatkan kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluarn tenaga serta energi.

Aktivitas ini mencakup aktivits yang dilakukan disekolah, ditempat kerja, aktivitas dalam keluarga / rumah tangga, aktivitas selama dalam perjalanan dan aktivitas lain yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang sehari –hari.

Seberapa banyak aktivitas fisik yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan ?. Aktivitas fisiksebaiknya dilakukan bertahap melalui dari yang ringang dalam bentuk aktivitas fisik sehari –hari untuk menjaga kesehatan. Kemudian dapat meningkatkan menjadi latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani.

c.      Makan dengan gizi yang seimbang,

d.     Jaga kebersihan lingkungan,

e.      Tidak merokok,

f.       Minum air mineral 8 gelas/hari

Adapun manfaat dari minumair yang cukup, antara lain sebagai berikut:

1)    Dapat memelihara fungsi ginjal

2)    Menghindaari dehidrasi

3)    Perawatan kulit

4)    Mengontrol kalori

5)    Perlancar pencernaan

6)    Mengurangi resiko kanker kemih

g.     Makan makanan yang dimasak dengan sempurna dan jangan makan daging dari hewan yang berpotensi menularkan,

h.     Dan bila demam dan sesak nafas, segera ke fasilitas kesehatan

6.     NOFAELA MELISA (202001076)

BAHAYA PENYAKIT CAMPAK DAN RUBELLA

 

Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran pernafasan. Anak-anak dan orang dewasa yang belum di imunisasi Campak dan Rubella, atau yang belum pernah mengalami penyakit Campak dan Rubella memiliki risiko tinggi tertular penyakit ini.

Gejala penyakit Campak dan Rubella:

a.      Demam tinggi

b.     Diare

c.      Ruam kulit

d.     Batuk

e.      Mata merah

Penyakit Campak dapat menyebabkan:

a.      Radang paru (PNEUMONIA)

b.     Radang otak (ENSEFALITIS)

c.      Kebutaan

d.     Diare dan gizi buruk

Penyakit Rubella dapat menyebabkan:

a.      Kelainan jantung

b.     Kelainan mata (KATARAK KONGENITAL)

c.      Tuli

Bagaimana agar terlindungi dari penyakit Campak dan Rubella:

Tidak ada pengobatan untuk penyakit Campak dan Rubella namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit Campak dan Rubella. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus”.

 

7.     PUTRI RAHMADHANI (202001082)

 

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Rumah tangga yang sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu:

a.      Lakukan persalinan di Fasilitas Kesehatan

b.     Memberi Bayi ASI Eksklusif

c.      Menimbang Balita Setiap Bulan

d.     Makan Buah dan Sayur Setiap Hari

e.      Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

f.       Menggunakan Air Bersih

g.     Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

h.     Memberantas Sarang Nyamuk Minimal Sekali Seminggu

i.       Menggunakan Jamban Sehat

j.       Tidak Merokok

 

Manfaat Menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah sebagai berikut:

a.      Mencegah penyakit infeksi

Salah satu tujuan utama penerapan PHBS adalah untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan. Dengan membiasakan diri hidup bersih dan sehat, Anda akan terhindar dari berbagai virus, bakteri, jamur, dan parasit penyebab penyakit infeksi

b.     Mendukung produktivitas

Badan yang sehat dan lingkungan yang bersih dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar, bekerja, dan aktivitas lainnya. Selain itu, Anda pun menjadi lebih nyaman dan bersemangat dalam beraktivitas.

c.      Mendukung tumbuh kembang anak

PHBS yang diterapkan di rumah tangga juga turut berperan dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan mencegah stunting. Dengan kebersihan yang terjaga, anak-anak akan terlindungi dari kuman penyebab penyakit.

d.     Melestarikan kebersihan dan keindahan lingkungan

Lingkungan yang bersih, asri, dan hijau pastinya lebih nyaman untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat perlu menerapkan kebiasaan PHBS untuk menjaga kebersihan lingkungannya.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, tidak buang air kecil dan buang air besar di sungai, serta melakukan penghijauan dengan menanam pohon di sekitar rumah.

 

Penerapan PHBS mendatangkan banyak manfaat bagi kesehatan Anda, keluarga, dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat mulai dari diri sendiri. Jika masih memiliki pertanyaan seputar pentingnya PHBS, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

8.     SUSI PUTRI SARI SIHITE (202001089)

Gaya hidup sehat adalah cara kita menjalani hidup guna menurunkan risiko terkena penyakit atau meninggal dunia di usia muda. Memang tidak semua penyakit dapat dicegah, tetapi sebagian besar penyakit kronis atau penyakit penyebab kematian selain itu Menjalani gaya hidup sehat bukan hanya sekadar mencegah penyakit, lho, tetapi juga menjaga kesehatan fisik, mental, dan sosial. Terlebih lagi, selain memberikan manfaat untuk diri sendiri, gaya hidup sehat yang kita terapkan bisa menular ke orang-orang di sekitar kita disini teman - teman² harus tau  cara mudah untuk memulai gaya hidup sehat yang bisa langsung di terapkan dan jadikan rutinitas baru yaitu:

a.      Istirahat yang cukup

b.     Memperhatikan asupan makanan

c.      Minum air putih minimal 2 liter sehari

d.     Rajin berolahraga

e.      Membiasakan hidup bersih

f.       Meninggalkan kebiasaan buruk

 

Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan program Gaya Hidup Sehat adalah peran puskesmas yang meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat agar bisa menanggulangi dan mencegah masalah kesehatan sehingga mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.

 

9.     TNISYE CHRISTY NOYA (202001091)

PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT, Adalah kegiatan mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelilaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat. Program baik berupa Upaya dan Pencegahan dan penangulangan Perbaikan Gizi di Puskesmas meliputi :

a.      Upaya perbaikan gizi keluarga

b.     Upaya perbaikan gizi Institusi

c.      Upaya penanggulangan kelainan gizi

d.     Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium

e.      Pencegahan dan penanggulangan anemia besi

f.       Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein dan kurang energi kronis

g.     Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A

h.     Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro lain

i.       Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih

Tujuan Umum dari program perbaikan gizi masyarakat  adalah menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat. Tujuan Khususnya antara lain sebagai berikut:

g.     Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan benar sesuai dengan gizi seimbang.

h.     Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari berbagai institusi pemerintah dan swasta

i.       Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi puskesmas lain dalam merencanakan, melaksankan, membina, memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat.

j.       Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi.

k.     Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan dan pelaporan masalah gizi dan tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang beresiko menderita kelainan gizi antara lain

1)    Bayi, anak balita, anak prasekolah dan anak usia sekolah.

2)    Wanita usia subur termasuk calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan usia lanjut.

3)    Semua penduduk rawan gizi.

4)    Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi.

5)    Pekerja penghasil rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

D20 KELOMPOK 5 (KONSEP DASAR OUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS)

  PAPER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT “KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN AKREDITASI PUSKESMAS” DOSEN PENGAMPUH : HJ. AFRIYANA AMELIA NURYADIN, S.KM....